«LIMA BELAS»

6.8K 338 1
                                    

Ruang aula di SMA Kartika sudah dipenuhi banyak orang. Berhubung akan diadakannya penyeleksian untuk olimpiade yang diikuti oleh perwakilan murid kelas 10 yang diketahui bernama Asyila, murid kelas 11 yang diketahui bernama Afkar, ya si cupu itu yang selalu jadi bahan bullyan oleh Rafael. Dan perwakilan dari kelas 12 yaitu Erza.

Aqila sudah bersiap-siap dari tadi pagi untuk memberikan semangat pada Erza dan ia duduk paling depan agar bisa melihat Erza lebih dekat.

"Semangat Er! Lo pasti bisa!" ujar Aqila pada Erza sambil tersenyum yang langsung dibalas senyumnya oleh Erza.

Dimana Arga? Dia pasti sedang diam di kantin, atau tidak ia pasti sedang diam di taman belakang sekolah. Tidak tertarik untuk menonton hal seperti itu, membosankan katanya.

"Untuk mempersingkat waktu, mari kita mulai saja tahap seleksinya!" kata Bu Lisya menggunakan microphone.

Riuh tepuk tangan penonton menggema seisi aula.

Bu Lisya mulai membagikan beberapa lembar kertas soal pada peserta seleksi olimpiade. Setelah peluit tanda dimulai di tiup, langsung saja mereka mengerjakannya secepat mungkin membuat suasana tegang menyelimuti para penonton.

Terlihat Erza dan juga murid kelas 11 yang bernama Afkar itu sudah beres dan mengumpulkan jawabannya pada Bu Lisya, disusul oleh murid kelas 10 yang bernama Asyila.

Para penonton sangat bersitegang. Menunggu hasil dari Bu Lisya.

"Saya sudah menemukan siapa yang akan mewakili sekolah kita untuk olimpiade Matematika!"

Semua penonton merapalkan do'a di dalam hatinya agar teman mereka bisa mewakili sekolah ini. Begitupun dengan Aqila.

"Dan yang akan mewakili sekolah kita adalah perwakilan dari kelas 11, AFKAR REYNAND." ah ternyata Afkar yang menang. Aqila pun melihat ke arah Erza dan mengacungkan jempolnya pada Erza.

Setelah nama itu di sebutkan oleh Bu Lisya. Semua terdiam, tidak ada yang memberikan tepuk tangan satu pun. Ada apa ini sebenarnya? Mereka seperti tidak menginginkan Afkar untuk jadi pemenangnya.

Tiba-tiba dari arah belakang aula ada seorang perempuan yang berdiri dan memberikan tepuk tangan pada Afkar. Sehingga menjadikannya pusat perhatian untuk saat ini. Dia Ayla Nathania, si most wanted girl dari kelas 11 MIPA 2.

Dari kejauhan ia terlihat bangga pada Afkar. Tidak peduli saat ini dia menjadi pusat perhatian seisi aula.

Melihat ke arah Afkar pun, dia seperti menyunggingkan tersenyum sambil melihat Ayla. Sedangkan Aqila masih terfokus menatap Erza.

"Kalian semua jawabannya benar, namun ibu melihat pemenang dari segi kecepatannya ia mengerjakan soal, dan Afkar paling cepat mengerjakan!" kata Bu Lisya sebelum mengakhiri acara ini.

Para penonton terlihat seperti menghembuskan napasnya berat. Mereka harus menerima apapun keputusannya. Berbeda dengan Aqila yang tetap memberi semangat pada Erza.

......

Acara seleksi untuk olimpiade telah selesai. Semua murid berbondong-bondong keluar dari ruangan aula untuk segera pergi ke rumahnya.

Aqila hanya keluar dengan santai bersama Erza yang sedang merangkulnya. Sedangkan Naya sudah keluar dari tadi bersama Farel. Katanya sih mereka udah jadian. Tapi Aqila belum sempat meminta PJ alias Pajak Jadian pada Naya.

"Lo keren kok tadi!" Aqila memberikan semangat pada Erza.

"Ya iya dong, Erza gituloh!" kata Erza yang kemudian mencubit pipinya Aqila gemas.

My Stupid BadBoy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang