4. Waktunya Menggila | FMS 1

21 5 0
                                    

Cup..cup..cup.. Jangan nangis Rena-ku sayang~ Papa udah pulang~ cup..cup..cupp..

"Papa nyanyi? Lah dimana nih?" Rena mengedarkan pandangannya dan matanya membulat seketika saat melihat ular yang lumayan besar ada di hadapannya.

"Ular? Itu ular anjirr?! Gue dimana? Kenapa semuanya gelap? Mama!! Papa!! Tolong Rena!!"

"Tolong Rena!!!!"

Rena terbangun tiba-tiba dan langsung terduduk karena mimpi buruk yang menimpanya. Ia berkeringat seakan habis lari mengelilingi kompleks sepuluh kali. Ini pertama kalinya Rena mimpi buruk sampai berkeringat.

"Sialan!" maki Rena sambil memukul guling yang di dekapnya.

Ia pun memutuskan untuk ke dapur guna mengambil segelas air minum. Kerongkongannya terasa sangat kering saat ini.

Saat melewati ruang keluarga, ia melihat siluet hitam yang duduk di samping televisi. Ketika ia dekati, sosok itu menoleh padanya dan Rena pun terkejut setengah mati.

"AAAA SETANNN!!" teriak Rena sambil berlari kembali ke kamarnya. Tapi sebelum ia berhasil berlari, sosok itu menangkap tangannya dan tiba-tiba berkata, "Sssttt Rena, ini papa! Kamu ngapain teriak-teriak malem-malem gini?!" kata papanya yang menghadiahi Rena tatapan tajam. Sulit untuk melihat ekspresi papanya karena ruang keluarga yang gelap itu.

Hah? Papa apa setan? batin Rena bingung.

Rena yang masih terkejut pun diam membeku. Ia belum bisa percaya bagaimana papanya ada di ruang keluarga saat tengah malam seperti ini. Papanya berjalan menuju saklar untuk menyalakan lampu.

Dann.. itu benar papanya! Dengan baju yang lusuh seperti tidak diganti beberapa hari. Rena mendekati papanya dan bertanya, "Papa kenapa kayak gembel gini?"

Papanya tertawa mendengar penuturan Rena. Putri semata wayangnya ini memang susah kalo diajak berbicara serius.

"Nggak papa sayang. Papa cuma baru sempet pulang aja buat ganti baju." jawab papanya tenang.

"Papa sini deh duduk." ajak Rena untuk duduk di sofa yang ada di ruang keluarganya.

Papanya menuruti ajakan Rena. "Kenapa sayang? Kamu butuh sesuatu?" tanya papanya lembut.

Rena lagi-lagi menggeleng seperti saat mamanya bertanya saat makan malam tadi. "Papa udah nggak pulang berapa hari? Terus alasan papa nggak pulang apa? Masa papa nggak sempet pulang sama sekali bahkan cuma buat ganti baju ataupun makan sama Rena dan mama?" tanya Rena bertubi-tubi.

Papanya tersenyum memandang Rena lalu mengelus rambut Rena dengan penuh perasaan. "Papa lagi ada banyak masalah di kantor sayang. Banyak yang batalin kontrak kerja padahal udah deal dari berbulan-bulan yang lalu." jawab papanya sambil masih tetap tersenyum.

Rena membulatkan bibirnya sambil bergumam 'ooo' lalu mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Bukan karena lagi ada masalah sama mama kan?" cerca Rena lagi.

Papanya tampak terkejut dengan pertanyaan putri tunggalnya itu. "Kenapa kamu bisa nyimpulin kayak gitu sih cantik?" jawab papanya gemas sambil mencubit pipi Rena.

"Aduh sakit pa!" kata Rena memberontak. Membebaskan pipinya dari tangan jahil papanya.

"Yaa Rena liat mama sedih terus belakangan ini. Rena kira lagi ada masalah sama papa." jawab Rena lugas.

Papanya hanya tersenyum sebagai jawaban atas pernyataan Rena tadi. Hal itulah yang membuat Rena semakin curiga atas sikap papanya. Tapi ia masih berusaha untuk tidak ambil pusing, Rena pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya setelah mencium pipi papanya.

Sayap Yang Patah | Fm SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang