Chapter - 24

11 1 0
                                    




Setelah beberapa jam sebelum ini sekitar jam sebelas hingga jam satu siang. Pagi ini hujan turun dengan sangat deras redanya disaat pukul sebelas. Suasanya membuat Raka sangat malas untuk keluar dari kamarnya. Raka masih kepikiran, kenapa ya ? mama tidak bertanya tentang Zahrina. Mungkinkah mama tak suka dengan Zahrina. Tapi tidak! mama bukan orang yang seperti itu. Memang mama sudah tidak mencampuri urusan kami saat kami mulai dewasa. Raka bolak balik dikasurnya sambil memandang foto Zahrina karna senang bisa mendapatkannya rasa senang nya dia tumpahkan dengan tingkahnya mengulingkan badanya dikasur tanpa sadar menjatuhkan dirinya dia mulai bangun dan mengelus kepala yang terbentur lantai saat jatuh tadi. Perasaan kaget  saat matanya melihat sesuatu dibawah tempat tidur nya rasa penasarannya membuatnya ingin mengambil apa yg dilihatnya Raka meraihnya sebisa mungkin agar tahu apa itu, jarak antaranya dengan yg diraihnya cukup jauh dia memaksa dirinya untuk masuk ke bawah tempat tidur. Raka berhasil mendapatkan apa yang membuatnya penasaran hanya selembar daun foto? membalikkan gambar dibalik selembar foto itu keadaan Raka masih di bawah tempat tidur saat ingin melihat foto siapa yang ada dibawah tempat tidur nya ini. Foto itu membuatnya menyakiti kepalanya lagi, karna kaget melihat isi foto yang ditangannya ini dia kembali membentur kepalanya.
mengelus kepala sambil keluar dari kolom kasurnya.

Raka
"ini kan.."

 sambil menyapu debu dibadannya Raka tak percaya bisa menemukan foto yang sudah lama ini.

Raka
"bukan kah ini foto lama?kok bisa ada dibawah kasur yah."

Raka duduk dikasurnya dan mulai memandangi foto masa kecilnya ini. Didalam foto itu ada tiga anak kecil diantaranya ada Raka dan juga Rilzas dan ditengah mereka ada seorang gadis kecil yang sangat cantik seperti peri matanya yg bulat berwarna biru dengan senyumnya yang menenangkan jiwa. Gadis kecil ditengah itu memeluk teddy bearnya dengan tangan kanannya dan tangan kirinya mengengam tangan Rilzas. oh? itu membuat Raka sedikit kesal.

Raka
"Senang sih bisa dapet foto ini dari Ahry, tapi seharusnya dia memegang tanganku bukannya tangan kakakku."( cemberut )

Raka kembali teringat dengan masa lalunya ini disaat dimana Ahry mendatanginya untuk terakhir kali untuk memberinya Foto itu untuknya. Waktu itu Ahry sangat terburu-buru dan disaat bersamaan Rilzas tidak ada disaat Ahry datang untuk terakhir kali. Raka yang ingin menyimpan ini untuk dirinya sendiri tak ada niatan untuk memberitahu kan hal ini pada Rilzas. Memandangi foto itu sambil mengingat masa lalu. pintu kamarnya diketuk.

Raka
"iyaa... tunggu"

Raka memasukkan foto itu ke laci meja disamping kasurnya dan menuju ke pintu untuk membukakan pintu. Terlihat mama dengan senyuman manisnya.

Raka
"Ada apa, ma?"

Mama
"Ada yang ingin mama tunjukkin ke kamu."

Raka
"Apa itu ma?

Mama
"Ikut aja"

Raka menurut mengikuti mama nya dari belakang tak terpikir Raka akan dibawa kemana tapi perasaannya kata ini suatu hal yg penting. Keadaan sebaliknya perasaan nya berubah dengan penasaran, kenapa ke kolam renang? mama berhenti dan menunjuk ke depan Raka menoleh ke arah mana mama menunjuk. itu kan.

Mama
"Itu kerjaan siapa?"

mama menunjuk kearah tempat dimana Raka bersantai dan disana sampah bertebaran.

Raka
"Cuma ini?"

Mama
"Kamu tau sendiri kan kalau mama paling gak suka sama yang namanya kotor. Sekalipun kamu itu anak mama tetep aja mama gak suka yang beginian."

Raka
"oh ayolah ( merengek ) kan ada pembantu yang bersihin ma."

Mama
"Raka.." ( serius )

mama mulai memandangnya dg serius sambil melipat kedua tangannya di dada.

Raka
"iyaa.. yah." ( terpaksa )

Raka mulai membersihkan tempat yang dibuatnya berangtakkan dengan muka melesnya. Iya sih dia tau banget mama orangnya itu super bersih ada pegila rapi. mama tetap disana memandanginya membersihkan tempat yg dikotorinya. Setelah semua selesai sampai membuang sampah walau itu bukan tugasnya dan kembali ke hadapan mamanya. Mama yg mukanya serius tadi mulai tersenyum manis lagi dan mengacak rambut nya.

Raka
"mama..." ( merengekk )

Mama
"Gitu dong.." ( senyum lebar )

Setelah puas mengacak rambut anaknya yang manja ini. Mama berlalu dari hadapan raka, dia memandangi mama yg berlalu menjauh dari pandangannya.


Zahrina SyalwaaisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang