"Hei kamu!"
"Aish, merah muda!"
"Kamu yang tingginya 155 centi! Bisa berhenti sebentar?"
Sakura menghentikan langkah kakinya, dengan dengusan pelan, ia memutar tubuhnya ke belakang dan menatap malas pria reven berwajah tampan yang tingginya seperti tiang jalanan.
"Kamu bicara padaku ya, tiang jalanan?"
Pria bernama lengkap Sasuke Uchiha itu mengangguk samar dan berjalan mendekati Sakura. Bukan tanpa alasan ia mendapat julukan 'tiang jalanan' dari Sakura, karena postur tubuhnya yang memang tinggi sekitar 190 centi. Sakura bahkan sedada pria itu.
"Kita ada janji pulang bersama bukan? Kenapa kamu kabur seolah aku ini penagih hutang?" hardik Sasuke tidak terima.
"Aku tak ingat punya janji denganmu," sinis Sakura sambil bersidekap.
Sasuke menunduk, karena perbedaan tinggi yang lumayan jauh membuat Sasuke harus berkomunikasi dengan Sakura dengan cara seperti ini.
"Kamu selain pendek juga pelupa, ya?"
"APA?"
"Sekarang pendengaranmu juga? Oh, apa aku perlu mengantarmu ke dokter THT?"
Habis sudah kesabaran Sakura. Menginjak kaki Sasuke adalah pilihan Sakura ketika surai reven Sasuke tak bisa ia gapai. Mengaduh pelan, Sasuke hampir mengumpat karena melihat Sakura pergi begitu saja tanpa rasa bersalah.
*****
"Kamu dari mana saja? Kenapa bolos kelas pak ular itu, huh?" Ino langsung mengambil tempat duduk di depan Sakura. Mereka berdua berada di kantin kampus, sekarang.
"Mules, aku di kamar mandi," jawab Sakura asal. Netra hijaunya fokus pada buku yang sedang di bacanya. Mengabaikan tatapan kesal Ino, Sakura lebih tertarik melihat deretan kata bewarna hitam di atas selembar kertas coklat usang.
"Baca buku apa sih?" Ino mendekatkan tubuhnya ke depan, karena terhalang meja, Ino tak bisa bergerak leluasa.
"Cerita jaman kerajaan."
"Oh." Ino kembali duduk, "Katanya Sasuke mengejarmu kamu lagi ya?"
"Pria sinting itu terus mengikutiku!" Sakura menutup bukunya kencang, terbawa emosi karena mendengar kata yang menurutnya keramat dari bibir Ino.
"Dia bahkan mengejekku! Aku benar-benar ingin menggaruk wajahnya!" gemas Sakura sambil mempraktekkan dua tangan yang mempunyai kuku itu gerakan mencekram seperti macan betina.
Ino tertawa, "Lucu sekali... Jangan terlalu benci, nanti jatuh hati."
Sakura berpura-pura muntah, lalu mengumpat pelan melihat sosok Sasuke masuk ke area kantin. Baru saja dibicarakan, kenapa sudah ada disini? Apa Sasuke menaruh GPS di tubuhnya? Menutup wajahnya dengan buku yang ia baca tadi, Sakura sengaja menunduk agar Sasuke tak sadar jika ia berada di kantin.
Apalah daya, mungkin karena jodoh atau bagaimana Sasuke sudah melihat Sakura sejak tiba di kantin. Bahkan jika dilihat dari dekat sudut bibir pria itu tertarik ke atas, menyeringai kecil. Seperti menemukan kelinci diantara ribuan bebatuan.
Sasuke lalu menatap hal lain, berpura-pura jika ia tak melihat Sakura. Kedatangannya kesini memang ingin mencari gadis merah muda yang kabur dari pengawasannya. Padahal Sasuke hanya ingin berniat baik dengan mengajak Sakura pulang bersama dengan sepeda motor hitam miliknya, kenapa Sakura bersikukuh menolak? Ketika puluhan gadis ingin naik motor bersama Sasuke?
Sasuke sejenak berpikir, mungkin daya pikatnya sudah menurun hingga Sakura bahkan mengabaikan dirinya. Awal mula itulah yang membuat Sasuke penasaran dengan sosok Sakura, lebih tepatnya pada adik tingkatnya. Terkadang mencoba mencari perhatian dengan melewati kelas Sakura, lalu menghalangi jalan gadis itu di parkiran, kemudian membawakan makanan dan minuman yang berakhir di buang atau di makan teman baiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Min And Max[✔]
Fanfiction[ONESHOT] Sasuke merasa jika daya pikatnya menurun karena Sakura terus mengabaikan kehadirannya. Disclaimer©Masashi Kishimoto Cover by @kwon___a