Author pov
"MEMANGNYA SIAPA YANG INGIN SATU RUMAH DENGANMU HUH?!" Hyun menggebrak piring plastik pada meja makan berlapis kaca didapur"KAU KIRA AKU TIDAK BISA PERGI DARI RUMAH INI? AKU TIDAK AKAN BERTAHAN DISINI JIKA BUKAN KARNA ANAK-ANAK KU,MENGERTI?!" sambung hyun lagi
aera yang berada ditengah-tengah keributan kedua orang tuanya hanya bisa menangis dengan pasrah,ia tidak menyangka bahwa orang tuanya akan tega bertengkar didepan anaknya sendiri
"AKU MUAK DENGANMU! JANGAN PERNAH MUNCUL DIHADAPANKU LAGI!" Lee akhirnya mengalah,ia memutuskan untuk pergi dari rumah dan meninggalkan hyun yang sama sama sedang terbakar emosinya
Hyun berdecak kesal,kemudian ia duduk dengan wajahnya yang tampak memerah. Sesekali hyun melirik pada aera yang masih terisak dan kemudian ia menenangkannya,namun seperti biasa aera pasti akan menolak pelukan ibunya dan memilih untuk pergi juga meninggalkannya
Pagi ini Aera melakukan kesalahan lagi,kesalahan yang ia buat juga mutlak hasil kesengajaan dari dirinya.gadis itu meminta orang tuanya untuk datang diacara kelulusannya 1 bulan mendatang dan memberi masukan agar keduanya dapat memakai pakaian yang serasi, Tapi.. baru saja aera melontarkan beberapa kalimat dari mulutnya,kedua orang tuanya sudah memulai per cek-cokan dengan seperti biasanya
Aera sama skali tidak menyesal atas perbuatannya,hanya saja ia menangis karna kecewa.. orang tuanya bahkan tidak bisa bersikap manis meskipun itu hanya tipuan belaka didepannya. aera juga berfikir bahwa keduanya memang akan segera bercerai dan aera akan dicap sebagai anak dari dua orang tua yang tidak berhasil mendirikan sebuah rumah tangga,aera benci.. aera takut akan hal itu
"aku sudah memperingatkanmu untuk tidak bicara seperti itu pada mereka,kau yang memulai tapi kau juga yang menangis" yeon menenangkan aera yang tiba-tiba saja masuk kedalam kamarnya dalam keadaan menangis
"Hikss .. hikss .. setidak .. nyaa .. mereka .. mengatakan alasan kenapa .. mereka tidak mau datang .. ke .. acara kelulusan ku .. ber .. samaaa .. hikss" jawab aera dengan masih terisak
sebenarnya yeon mendengar pertengkaran yang ada dimeja makan tadi,tapi ia memutuskan untuk tidak kesana dan melerai keduanya karna ia pikir melerai mereka hanya akan memperburuk keadaan,tapi setelah tau bahwa penyebabnya adalah adiknya,ia jadi menyesal sudah membiarkan orang tuanya bertengkar. Akhir-akhir ini aera semakin sering menangisi hubungan antara ibu dan ayahnya,yeon tidak mau aera tertekan karna itu
"aku.. aku ingin .. kerumah dongwoo oppa,aku tidak ingin .. disini"
Yeon menoleh pada aera yang hampir seluruh matanya bengkak karna terus menangis "andwae" jawab yeon ketus
aera menjawab ucapan yeon dengan menggeleng "tidak .. aku harus .. aku harus menghilang demi membuat .. mereka kembali ak .. ur"
"Ya! Aera-ya! Apa kau sudah gila? Kau malah akan membuat keadaan menjadi buruk,mereka akan saling menyalahkan diri mereka karna tidak dapat menjagamu dengan baik. kumohon aera.. mereka punya urusan masing-masing,tugas kita sebagai anak hanya perlu berbakti kepada keduanya.. aku akan kesepian jika kau ikut meninggalkanku seperti dongwoo oppa" lirih yeon,gadis itu juga memeluk aera dengan penuh kasih sayang. Ia khawatir jika adiknya akan benar-benar kabur dari rumah
mengenai tempat tinggal dongwoo,pria itu memang menyewa sebuah apartement di sekitaran kantornya. Letak rumah orang tuanya yang sangat jauh membuatnya terpaksa tinggal terpisah dengan kedua adik perempuannya. Namun dongwoo juga tak jarang mampir hampir setiap hari kerumah orang tuanya,tapi hari ini dongwoo sudah menitipkan sebuah pesan pada shik ahjumma bahwa pekerjaannya sedang sangat menumpuk dan ia tidak bisa mampir meskipun hanya sebentar
YOU ARE READING
serendipity || park jimin
RomanceMalam itu lebih dari sebuah kebetulan,itu semacam takdir yang memang sudah direncanakan untuk bertemu denganmu. Perihal kejadian itu,aku tidak tau harus senang atau ikut sedih. Kita ikuti saja alurnya.. jika berakhir dengan senyuman maka aku akan me...