5. The Poor Eagle | FMS 1

22 5 0
                                    

"Satu.. dua..tiga..emm kurang berapa ya?" gumam laki-laki yang saat ini ada di kantin sebuah universitas.

"Woy Vin!"

Yang dipanggil pun mengalihkan atensinya dari kertas-kertas yang ia bawa menuju arah suara yang memanggilnya.

Terlihat dari kejauhan, Tony Cadayv bersama teman masa kecilnya. Bella Chalista. Wanita berparas cantik yang sejak mengenal Vino, ia menunjukkan ketertarikan padanya.

Vino tersenyum pada Tony tampa melirik Bella sama sekali.

"Gimana persiapannya? Udah semua?" tanya Tony ketika duduk di sisi kanan Vino. Bella? tentunya langsung mengambil tempat di samping kiri Vino yang masih kosong.

"Kurang kertas buat laporan. Mungkin bentar lagi aku mau ke mall yang di pusat kota." jawab Vino sambil merapikan kertas-kertasnya.

"Gue temenin gimana, Vin?" tanya Bella sambil memasang senyum manisnya.

"Nggak us--" , "Iya, Bel. Lo temenin aja nggak papa. Kasian dia kemana-mana sendiri terus." potong Tony saat Vino akan menolak ajakan Bella.

Vino pun hanya bisa menghela napas lelah karena temannya yang terus-menerus menjodohkannya dengan Bella. Padahal terlihat jelas bahwa Vino itu risih dengan keberadaan Bella.

"Tapi nggak usah manja ya, Bel." putus Vino pasrah.

Bella pun mengangguk semangat lalu mengajak Vino menuju parkiran untuk menggunakan mobilnya menuju mall yang dikatakan Vino.

"Semangat Bel!" teriak Tony saat Bella dan Vino sudah berjalan menuju parkiran.

"Dasar setan." maki Vino pelan sambil memasang wajah malasnya.

Bella dengan bangganya menggandeng tangan Vino sampai parkiran yang dihadiahi tatapan tajam dari beberapa mahasiswi yang memang menyukai Vino.

***

"Udah itu aja?" tanya Bella pada Vino.

Mereka berdua sudah sampai di pusat perbelanjaan sejak tiga puluh menit yang lalu. Dan apa yang Vino butuhkan sudah ia dapatkan semua.

"Udah, ayo balik ke kampus." ajak Vino kemudian.

Saat keluar dari store, Vino menangkap gerak-gerik yang sangat ia kenali. Ia pun menajamkan pengelihatannya dan instingnya benar. Itu sepupunya!

"Curut!" teriaknya sambil melambai pada Cia.

Cia melihatnya dan ikut melambaikan tangannya.

Tanpa membuang waktu lagi, ia pun menghampiri Cia sambil tetap diikuti Bella. Saat jaraknya sudah tidak jauh lagi dengan Cia, baru ia menyadari bahwa Cia tidak sendiri. Cia bersama kedua temannya. Rena dan emm Nanda kalo Vino nggak salah ingat.

"Eh ada Rena. Hai, Ren. Sama emm Nanda kan namamu?"" sapanya pada Rena dan Nanda, mencoba senatural mungkin. Nanda tersenyum mendengar namanya disebut. Tapi Rena seakan memberikan tanggapan negatif karena kedatangannya, Rena membalas sapaannya dengan senyuman kecut.

Aku salah ngomong ya? batin Vino dilema.

"Cewek lo, Vin?' tanya Cia tiba-tiba pada Vino.

Saat Vino ingin menjawab, Bella dengan tanggapnya langsung menarik lengan Vino untuk digandeng. Dan setelahnya, Bela memberikan pernyataan yang membuat Vino gondok selama dua hari dua malam.

"Iya, gue pacarnya Vino. Kenalin nama gue Bella." katanya sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk berkenalan pada Cia, Rena, dan Nanda.

Sepersekian detik kemudian, uluran tangan Bella sama sekali nggak ada yang mau nyambut. Malahan si Rena pamit pulang duluan.

Sayap Yang Patah | Fm SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang