Bel pulang sekolah sudah menggema ke seluruh penjuru sekolah. Semua murid tak sabar ingin keluar dari kelasnya untuk segera sampai rumah.
"Pulang yu Ta," ucap Arlix
"Ayo," ucap Esta.
"Kita mampir ke markas dulu yuk," ucap Eric.
"Emang kita punya markas?!" Ucap Fakhri.
"Di rooftop aja, disana kayaknya ada ruangan gak ke pakai. Jadi bisa kita gunain buat markas. Gimana setuju gak?!" Ucap Ariel.
"Bagus tuh idenya si Kakak," ucap Zico.
"Tentu Adikku," ucap Ariel sambil merangkul Zico.
Lalu mereka bertujuh menuju ke rooftop menghampiri tempat yang Ariel maksud.
"Jadi ini ruangannya," ucap Fakhri.
"Kok pengap ya," ucap Esta.
"Ehm, ini masih belum dibersihkan. Jadi masih banyak debunya," ucap Eric.
"Betul tuh, kita bersihin sekarang aja gimana?!" Ucap Ariel.
"Bentar, kalian berdua suaranya mirip. Kalian kembar ya," ucap Esta.
"Ah iya kita kembar. Gue Ariel dan ini adik gue Eric. Kita selisih 2 menit aja," ucap Ariel sambil merangkul Eric.
"Betul, betul, betul." Ucap Eric.
"Berasa kaya nonton Upin dan Ipin didunia nyata deh." Ucap Zico.
"Ehm, Esta kalau lu mau bedain mereka cium deh bau parfum mereka. Ariel suka pakai parfum yang baunya permen karet. Sedangkan Eric lebih suka yang baunya coklat." Ucap Seno menjelaskan.
"Iya aku ngerti. Kalian belum kasih tahu nama kalian siapa aja," ucap Esta.
"Oh iya kita lupa. Kenalin gue Zico cowok paling tampan seantero sekolah." Ucap Zico sambil bersalaman dengan Esta.
"Dan gue Seno, gue paling gak suka sama anak yang berisik. Jadi tenang ya," ucap Seno.
"Dan satu lagi dia suka ngegas alias marah-marah," ucap Arlix.
"APA LU BILANG?!" ucap Seno.
"Tuhkan, baru juga gue bilang." Ucap Arlix.
"Lu pasti udah kenal gue kan, gue Fakhri alias Nana. Gue fans berat Dilan alias Iqbal. Dan banyak yang bilang kalau gue mirip Iqbal. Bener gak sih?!" Ucap Fakhri.
"Iya in aja, biar seneng." Ucap Seno.
Esta hanya tersenyum dan terharu akhirnya ia bisa punya teman seperti mereka.
"Ehm Esta, kenal gue kan. Ituloh adik sepupunya Kak Adreen. Gue Arlix paling muda di kelas. Seharusnya sekarang gue kelas 9 SMP. Tapi gak papa gue terlalu pintar." Ucap Arlix.
"Iya in dah," ucap Zico.
"Oh ya, lu belum ngenalin diri secara jelas sama kita. Ayo ngomong sekarang." Ucap Seno.
"Santai aja ngapa bang?! Ngegas mulu, herman gue." Ucap Fakhri.
"Nama lu udah ganti Na?!" Ucap Zico.
"Bodo amat." Ucap Fakhri.
"Oh ya, namaku Esta. Aku bisa mendengar suara hati kalian. Dan aku sangat benci hujan." Ucap Esta sambil senyum.
"Oh ya?!" Ucap Eric.
Esta mengangguk.
"Yaudah sekarang kita bersihin tempat ini. Semangat ya," ucap Eric.
Semua mulai membersihkan tempat itu. Termasuk Esta, Esta bertugas membersihkan jendela.
Satu jam sudah mereka membersihkan tempat itu dan akhirnya selesai juga.
"Pulang yuk, udah sore." Ucap Arlix.
"Takut dicariin mama ya," goda Zico.
"Ih gak gitu," ucap Arlix.
"Iya ini udah sore pulang aja yuk, besok kita kumpul disini lagi. Ta, pulang bareng gue yuk," ucap Seno.
Esta mengangguk. Dan yang lainnya turun dari rooftop. Dan mereka berpisah digerbang sekolah.
"Kita duluan ya," ucap Eric yang membonceng Ariel.
"Hati-hati kalian," ucap Esta.
"Kita juga ya," ucap Arlix yang naik angkutan bersama dengan Zico.
Seno dan Esta mengangguk dan tersenyum pada mereka.
"Ta," ucap Seno.
"Iya?!" Ucap Esta.
"Lu sekarang masih tinggal di asrama Tante Ranti gak," ucap Seno.
Esta terkejut kenapa Seno bisa tahu kalau dia pernah tinggal disana. Bahkan ia baru pertama kali bertemu dengan Seno ini.
"Hm, bukan apa-apa gue cuma tanya aja." Ucap Seno sambil menunduk.
"Tapi kenapa kamu bisa tahu?!" Ucap Esta.
"Ehm, sebenarnya ibu asrama yang biasa kamu panggil bunda sebenarnya itu tante aku," ucap Seno.
"Beneran?!"
__________________
Vote and comment gaes
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja ● Mark Lee
Fiksi Remaja🍁Book 1 Senja berhasil mempertemukanku dengannya Sosok lelaki tak sempurna namun bisa melakukan apa saja Esta namanya, lelaki buta yang selalu membuatku tertegun dengan kata-katanya #2 tunanetra #513 indonesiamembaca #955 persahabatan #872 nctdrea...