🎵Remember - Dear cloud
****
Cuaca sangat cerah hari itu, ketika Krist mengajak sang kakak untuk pergi usai Krist keluar dari rumah sakit, sesuai dengan janji Kongpob yang akan menuruti apapun keinginan Krist waktu itu, akhirnya mereka pergi siang ini, setelah meributkan hal-hal yang tidak penting sebelumnya.
Sebenarnya Krist sudah pulang sejak dua hari yang lalu, dan tentu saja pria manis itu menagih janji Kongpob kepadanya, akan tetapi sang kakak mencoba untuk ingkar dan mengatakan Krist belum sembuh betul jadi harus menunggu dua sampai tiga hari lagi baru mereka akan pergi keluar.
Sontak saja mendengarnya Krist kesal, sebab pada kenyataannya Krist baik-baik saja, terlukapun tidak tetapi Kongpob memperlakukannya seperti orang sekarat yang mau mati besok, bukankah itu sangat mengesalkan?
Dan hari ini Krist membuat Kongpob tidak bisa menolak ajakannya, padahal mereka hanya pergi sebentar, memangnya Krist mau berperang atau melawan musuh hingga butuh persiapan berhari-hari?
Krist hanya mau berjalan-jalan bersama Kongpob meskipun sebentar juga tidak masalah, sambil mengingat kenangan masa kecil mereka dulu di tempat yang akan mereka tuju, lagipula Krist juga takut dengan yang namanya ketinggian, bahkan wahana yang membuat adrenalinnya terpacu. Krist masih mau hidup, jadi untuk apa melakukannya, cukup berkeliling menikmati suasana keramaian saja sudah membuat Krist senang.
Kapan lagi pergi bersama Kongpob?
Yang terpenting untuk Krist itu bukanlah, kemana Krist akan pergi nanti akan tetapi bersama siapa Krist akan pergi. Karena menurut Krist pergi ketempat yang sangat baguspun jika tidak bersama seseorang yang kau suka pasti itu akan terlihat sangat buruk.
"Kau yakin tidak apa-apa?"
"Berhentilah bersikap seolah aku ini pesakitan."
"Phi kan hanya bertanya kenapa kau marah?"
"Karena aku kesal pada phi."
"Jika seperti itu phi tidak akan bertanya."
"Lebih baik phi tidak perlu bicara daripada cerewet seperti wanita."
"Bicara tidak sopan lagi phi akan menurunkanmu di jalan."
Bukannya takut dengan ancaman Kongpob, Krist justru melipat kedua tangannya di dada seraya memandang Kongpob dengan datar, sedatar-datarnya seraya berkata...
"Coba turunkan aku jika phi berani! Tapi jangan harap bisa melihatku lagi."
Kongpob mendengus kesal karena Krist justru balik mengancamnya, bukannya takut pada ancamannya. Pria itu selalu bisa membuat keadaan di sekitar mereka terbalik. Jangan bertanya apakah Kongpob takut? Karena jawabannya pasti iya. Mana mungkin Kongpob membiarkan sang adik pergi lagi, itu mustahil kecuali suatu saat nanti Kongpob yang menginginkan hal itu terjadi. Kongpob sadar Krist juga punya kehidupan lain, dan mungkin nantinya akan meninggalkannya. Krist sudah dewasa bukan anak kecil seperti dulu yang selalu bergantung padanya.
Saat Kongpob mencurahkan segala perhatiannya kadang itu justru membuat Krist tidak nyaman. Kadang justru bisa Kongpob lihat Krist tidak suka dengan segala bentuk perhatiannya, dan selalu mengatakan pada Kongpob 'Phi aku sudah dewasa' bukan Kongpob buta, bukan pula Kongpob tidak sadar Krist sudah besar akan tetapi Kongpob selalu memperlakukannya seperti anak kecil, sebenarnya Kongpob hanya ingin memberitahu Krist jika dirinya tidak akan pernah berubah sampai kapanpun.
Kongpob akan selalu seperti ini, menjadi kakak yang baik untuk sang adik, menjadi tempat yang bisa di singgahi jika pria manis tadi ada masalah. Kongpob hanya ingin meyakinkan jika meskipun orang tua mereka tidak ada masih ada Kongpob disini yang selalu mendukung Krist, dan Kongpob ingin memberitahu Krist jika dirinya sangat menyayangi sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
[27]. ETHEREAL : Unforgettable
Fanfiction[ completed ] Ketika kedua kakak beradik yang sudah terpisah sangat lama bertemu kembali ketika mereka dewasa. apakah sang kakak masih bisa mengenali sang adik yang masih mengharapkannya? Warning ! Cerita ini mengandung unsur Yaoi / Boyslove / Boyx...