Hulya menatap sosok pria yang selama ini dia tunggu kedatangan nya. Suaminya, dia berdiri didepan Hulya dengan senyum khasnya. Yang hanya diperuntukan untuk Hulya.
Dia begitu merindukan sosok suaminya dan ingin sekali menghamburkan kepelukan. Akan tetapi ego Hulya begitu besar, dia membuang muka ketika Ali duduk disampingnya.
Tak ada kata yang kembali terucap dari bibir Hulya. Wanita itu tak menatap wajah suaminya atau sekedar basa basi dia hanya disibukan oleh ponsel yang berada digenggaman tangannya.
"Aku rindu kamu dek" ucap Ali
Hulya tak menggubris ucapan Ali, dia sok jual mahal dan pura pura memainkan ponselnya. Padahal perasaan nya saat ini sangat dilanda kebingungan. Sebagian hati ingin sekali menjawab ucapan suaminya. Akan tetapi ego nya kembali menentang dirinya.
"Waktu kamu pergi tiba tiba, aku khawatir banget sama kamu. Maafkan aku dek jika aku punya salah padamu, hingga kamu nekat untuk pergi dari rumah. Hukum aku jika memang aku salah padamu. Tapi jangan kamu diamkan aku" ucap Ali
"Kamu gak ada salah, tapi aku yang salah" ucap Hulya
Dia begitu emosi kala Ali berucap seolah olah dia yang salah. Padahal ini hanya ego Hulya yang masih belum menerima masa lalu Ali yang hanya diketahui Hulya dengan sendirinya.
"Dek, jika kamu punya masalah cerita sama mas. Aku bisa bantu kamu, dan jika aku punya salah. Tegur aku dek aku tidak masalah jika harus ditegur olehmu" ucap Ali
"Aku terlalu naif mas" ucap Hulya lemah
Ali memegang tangan Hulya dan mengkode jika dia sudah siap untuk mendengarkam curhan istrinya. Wanita itu begitu murung, dan hampir mengeluarkan air mata
"Apa ada yang mau mas ceritakan tentang masa lalu mu?" tanya Hulya
Ali menggeleng sepertinya dia merasa tidak ada yang harus diceritakan. Lagi pula jika dia menceritakan tentang masa lalunya, dia takut menyinggung Hulya.
"Apa kamu pernah pacaran?"
"Enggak dek"
"Kamu pembohong!" Hardik Hulya
"Dek sumpah aku gak pernah pacaran.."
"Lalu apa maksud dari hubunganmu dengan Syifa?!" Ucap Hulya dengan satu tarikan nafas
Ali tak bergeming, dia bingung bagaimana Hulya tau tentang dia dan Syifa?
"Aku tahu tentang masa lalumu dengan dia. Aku tahu semuanya.."
Ali melemas ketika melihat air mata terjatuh dari mata Hulya. Ali merasa gagap menjadi suami, dia sudah membuat istrinya mengeluarkan air mata hanya karna dirinya.
"Aku memang pernah mempunyai hubungan dengan Syifa. Tapi itu dulu, jauh sebelum aku mengenalmu" ucap Ali
"Kamu hampir menikah dengan nya" Hulya berucap dengan nada bergetar
"Ya memang aku hampir menikah dengan nya"
"Lalu mengapa kamu meninggalkan nya? Dan lebih memilih aku? Apa karna perjodohan itu? Dia lebih baik dariku mas. Seharusnya kamu yang milih dia bukan aku. Apa kamu membatalkan pernikahan mu dengan nya hanya untuk menikahiku atas dasar penjodohan ini?" Hulya bertanya bertubi tubi dengan mengeluarkan semua isi hatinya yang selama ini dia pendam
"Aku meninggalkan nya bukan karna penjodohan ini. Aku meninggalkan nya karna aku dan dia memang bukan jodoh.. karna insiden itu yang mengharuskan aku harus membatalkan pernikahan itu. Dan aku menikahimu setelah 6 bulan kami membatalkan pernikah itu.. kamu tak ada sangkut pautnya dengan pembatalan pernikahan itu" jelas Ali dia mencoba meyakinkan Hulya
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhhibukka Fillah, Istriku [TAMAT] ✔
SpiritualeWARNING!!!⚠⚠🔞 PRIVAT ACAK!!! Baca cerita ini selagi masih ongoing, tetap kasih Vote dan Komen nya. Jika sudah End akan dihapus!!! Banyak mengandung bahasa kasar dan banyak umpatan,, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh... This is my story...