_Perpisahan Bang Tiwai_√

2.6K 282 13
                                    

Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis.
(◍•ᴗ<◍)♡

.
.
.

Bagian 7 • Perpisahan Bang Tiwai
_____________________________________

Tersisa satu jam sebelum bel pulang berbunyi. Bapak Jeongin selaku guru Seni Budaya sibuk menjelaskan tentang materi yang ditayangkan melalui layar LCD. Mengingat ini sudah memasuki waktu siang, beberapa murid mulai menguap, tak terlalu fokus seperti tadi pagi. Pak Jeongin dengan sabarnya selalu menegur. Jika perlu menyuruh murid yang ketahuan tertidur untuk membasuh muka, setidaknya dapat mengurangi rasa kantuk.

Beralih pada Nakyung yang mulai mencuri pandang pada jam dinding berbentuk lingkaran yang terletak didekat papan tulis. Tersisa beberapa menit lagi, ia memutuskan untuk mengambil ponselnya diloker. Sesekali melirik Pak Jeongin untuk memastikan dirinya tak ketahuan. Nakyung mulai mengetikkan pesan untuk abangnya tersayang, Bang Taeyong.

Tuk...tuk...tuk.

You
| Bang nanti bisa jemput, gak?
14.45 √√

Abangkuh
| Bisa, kapan?
14.45 

You
| Ini udah mau pulang.
| Abang otw aja ke sini.
14.16 √√

Abangkuh
| Ay ay capt!

Nakyung tak sadar menyunggingkan senyum. Hatinya menghangat. Sudah sejak setahun lalu tak berjumpa. Tapi sifat kocak pada abangnya tetap melekat. Tak ada perubahan sedikit pun.

Kring...kring...kring.

"Karena sudah bel pulang, bapak akhiri pelajaran hari ini. Selamat sore," pamit pak Jeongin setelah merapikan peralatan mengajarnya. Lalu pergi ke luar kelas.

Seperti biasa, pada murid akan langsung berhamburan untuk ikut ke luar kelas. Suasana kelas seketika riuh. Saling bercakap-cakap tentang apa yang harus dilakukan setelah ini.

"Gua sama Jeno pulang dulu ya gaes." Kalimat pamit Siyeon diangguki serempak oleh Jaemin dan Nakyung.

"Ati-ati bro." Jaemin mengingatkan.

"Yoi," balas Jeno.

Lalu Jeno merangkul Siyeon menggunakan tangan kirinya. Menggiring gadis bemarga Park itu untuk ke luar kelas.

Nakyung diam-diam mencebik. Mulai bertanya-tanya dalam hati. "Kalian tuh sebenernya udah official belum sih? Gemes gua lama-lama."

"Bang Tiwai bisa jemput?" tanya Jaemin setelah membereskan buku dan menyampirkan tas disalah satu pundaknya.

"Bisa." Nakyung berkata mantap.

"Yaudah, aku pulang dulu, ya," pamit Jaemin. "Chan katanya tadi mau bareng kalo Nakyung dijemput?"

Haechan yang masih sibuk menuliskan jawaban dibuku tulis menjawab tanpa menoleh. "Tunggu bentar."

"Masih kurang berapa soal lagi?"

"Satu."

"Wah wah, jadi pas Pak Jeongin jelasin lo ngerjain tugasnya Bu Suzy?" tanya Nakyung sambil mencondongkan tubuhnya ke bangku Haechan.

"Ya, masalah buat lo?"

"Dih, gua kan cuman tanya."

"Selesai. Jaem anterin gua ke ruang guru dulu." Haechan menutup bukunya. Segera membawa tasnya untuk ke luar kelas diikuti Jaemin.

Nakyung mencebik. "Untung lo item Chan. Nyebelin banget."

Dan ia baru menyadari jika teman sebangkunya itu masih setia duduk dikursi.

Cupu [Huang Renjun]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang