[3] Tewas

12K 1.8K 741
                                    

Malam tiba, semua sunyi tidak ada seorangpun yang mengisi ruangan selain kamarnya masing-masing. Seorang pria lengkap dengan pakaian serba hitam dan sarung tangan yang ia bawa, kini sudah ia pakai.

Keluar dari tempat persembunyian, merasa sudah waktu yang tepat untuk melakukan aksinya.

"Hyunjin," panggil Jeongin yang sedang melintas dari dapur.

"Iye?"

"Mau kemana, pake baju item-item gitu dah?"

"Oiya, mama gua tadi telpon, mama bilang omma kak Jihyo meninggal. Mau ikut gak?"

Jeongin berfikir sejenak, "Ngantuk gua Jin,"

"Oh, yaudah."

"Eh! Ikut!" sahutnya cepat dan langsung masuk kamar untuk mengambil blazer hitam dan topinya.

Hyunjin mendengus pasrah, "Tadi bilang enggak,"

"Gabutan hehe.."

Setelah mereka pergi ke garasi semua ruangan mendadak gelap, mati lampu. Sehingga niat seseorang dengan mudah terjalankan.

"Jin,"

"Apa?" Hyunjin menyalakan mesin mobil.

"Perasaan gue gak enak."

"Neting aja lo, udah siap belum ni?" Hyunjin memastikan.

"U-udah deh, ayo!"











"Jin, gua lap–eh mati lampu!" Seugmin langsung meloncat ke atas kasur dan menggenggam erat lengan Woojin. Seugmin takut gelap.

"Ah elo kebiasaan deh!" Woojin menarik paksa lengannya.

"Dih, Jin jangan tinggalin gua Jin.." lirih Seugmin yang memeluk guling di atas kasur Woojin.

"Kagak ah elo, gua cuma mau ngambil lightring doang."

"Jangan lama-lama Jin.." Seugmin mulai ketakutan.

"Di atas Min, bentar doang kok, lo jangan kemana-mana, pintu gua buka." Woojin mencoba menenangkan.

"Yaudah, cepet ya?"

"Iya."

Woojin membuka pintu kamar dengan lebar dan kembali menatap adik kesayangannya itu.
"Bentar doang, Min."

"I-iya."

Woojin pergi menuju lantai atas, dan berjalan hati-hati, sambil menyenteri tangga yang gelap.

Sedangkan Seugmin menyipitkan matanya, melihat apa yang ada di depan matanya, ia melihat Woojin yang menaiki anak tangga dengan bayangannya yang terlihat aneh.

Tunggu?
Bayangan?
Seugmin mengambil ponselnya dan langsung menyalakan senter, ia menyorot kepergian kakaknya itu. Dengan bayangan yang aneh.

Bukan.
Itu bukan bayangan.
Seugmin berdoa dengan air mata yang sudah turun, semoga tidak akan terjadi apa-apa.












Seugmin melihat jam di layar ponselnya sudah lebih dari lima menit, Woojin tidak kembali, Seugmin keluar kamar dan berlari ke luar.

"Woojin!" teriaknya sudah bergemetar.

"Woojin!"

"Min, kenapa?" Changbin datang karena mendengar Seugmin yang berteriak.

"Woojin mana?!" Ia panik.

"Baru aja keluar, katanya mau ke supermarket beli lilin."

"Kok gak bilang gua?"

"Udah tidur aja deh, tidur di kamar gua sana, ntar gua nyusul."

Dorm || Straykids [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang