Comment in line kalau ada typo atau kata yang kurang tepat, terima kasih. kalau bisa sekalian tekan tanda bintangnya ya. Hehe...
Daegu 2014
Day 1
Aroma khas dari kota metropolitan itu masih tetap sama hanya beberapa saja yang berbeda; tatanan kota, jalan yang lebih bagus, gedung pencakar langit semakin bertambah banyak seiring berjalannya waktu. Namun yang tetap menjadi ikon kota Daegu yaitu–Daegu tower yang berdiri kokoh di tengah-tengah kota.
Setelah satu tahun meninggalkan kota tersebut untuk menempuh pendidikan di ibu kota Yoongi cukup kewalahan mengingat jalan ke rumah terlebih dia tidak tinggal di pusat kota melainkan di pesisir—lebih tepatnya di dekat pasar ikan itu berarti tempat tinggalnya tidak jauh dari pantai dan dermaga.
"Kak Yoongi!" Suara cempreng itu terdengar dari arah belakang Yoongi. Di sana Min Haru tengah berlari kencang tanpa di rasa tubuh kecil itu sudah merengkuh adiknya.
Dari sudut lain terlihat sang ayah dengan senyuman bangga melihat putranya berhasil menjadi apa yang dia inginkan. Lelaki itu mulai menarik tungkai mendekat ke arah sang putra yang masih memasang wajah datar. Tangannya terulur mengusap surai hitam sebelum turun ke bahu dengan tiga tepukan khas pria.
Suara kendaraan begitu kentara di telinga. Aroma musim semi mulai tercium bersama dengan suara binatang mulai samar-samar terdengar, sore ini tidak terlalu terik juga tidak terlalu mendung; cuacanya sangat bagus. Sepertinya kedatangan Yoongi ke Daegu di sambut dengan hangat, pemuda itu mengurai pelukan sang adik yang masih betah memeluk pinggangnya, bukannya pelit tetapi rasanya aneh karena perubahan fisik dari Min Haru. Seketika bayangan gadis asal Incheon kini mulai terbayang, kalau Haru sudah sebesar ini bagaimana dengan dia?
Yoongi harap Kina sedikit lebih tumbuh dan tubuh kerempengnya itu sedikit berisi.
"Bagaimana kau sempat lupa jalan pulang?"
"Ya, sedikit."
"Kak, album yang aku pesan di belikan tidak?" Yoongi tersenyum melihat ekspersi lucu dari Min Haru, ia mengacak rambut Haru membuat si pemilik surai hitam legam itu mendecak sebal.
Baginya Min Haru itu hanya bocah ingusan walaupun kalau di lihat lebih jauh fisiknya sudah tidak menggambarkan bocah ingusan yang menangis karena boneka barbienya di rebut teman, mungkin kalau sekarang Haru akan menagis kalau pacarnya di rebut orang. Benar atau tidak Yoongi sangat yakin kalau 99% dari kalian menjawab betul dan untuk 1% yang menjawab salah, berarti kalian tidak pernah pacaran ( belum pernah merasakan pacarnya di tikung orang). Kasihan, jomblo, sih.
"Ayo kita pulang, ibumu sudah tidak sabar ingin bertemu dengan calon pengusaha kaya di Korea."
Tak lama setelah itu Yoongi sudah berada di mobil yang di beli oleh ayahnya satu tahun yang lalu. Min Haru mulai sibuk dengan DVD player keluaran terbaru sesekali dia bergumam mengikuti alunan musik yang ia dengar dari kaset yang berputar dalam player. Ayahnya masih fokus pada jalan sesekali bertanya bagaimana keadaan Yoongi atau yang lebih dominan itu bagaimana dengan grafik nilai Yoongi. Dari awal Yoongi sudah tahu bahwa kepulangannya di liburan awal musim semi akan ia habiskan untuk belajar bersama sang ayah dan tumpukan buku baru yang tentunya kuno. Karena menurut Min Jaehwan buku-buku yang terbit beberapa tahun silam sangat lengkap di bandingkan dengan tahun sekarang.
Pohon sakura kini masih mekar; kelopak sakura yang mengotori tanah bergoyang kesana-kemari tersapu angin. Suara pelantun Memories Of The Wind terngiang di kedua telinga Yoongi sesekali ayahnya iku bernyanyi untuk beberapa bait saja dengan kurva bibir yang tertarik bangga.
....
Kini pemuda Min tersebut tengah menikmati makan malam bersama keluarga kecilnya berbincang hangat membahas beberapa topik mengenai; masa depan Haru juga Yoongi. Sebenarnya Yoongi sudah memiliki tujuan hidup yang akan ia lakoni nanti namun karena satu hal yang membuat Yoongi mengurung mimpinya dalam penjara paling dalam adalah karena dirinya tidak seperti kebanyakan orang. Dia Min Yoongi seorang pemuda yang memiliki waktu kadarluasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon a Spring • MYG [Discontinued]
FanfictionJika saat hari itu tiba. Aku hanya ingin bersamamu. Jika saat itu aku tidak menepati janjiku. Maka kau harus menepati janjimu. Jika aku hilang untuk selamanya maka panggil namaku, aku akan datang walaupun pada saat itu mungkin kita sudah berbeda. S...