Tok..tok..tok..
"ABANG CEPETAN MAKAN! MOMMY SAMA DADDY UDAH NUNGGUIN DI BAWAH!" Leon berteriak menyuruh Arga agar segera turun ke dapur untuk makan malam bersama.
Karena tak kunjung mendapat jawaban dari Arga di dalam kamar, Leon pun membuka pintu kamar Arga yang ternyata tidak dikunci.
Ceklek..
Leon mendekati Arga yang sedang duduk di meja belajar. Seketika ia terkejut melihat abangnya itu yang sedang belajar.
"MOM...DAD.. BANG ARGA ANEH! DIA BELAJAR!" Teriak-teriak saja terus, dasar bocah ingusan.
Arga pun mulai merasa risih karena kehadiran Leon. "Ngapain lo njir? Ganggu gue aja!"
"Belajar??" kata Tari dan Hendra berbarengan ketika di meja makan.
Karena teriakan Leon tadi, sampai membuat mommy dan juga daddynya langsung pergi menaiki tangga menuju kamar Arga untuk memastikan apa yang diucapkan oleh Leon itu benar atau tidak.
Dan ternyata benar. Setelah Tari dan Hendra memasuki kamar Arga, Arga memang sedang belajar.
Sampai membuat mereka keheranan, karena baru kali ini ia belajar. Tari dan Hendra pun tersenyum melihatnya.
"Yang rajin sayang belajarnya, jangan sampe lupa makan!" kata Tari mengusap punggung Arga dengan halus.
"Iya mom." kata Arga mengangguk.
Mereka pun pergi dari kamar Arga. Sungguh daritadi ia membaca buku latihan soal yang diberikan oleh Aqila dan tak kunjung mendapat jawaban.
Ia baru kali ini merasakan sensasi pusingnya menguras otak untuk berpikir.
"Yang bikin soal siapa sih? Orang ini pelajaran IPA, kok malah disuruh ngitung kuat arus listrik rumahnya tukang sayur." gumam Arga kebingungan.
Arga pun masih merutuki soal itu. "Yang punya rumah kan tukang sayur! Napa jadi nanyain kuat arus listriknya ke gue!"
"Ini juga, pemain golf yang ngelempar bola. Tapi kenapa harus gue yang ngitung percepatannya!!" membuat Arga frustasi saja.
Jika saja Arga mendengarkan penjelasan Aqila ketika di perpustakaan tadi siang, dia pasti akan mengerti dalam mengerjakan soal. Karena tentang kuat arus listrik, baru saja Aqila jelaskan tadi siang.
Dan andai saja Arga membuka handphonenya dan membaca chat dari Aqila waktu pertama kali. Dia pasti bisa mengerjakan soal tentang hukum newton.
Jangan heran sih, pelajaran IPA memang begitu. Kelapa jatuh pun harus kita hitung.
Karena masih tidak kunjung mendapatkan jawaban semua soal itu. Lantas Arga menjawabnya dengan mengasal saja karena perutnya yang sudah tidak bisa diajak untuk kompromi. Sungguh, menguras otak membuat perutnya lapar.
......
"Nih!" Arga melempar buku latihan soal yang sudah ia kerjakan pada Aqila sebelum ia pergi ke kantin.
"Nah gitu dong, di kerjain!" kata Aqila sambil mengacungkan satu jempolnya.
Naya berjalan menghampiri Aqila. "Qil.. Kantin yuk!"
Aqila menjawab ajakan Naya sambil mengemut permen milkita. "Gue lagi gak bisa Nay, harus meriksa pr si stupid."
Naya cemberut mendengar ucapan Aqila. "Yahh,, gue sendiri dong ke kantinnya!"
"Minta temenin sono sama si Farel," kata Aqila bercanda.
"Daripada ke kantin sama si sinting, mending gue sendiri aja!" Naya meleos pergi meninggalkan Aqila sendirian di kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid BadBoy [Completed]
Novela JuvenilUdahlah Badboy, suka bikin onar, sering bolos pelajaran, stupid pula. Sungguh perpaduan yang hqq. Anehnya yang seperti itu malah jadi most wanted? What?? Dia adalah Arga Pradipta. Cuma modal muka doang udah jadi most wanted? "Gapapa stupid, yang pen...