Banyak typo
.
."Fa, lo kenapa?"
"Hah? nggak, gak kenapa kenapa kok, he"
"Lo lagi gak bohong sama gue kan?"
"Gak! aku gak bohong kok, beneran aku gak apa apa"
"Kalau gak apa apa kenapa bengong terus"
"Masa sih? Biasa aja ah"
"Ya udah deh kalau gak apa apa, tapi kalau ada masalah bilang ya siapa tahu aku bisa bantu"
Selly adalah teman baik ku, teman yang selalu ada untukku, teman yang selalu mendengarkan keluh kesahku di saat orang lain tak peduli padaku bahkan saudaraku sendiri
"Tuh kan melamun lagi pasti ada masalah ya?" Sergahnya
Aku tersenyum kecil, dia adalah orang yang selalu perhatian padaku
"Gak, aku gak melamun kok, udah yuk ah kita ke kelas"
Aku dan selly mulai beranjak dari tempat duduk kami menuju kelas yang sebentar lagi akan di mulai
Hari yang begitu cerah ini sangat mendukung kegiatan kami untuk berjalan jalan, hanya sekedar merilekskan kepala dari segala pikiran
"Kita makan dulu yuk, gue udah laper nih" ajak selly
"Yuk aku juga udah laper"
Dosen yang seharusnya sekarang mengajar tidak dapat hadir karena istrinya melahirkan jadi kami pergi ke mall untuk sekedar berjalan jalan ria dan waktu akupun sedikit lowong sebelum aku pulang dan mulai bekerja kembali membantu bi suri
Tujuan kami sekarang adalah tempat makan, sebelum berakhirnya sesi jalan jalan di mall yang tak membeli apa pun. Kan hanya jalan jalan
"Fa lo tahu gak?" Tanya selly tiba tiba ketika kami sedang menunggu pesanan
"Ya nggak lah kan kamu belum kasih tahu" balasku
"Hehe, iya yah" selly terkekeh geli sendiri
"Lo tahu kan si genta?"
"Iya kenapa emang?"
"Gue liat liat kaya nya dia suka deh sama lo"
"Masa sih"
"Iya soalnya nih ya dia itu sering ke pergok sama gue lagi liatin lo"
"Nggak mungkin ah, bisa aja dia lagi liatin yang lain tapi arahnya ke tempat aku berada"
"Tapi gue udah sering liat dia kaya merhatiin lo, masa itu gak sengaja yang terus terusan kan aneh"
"Entah lah, udah ah jangan bahas itu"
"Hm" selly mengakhiri obrolanya karena melihat syifa yang sedang tak bergairah untuk mengobrol
Selly tahu bahwa syifa tengah memiliki masalah, dia juga sebenarnya ingin bertanya tentang masalah yang tengah di hadapi syifa, tapi dia tidak ingin ikut campur, cukup biar syifa sendiri yang bicara tanpa di minta
"Oh ya fa, gimana majikan kamu, masih baik"
"Alhamdulillah "
"Dan gimana kabar anak lo?"
"Anak?"
"Itu anak majikan lo yang manggil kamu dengan sebutan bunda"
Selly Sering bilang lo atau kamu, ya terserah moodnya saja lah
Selly tahu semuanya tentangku karena dia adalah diary berjalanku, hehe
"Ouh.... baik"
"Syukur deh kalau baik"
"Lo lagi liatin siapa?" Lanjut selly Dengan bertanya karena titik fokus syifa bukan padanya tapi pada belakangnya
"Liatin siapa sih?" Selly sangat penasaran karena tidak dapat jawaban dari syifa akhirnya dia membalikan badannya
Melihat tempat sekitar, tak ada yang aneh' batin selly
Hanya ada tiga remaja yang tengah mengobrol dengan asiknya dan sepasang kekasih yang entah sedang apa, wajah mereka tampak serius tapi aku tidak peduli dengan itu' batin selly lagi
"Liatin apa sih fa?" Kata selly gereget pada siapa syifa tengah melihat
"Ah, gak ada udah yuk kita pulang udah kan makannya"
"Udah yuk!" balas selly walau sedikit penasaran dengan apa yang syifa liat tadi
***
"Huh.. lelah banget hari ini" kata syifa dengan menghempaskan badanya di atas kasur
"Tadi itu tuan sathia kan?" Tanyanya pada diri sendiri sambil menatap langit langit kamar
"Sama cewek, apa dia kekasihnya ya? Non bella tahu gak yah, tapi kalau tahu kenapa non bella minta aku di panggil bunda sama dia, kan kalau tahu harusnya dia yang di panggil bunda sama non bella" monolog syifa dengan tatapan menerowong atap kamar
"Dan satu lagi, harusnya dia yang di pinta adik sama non bella, kan dia calon bundanya"
Sedangkan aku hanya terdiam membeku di samping kursi yang bella duduki.
"Huaaa huaaa bella pengen dede bayi, pengen dede bayi huaaaa" bella menangis sambil berteriak mengucapkan ingin dede bayi
"Cup cup loh kok nangis sih" nyonya wina menenangkan
"Bella pengen dede bayi oma hiks pengen dede bayi huhuhu"
"Iya nanti bella punya dede bayi tapi janji jangan nangis, masa cucu oma yang cantik ini nangis sih tanti cantiknya ilang loh" masih bujukan nyonya wina dengan janji akan di berikanya dese bayi
"Oma janji?" Tangis bella berhenti dan menatap omanya
"Iya oma janji" yakin nyonya wina
"Mah" sathia memanggil ibu nya yang tengah berjanji pada anaknya
"Ayo makan dulu, kalau gak mau makan, oma gak kasih dede bayi" bujuk nyonya wina dan menghiraukan panggilan sathia
"Mah" sathia memanggil ibunya lagi
"Ayo biar oma suapin ya sayang" nyonya wina masih menghiraukan ucapan anaknya dan malah terus berbicara pada cucunya
"Ck, aku berangkat dulu" sathia jenkel pada ibunya karena tak menggubris panggilanya, akhirnya dia pergi setelah salama dengan orang tuanya dan tidak lupa mencium pipi anaknya
"Semoga nyonya wina tidak menyuruhku untuk menikah dan mengandung anak tuan sathia" gumamku
"Ck ngomong apa sih aku ini, mana mungkin nyonya wina menikahkan anaknya dengan ku yang tak jelas asal usulnya ini" kataku menggerutu pada diri sendiri.
_____
Udah ya cukup segini, cukup kan? Nanti lagi ya
makasih yang udah antusias + nunggu cerita ku yang tak jelas ini
Thank youKomen, share, vote and follow
Thank you'Perbaiki dulu shalatmu'
KAMU SEDANG MEMBACA
[NS1]Bunda Pengganti
Acak"Kakak, mbak, bibi juga boleh deh, pokoknya terserah kamu mau manggil apa aja" kataku pada gadis itu "Benelan apa aja?" Katanya dengan antusias plus bahasa cadelnya "Beneran cantik" ucapku sambil mencolek hidunnya yang mungil "Kalau bella panggil bu...