Seoul, i'm here! Job, i'm coming!

43 7 5
                                    

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam dari bandara menuju salah satu hotel di kota Gangnam, sampailah Arania di sebuah hotel yang cukup mewah.

Selama perjalanan, Arania terus terpukau dengan keindahan kota Seoul.

Arania beristirahat di kamar hotel yang sudah di booking oleh Bunda beberapa waktu yang lalu. Pemandangan di luar jendela sangat indah. Pemandangan kota adalah favorit Arania. Terutama pada malam hari.

Hari ini Arania akan berkeliling kota Gangnam. Sebentar saja...

Arania sudah mengurus identitas barunya sebagai pendatang sekaligus warga di KorSel. Arania juga mendapat tempat tinggal sementara. Untuk seterusnya Ara masih bingung harus tinggal dimana.

Nama Arania ala Korea adalah Kim Ara. Jadi, mulai sekarang Arania merubah nama panggilannya menjadi Ara.

Tubuh Ara yang tidak terlalu pendek dan bisa dibilang cukup tinggi, dan mata Ara yang tidak terlalu lebar, bisa dibilang mirip seperti orang Korea —maybe.

Setelah berkeliling kurang lebih selama 30 menit, Ara berjalan menuju kantor yang dimaksud. Ara mencoba masuk namun dicegah oleh salah seorang satpam bertubuh kecil tapi tidak terlalu pendek.

"Mianhe neoneun ibjang hal su eobsda," kata satpam itu. Sedangkan Ara hanya diam menatap wajah satpam itu dengan bingung.

Satpam itu pun paham mengapa anak ini hanya diam. Gak lama ia memberi isyarat yang mengatakan 'anda tidak bisa berbicara bahasa Korea?' Ara mengerti dan mengangguk.

Lalu satpam itu kembali diam dan memanggil seseorang melalui walkie-talkie nya.

Setelah selesai berbicara dengan seseorang melalui walkie-talkie, satpam tersebut menyuruh Ara untuk menunggu disini. Ara pun menurut saja.

Selang 5 menit, seorang laki-laki berbadan tinggi nan tegap datang menghampiri.

Mereka bercakap-cakap sebentar, lalu laki-laki yang mengenakan seragam lengkap dan rapi itu menoleh kearah Ara.

"Where are you from?" Tanyanya.

"I'm from Indonesia,"

"Oh I See. Kenapa gak ngomong bahasa Indonesia aja?" Ara kaget setelah tau bahwa satpam itu bisa berbicara bahasa Indonesia.

"Kok bapak..." Ara tak melanjutkan kata-katanya dan terus menatapnya dengan mulut terbuka.

"Tutup mulutmu dan kita bicara didalam saja," ajaknya.

"O-oke," Ara kini agak kikuk.

Selama berjalan di koridor, "Udah lama gak ada karyawan baru di agensi ini,"

"Benarkah?" Jawab Ara yang sedari tadi melamun.

"Ya, banyak sih yang ngelamar kerja. Tapi banyak juga yang ditolak." Pak Lee —nama satpam tersebut— melirik ke arah Ara. Ara terlihat salting setiap kali ditatap oleh pria asing yang baru ia kenal.

"Ngomong-ngomong, kok bapak bisa ngomong bahasa Indonesia? Bahasa santai lagi," Ara memecah keheningan diantara mereka berdua.

"Saya belajar dulu waktu masih kuliah. Ya meskipun jarang di pake, tapi saya suka aja gitu sama bahasanya. Apalagi kalo denger orang baca syair atau puisi pake bahasa Indonesia,"

Ara hanya manggut-manggut. Ara kembali diam dan sibuk mengamati kantor tersebut.

Setelah 5 menit berjalan...

"Nah ini ruangannya, semoga diterima," Pak Lee membungkuk dan disambut anggukan kepala Ara lalu pergi meninggalkan Ara sendiri di depan ruangan tersebut.

4 UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang