Sejauh Timur dari Barat

35 4 0
                                    

Minggu lalu, saya menghadiri acara pernikahan salah satu klien saya. Lokasi acaranya berada di sebuah daerah yang saya sering dengar namanya, tapi saya tidak tahu pasti dimana lokasinya. Undangannya sudah saya terima. Kemudian saya coba buka google maps di handphone saya untuk mencari dan memastikan lokasinya. Setelah beberapa menit mencoba memahami arahan dari google maps, saya spontan berkata "wow, amazing!" karena ibaratnya dari ujung ke ujung nih kalau melihat gambarnya di peta. Bahkan judul tulisan kali ini pun spontan muncul di pikiran saya sembari menulis. Setelah saya merenung kembali, ternyata dari timur ke barat atau barat ke timur memang sejauh itu ya jaraknya? saya baru menyadarinya.

Singkat cerita sampai lah pada hari H. Sambil bersiap-siap untuk berangkat, saya berkata pada Tuhan, "Tuhan, ini kan perjalanan jauh. Jauh banget malah. Sayang banget kalau nggak ada mujizat nih. Apa aja deh Tuhan mujizat-Nya. Aku mau ngalamin lagi hari ini ya Tuhan". Setelah saya request mujizat ke Tuhan, entah mengapa saat itu saya kepikiran tentang kisah Tuhan Yesus yang mengadakan mujizat pertama-Nya dalam pesta perkawinan di Kana. Padahal, kalau dipikir-pikir saya pun cukup sering menghadiri acara pernikahan sebelumnya. Tapi entah lah kali ini tiba-tiba muncul begitu saja di pikiran saya. Saya yakin saja pokoknya saya akan mengalami mujizat-Nya lagi hari ini.

Untuk menuju ke lokasinya, saya memilih naik transjakarta kemudian disambung dengan transportasi online. Dalam perjalanan menggunakan transportasi online, tiba-tiba pengemudinya bertanya pada saya, "kak, tinggalnya daerah sini ya? kalau lewat jalan yang di depan bisa kan, ya?", katanya. kemudian saya jawab, "oh bukan Pak.Saya tinggalnya di daerah Taman Mini, nanti ikutin peta aja ya Pak. Saya kurang begitu paham jalanan di Jakarta, Pak", jawab saya sambil memperhatikan maps di layar handphone saya. "oh kakak dari taman mini, ya? Saya juga barusan antar penumpang ke sana juga kak", sambungnya. "oh iya sama dong Pak? Kita sama-sama dari Taman Mini berarti Pak", jawab saya sambil berkata dalam hati, "eh bisa sama gini ya Tuhan? Bapaknya dari taman mini juga nih".

Ketika saya sampai di lokasi pernikahannya, saya bertemu dengan salah satu tamu undangan yang ternyata sama-sama tinggal di daerah Jakarta Timur. Awalnya saya hanya menyebutkan "Taman Mini" sebagai alamat singkat tempat tinggal saya sampai akhirnya dia bertanya alamat saya lebih spesifik lagi. Ketika saya menyebutkan lebih detail seperti nama jalan dan patokan terdekat dari rumah saya, tiba-tiba dia bilang "oh, saya tahu rumah kamu! soalnya rumah saya juga nggak jauh dari situ, paling nggak sampai 10 menit", jawabnya. Spontan saya bertanya pada dia, "Hah? Jadi kita tetangga? Eh kok bisa ya? Kita tetanggaan tapi ketemunya malah di sini. Kita sama-sama orang Timur tapi ketemunya malah di Barat", jawab saya.

Singkat cerita, selama perjalanan pulang saya merenung. "Kok bisa ya ketemu sama tetangga di acara nikahan kayak gini? Kalau acara nikahnya deket rumah sih masih maklum ya ketemu tetangga sendiri. Tapi ini kan?....... AHA!", saya baru menyadari kalau sebelum berangkat tadi kan saya request sama Tuhan untuk ngalamin mujizat-Nya lagi nih dan ternyata dikabulkan lagi dan lagi, thank GOD.

Dari pengalaman kali ini, saya kembali diingatkan bahwa kata-kata mempunyai kuasa, termasuk doa kita. Sesederhana apa pun doa yang kita sampaikan ke Tuhan pasti didengarkan-Nya. Berhubung tidak ada yang namanya kebetulan dalam kamus-Nya, maka kejutan-Nya sekalipun sederhana tetap bikin saya merasa takjub sendiri melihat dan mengalami campur tangan-Nya.

Kali ini, secara spesifik, Tuhan mengajarkan saya bahwa sejauh apa pun jaraknya di peta, alias kemana pun kita melangkah bersama-Nya, akan selalu ada penyertaan-Nya.


P.S:

Sejauh Timur dari Barat, sejauh itu pula penyertaan-Nya dalam hidup setiap dari kita.



Berjalan bersama-Nya sering membuat kaki kita melangkah keluar dari zona nyaman dan berpindah ke zona Iman. Bukankah diperlukan Iman untuk mengalami mujizat-Nya?


jangan pernah membatasi cara kerja-Nya yang tidak mengenal batas dengan cara berpikir kita yang terbatas.


Tuhan Yesus Menyertaimu

Berjalan Bersama TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang