3. Sombong Banget

24 9 1
                                    

Cewek itu kuat, ketika di saat malam ada tangisan, paginya ia bisa tersenyum. Seakan gak ada masalah, gak ingin orang lain tau kalo dia "rapuh".

Jangan jadi sider aja, gak baik hehe..
Klik bintang 🌟 ya reader

****
Sahla POV

"Untuk semua anggota OSIS yang sudah datang, harap kumpul di lapangan sekarang," ucap pengumuman dari Pak Eko di meja piket.

Gue yang baru saja jalan di koridor lantai satu, sedangkan kelas gue dilantai tiga, dimana kelas 10 berada di kelas paling atas, sedangkan kelas jurusan IPS tempatnya diseberang lapangan.

Gue pun melewati meja piket karena sampingnya meja piket itu ada tangga menuju ke atas dan kebetulan gue ketemu sama Pak Eko, terus dia bilang sama gue, "Cepat taruh tas lalu turun dan kumpul di lapangan!"

"Baik B.A.P.A.K," Ucap gue sambil tersenyum paksa, baru saja sampai sekolah, langsung disuruh untuk turun lagi.

"Baru di lantai dua udah capek aja, nasib nih kalau kelasnya di lantai tiga," gerutu gue dengan nafas kewalahan, dia pun berjalan cepat menuju tangga selanjutnya.

Saat menaiki beberapa anak tangga, gue bertemu dengan Gavin dari pada gue sombong mending gue sapa, Gavin di lantai yang sama kaya gue karena dia juga seangkatan sama gue.

"Hai Gavin, lu mau turun ya? Eh iya deh udah tau mau turun kenapa gue nanya ya? Kalau naik mah lu pasti gak berlawanan arah sama gue kan, gue cuma mau nyapa doang kok, biar gak dikira sombong hehe.. Jadi lu juga harus balas sapaan gue," ucap gue sambil tersenyum seperti biasanya, gue terlihat ceria, kenapa gue mengingatkan dia supaya balas sapaan gue? Karena dia orangnya kalau lagi sombong, sombong pake banget, terus orangnya tuh perkataannya gak bisa disaring dulu, asal ngomong aja.

"Oh." Itu yang dia ucapkan dan dia pun langsung menuruni tangga.

"Hah? Singkat, padat, dan 'terlalu jelas' ," ucap gue yang mungkin terdengar oleh Gavin dan gue pun langsung pergi ke kelas dan menaruh tas, lalu kembali ke lapangan dengan sesegera mungkin.

****
Author POV

Semua teman-teman yang lain sudah berkumpul dan Sahla sendiri yang telat, karena baru datang.

"Tuh Pak si Sahla udah datang," ucap AS sambil menunjuk Sahla yang sedang berlari.

"Hosh.. Maaf Pak saya telat." sambil memasuki barisan.

"Ya udah gak apa-apa," ucap Pak Eko.

"Kita bagi-bagi tugas untuk menyiapkan perlombaan, ini ada tali kalian pasang di bagian pinggir lapangan, supaya anak-anak tahu batas untuk menontonnya, kemarin sudah dibagikan tugas setiap orang kan?" tanya Pak Eko.

"Sudah Pak," ucap semua anggota.

"Oke, kamu dan kamu, bikin tali di pinggir lapangan, dan yang lain yang sudah dikasih tugas disitu perlengkapannya." sambil menunjuk ke arah plastik yang sudah ada bola, pluit, dan lain-lain.

"Ketua OSIS sama Gavin, tolong bantu saya buat ambil speaker dan juga MIC, sedangkan kamu Sahla, Alya Salsabila, Alifia, pinjam meja 3 kursinya masing-masing 2 jadi berapa tuh, bapak malas hitung, kalau gak kuat dipaksa jangan ditanggung bebannya panggil siapa lagi ya kalau gak kuat."

Want To Be GoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang