4

5 2 0
                                    

Wangi aroma berbagai macam makanan dan minuman hilir mudik menghinotis indra penciuman siapapun yang ada disana terutama pelanggan cafe ini.

Senja dan Bintang duduk di bagian kanan cafe dekat dengan kaca. Selagi menunggu makanan dan minuman yang mereka pesan, mereka mulai mengerjakan pr matematika milik Mega.

"Ini yang bikin gue betah disini, wanginya bikin gue pengen makan semua menunya. Apalagi kue nya, pasti manis dan enak-enak."

"Yah kalo bau itu berarti tempat pembuangan sampah." Bintang yang mendengarnya hanya menatap tidak percaya sekaligus heran. "Kenapa? Aku bener kan ?" Ah Senja ini memang susah diajak bercanda ck.

"Yah terserah segimana bahagianya lo ajah. Gimana kalo sambil nunggu, lo ajarin gue matematika."

"Daritadi juga aku udah mau ajarin, kamu malah asik menikmati wangi makanan disini."

"Ups maaf hehe, oke-oke kita mulai. Jadi ini gimana?" Bintang mulai membuka buku dan menyiapkan alat tulisnya.

"Nah coba kamu liat rumus di halaman 15."

"Ish gue maunya lo yang ajarin. Lah ini gue malah disuruh baca buku."

"Biar kamu inget dan lebih mandiri. Kalo gak ngerti, nanti nanya."

"Tapi kan gue gak bi—"

"Jangan bilang gak bisa sebelum nyoba."

"O oke... " Bintang akhirnya menuruti perkataan Senja dan berkutat dengan bukunya. "Senja abis ini gimana?"

"Mana liat." Bintang menyodorkan bukunya kearah Senja. "Hmm nih udah bener, tinggal di substitusi ajah."

"Maaf mengganggu, ini pesanannya. Dua kue lava coklat, satu milkshake vanila dan stroberi. Selamat menikmati." Seorang pelayan cafe tiba-tiba datang dan menyajikan pesanan mereka.

"Terimakasih." Balas Senja singkat.

"Wah terimakasih, ini pasti enak. Cafe ini terbaik memang." Balas Bintang ramah.

Setelah menyajikan pesanan, pelayan itu pergi. Bintang sudah bersiap menyantap kue lava coklatnya, namun dihentikan Senja.

"Mau ngerjain pr apa makan?" Tanya Senja datar.

"Gue mau ngerjain pr, tapi sekarang makan dulu yah hehe gimana?"

"Kapan beresnya ini pr hah ?"

"Ah itu... Abis makan lanjut. Ya yah? Gue laper, nanti gak konsen gimana hayoo." Senja menyerah dan mengiyakan keinginan Bintang. Dan disela-sela makan, Bintang dan Senja mengobrol.

"Senja.. "

"Hmm? "

"Lo kenal Biru darimana? "

"Biru ? Siapa? "

"Ih itu tadi, cowo yang bareng lo di perpustakaan." Senja nampak memikirkan perkataan Bintang, dan mengingat kejadian di perpustakaan.

"Ahh cowo itu.. "

"Iyah lo kenal darimana? "

"Aku gak kenal. "

"Lah. Masa gak kenal bisa berdua kaya tadi? "

"Emang gak tau. "

"Ish, yaudahlah. Biru itu terkenal lo, dia anak IPS 1. Pinter kan, mukanya oke lah, senyumnya apalagi, terus ramah, cowo idaman deh.. "

"Terus? "

"Ih kok gitu sih, lo gak tertarik untuk nanya apa gitu? "

"Enggak." Bintang hanya diam, oke Bintang harusnya tau ini akan terjadi. " Lagian kita juga sama, di sekolah kan kelas unggulan itu ada sampai urutan ke 3. Kita di kelas urutan kedua, berarti kita juga pintar." Sejak kapan Senja bisa menyombong, oke baiklah biarkan.

Cakrawala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang