Taehyung menatap kue-kue di etalase dengan mata berbinar-binar. Yeonjun terkekeh melihat liur yang mulai menuruni tepi bibirnya, kemudian menggendong Taehyung agar putra kecilnya itu dapat memandang kue-kue dengan lebih jelas.
"TaeTae mau kue yang mana? Yang warna coklat? Merah?"
"Ah, ah. Ah!" Taehyung menunjuk kue berhias fondant Robocar Poli dengan penuh semangat.
"Poli?" Yeonjun tertawa. "Sepertinya Mama tidak akan terlalu suka itu. Bagaimana kalau kita belikan Mama red velvet saja?"
"Ah, uh. Keke, kuh! Jah!" Taehyung tampak tidak senang dengan pilihan Yeonjun. Ia berteriak dan terus melambaikan tangannya ke arah kue Robocar Poli yang telah terlanjur menarik perhatiannya.
Tapi Yeonjun tidak kehabisan akal. "Sst... jangan berteriak di tempat umum, ya. Kalau kue stroberi, apakah TaeTae suka? Lihat, ada hiasan stroberi di atasnya. Pasti enak sekali, ya? TaeTae suka stroberi, kan?" Yeonjun mengalihkan perhatian Taehyung pada kue putih cantik dengan hiasan beberapa stroberi.
Taehyung merengut. Tampak jelas di wajahnya bahwa ia masih menginginkan kue Robocar Poli.
"Kue ini kan untuk Mama, jadi kita harus belikan sesuatu yang Mama suka. Nanti kalau Taehyungie ulang tahun, Papa akan belikan kue apapun yang Taehyungie pilih. Oke?"
Sebenarnya Yeonjun tidak yakin sejauh mana Taehyung yang baru berusia lima belas bulan itu mengerti perkataannya, tapi setidaknya kini Taehyung tidak lagi protes. Ia pun menurunkan Taehyung dari gendongannya, membiarkan Taehyung berjalan tertatih-tatih menjelajahi toko.
Yeonjun mengalihkan perhatiannya pada pramuniaga yang sedari tadi memerhatikan mereka dengan senyum terulas. "Kue stroberi yang itu dan lilinnya, ya."
Pramuniaga itu mengangguk. "Baik. Apakah hari ini ibunya Taehyung berulang tahun?" tanya pramuniaga itu ramah, seraya memasukkan kue yang Yeonjun inginkan ke dalam kotak.
"Ah, bukan. Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami," jawab Yeonjun malu-malu.
"Wah, selamat!" Pramuniaga itu menyerahkan kotak kue pada Yeonjun, yang segera memberikan kartu kreditnya.
Usai melakukan pembayaran, Yeonjun mengalihkan perhatiannya untuk mencari Taehyung. Seketika ia menghela nafas saat mendapati Taehyung memeluk kaki seorang tamu yang sedang memilih roti. Tidak cuma memeluk kakinya, Taehyung menunjuk roti di tangannya dan mengoceh dengan penuh semangat.
"Kamu mau ini?" Tamu yang sedang digelendoti Taehyung itu sama sekali tidak tampak terganggu. Ia malah menunduk dan memperlihatkan roti yang sedang dipegangnya pada Taehyung. Kelihatannya ia adalah seorang mahasiswa, jika ditilik dari penampilan dan ransel di punggungnya.
Taehyun adalah anak yang ramah, namun Yeonjun belum pernah mendapatinya seakrab itu dengan orang yang sama sekali asing. Entah magnet macam apa yang tamu itu miliki, sampai-sampai Taehyung bisa jadi selengket itu dalam waktu yang begitu singkat.
"Kakak akan belikan kamu roti, tapi Kakak butuh izin dari orangtuamu dulu. Di mana orangtuamu?"
"Jah! Jah!" Taehyung nyengir, memamerkan gigi-gigi kecilnya tanpa melepaskan rangkulannya. Tamu itu tertawa pelan dan menjawil pipi tembam Taehyung.
"Taehyungie, sini! Jangan ganggu Kakak!" panggil Yeonjun.
Taehyung menoleh sebentar, lalu melengos dan malah mengeratkan pelukannya. Tamu itu hanya tertawa melihat tingkah Taehyung.
"Ah, namamu Taehyung, ya? Tidak apa-apa, Taehyungie sama sekali tidak mengganggu, kok." Tamu itu pun menengadah untuk melihat Yeonjun.
Dan sontak Yeonjun merasa seperti diguyur seember air es saat melihat rupanya.
Wajah di depannya telah sedikit berubah. Wajah itu telah menjadi lebih dewasa sejak lima tahun silam, namun Yeonjun masih mengenalinya dengan baik.
Sangat baik.
Agak terlalu baik malah, mengingat intensitas pertemuan mereka yang teramat minim.
Dan wajah itu adalah milik Hyuka.
Hyuka, sang pemilik darah campuran yang dikenal sebagai salah satu sniper terbaik Black Crown.
Orang yang seharusnya tidak akan pernah Yeonjun temui lagi.
Wajah Yeonjun memucat seketika. Refleks pertama Yeonjun adalah mengamankan Taehyung. Direnggutnya bocah itu secara paksa, tanpa memedulikan jerit protes yang segera menggema. Digendongnya Taehyung keluar dari toko secepat mungkin.
Separo berlari ia menghampiri mobilnya. Tangannya dingin dan gemetar saat mendudukkan Taehyung yang masih meraung-raung di car seat khusus bayi miliknya. Saat melirik ke arah toko, ia dapat melihat Hyuka yang sedang mengamatinya dari balik dinding toko yang terbuat dari kaca.
Dengan nafas memburu, Yeonjun menyalakan mesin mobilnya dan segera melaju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protecting You, Killing for You
Mystery / ThrillerOrang yang sudah mati tidak dapat hidup kembali. Benarkah demikian? - A Sookai story, when Mafia!AU meets Assassin!AU