Chapter. 38 (Epilog)

21.5K 1.1K 56
                                    

Tiga tahun sudah berlalu. Sasuke dan Sakura kini sudah menikah. Mereka juga sudah dikaruniai seorang putri cantik yang diberi nama Sarada Uchiha.

Sarada Uchiha adalah putri kesayangan Sasuke dan Sakura. Usianya saat ini sudah menyentuh 9 bulan. Di usianya yang bisa dibilang masih bayi, Sarada sudah bisa merangkak dan dapat mengucapkan beberapa kata seperti mama dan papa.

"Sasuke-kun!"

Sasuke menghela napas mendengar panggilan dari istrinya. Ini sudah kesekian kali istri kesayangannya itu memanggilnya. Dengan sedikit malas, ia meletakkan korannya dan berjalan menghampiri Sakura yang berada di kamar mereka.

Alis Sasuke mengernyit melihat Sakura yang sedang terlihat kesusahan mengaitkan resleting dressnya. Ia lalu melirik ke arah putrinya yang sedang bermain dengan mainan karet diatas ranjangnya dengan Sakura.

Sasuke tersenyum tipis, melihat putrinya yang terlihat sangat lucu saat bermain dengan mainannya. Ia lalu berjalan ke arah Sakura dan membantunya menaikan resleting dress. "Kau mau ke mana?" tanya Sasuke setelah mencium sekilas punggung istrinya yang terbuka.

"Jangan bilang kau lupa, Sasuke-kun!"

"Hn?" Sasuke menaikan alisnya tidak mengerti apa yang dimaksud istrinya.

Sakura berbalik dan melotot melihat Sasuke yang masih mengenakan piamanya. "Kenapa kau belum siap-siap?!"

"Siap-siap ke mana?" tanya Sasuke tanpa rasa bersalah.

"Siap-siap untuk piknik, Sasuke-kun!" Sakura menarik kedua pipi Sasuke dengan gemas. Dia sudah menduga kalau pria itu akan melupakan janji piknik keluarga mereka.

Sasuke mendengus dan mengusap kedua pipinya yang terasa sakit setelah Sakura melepaskan cubitannya.

"Sekarang, cepat kau siap-siap!" Sakura mendorong punggung Sasuke ke arah kamar mandi.

Sasuke hanya menghela napas pasrah dan berjalan masuk ke kamar mandi dengan sedikit ogah-ogahan.

.
.
.
.
.
.
.

Sasuke dan Sakura memutuskan untuk piknik di bukit besar milik uchiha. Dengan berbekal makan siang yang Sakura masak, mereka pun berangkat.

"Kita sampai." Sasuke memberhentikan mobilnya. Sakura yang tahu mereka sudah sampai segera keluar dari mobilnya dengan semangat. Sarada yang berada di gendongannya pun ikut semangat melihat ibunya yang semangat.

Sakura memiringkan kepalanya bingung melihat bukit tempat mereka piknik sangat sepi dan tidak ada satu orangpun di sana kecuali mereka. Ia lalu menoleh ke arah Sasuke yang sedang menggotong bekal mereka dari mobil.

"Sasuke-kun, kenapa di sini tidak ada orang?" tanyanya bingung.

"Ini bukit milik Uchiha, tentu saja tidak ada orang di sini," jawab Sasuke datar. Ia menggelar tikar dan menaruh bekal mereka di atasnya.

"Jadi, ini bukit pribadi?"

"Hn."

Sakura mengurutkan bibirnya. Niat awalnya yang ingin piknik di tengah keramaian, berubah. Ia lalu berjalan ke arah Sasuke yang sudah duduk di atas tikar dan ikut mendudukan dirinya di sana.

Sasuke yang melihat wajah Sakura yang kurang senang, segera mengeluarkan sesuatu dari kantong bekal mereka dan menempelkannya pada pipi Sakura.

Sakura tersentak kaget saat merasakan dingin di pipinya. Matanya berubah berbinar saat Sasuke menempelkan satu buah eskrim di pipinya.

"Kyaa! Eskrim!" Sakura meletakkan Sarada di atas tikar dan mengambil eskrimnya dengan senang.

Sasuke mendengus geli melihat kelakuan Sakura yang berubah menjadi kekanak-kanakan setelah bertemu eskrim. Ia lalu menatap Sarada yang sedang duduk di atas tikar dan terkekeh geli melihat putrinya yang terlihat bingung pada ibunya yang sedang menikmati eskrim.

Sakura yang menyadari tatapan kebingungan putri kecilnya ikut terkekeh. Ia lalu mengangkat Sarada ke atas pangkuannya dan sedikit menempelkan eskrim yang dimakannya pada bibir mungil Sarada yang langsung membulatkan matanya lucu saat merasakan dingin di bibirnya.

Sakura tertawa melihat wajah lucu putrinya. "Sarada juga mau eskrim?" tanyanya sambil menyodorkan eskrim ke arah putrinya yang langsung berbinar saat Sakura menyodorkan eskrim padanya.

"Ecim!" seru Sarada semangat. Tangan mungilnya terangkat, berusaha menggapai eskrim yang dipegang ibunya.

"Sedikit saja ya...." Sakura menempelkan sedikit krim eskrimnya ke lidah Sarada.

Wajah Sarada mengernyit lucu saat rasa dingin dan manis memasuki lidahnya, dan itu membuat Sasuke yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka menggigit bibir bagian bawah nya dengan gemas.

"Sasuke-kun, di mana mainan Sarada?" tanya Sakura yang terlihat kesusahan memakan eskrimnya karena Sarada yang terus merengek sambil menarik-narik tangannya. Sepertinya gadis kecil itu ingin mencoba kembali rasa eskrim yang sedang di pegang ibunya.

"Ada di mobil," jawab Sasuke. Ia mendengus geli melihat Sakura yang mengerucutkan bibirnya saat eskrimnya terjatuh karena tarikan brutal Sarada.

"Bisa tolong kau ambilkan?" Sakura kembali menaruh Sarada di atas karpet dan mengambil tisu untuk membersihkan tangan Sarada yang dipenuhi eskrim

"Hn." Sasuke mengecup pipi Sarada dan Sakura sekilas, lalu berjalan ke arah mobil untuk mengambilkan mainan Sarada.

Sakura mengambil eskrimnya yang lain di plastik bekal mereka dan memakannya saat melihat Sarada yang sedang fokus bermain dengan rumput.

"Hwee!"

Sakura tersentak kaget saat mendengae putrinya menangis. Dengan cepat, ia menaruh eskrimnya dan mengangkat Sarada yang sedang menangis dengan keras ke dalam gendongannya.

"Kenapa sayang?" tanyanya lembut. Ia menggecek tubuh Sarada, mencari hal yang membuat putrinya menangis. Matanya melebar saat melihat sesuatu yang merayap di tangan putrinya.

"Kyaa!" Sakura berteriak kaget saat melihat cacing yang menggeliat di tangan putrinya. Ia hampir saja melemparkan tubuh Sarada dari gendongannya, kalau saja dia tidak ingat siapa yang ia gendong sekarang.

Tubu Sakura tiba-tiba bergetar hebat. Dengan segenap keberaniannya, ia mengambil cacing itu dan melemparkannya jauh.

Sasuke yang mendengar tangisan Sarada dan teriakan istrinya segera berlari dengan wajah paniknya. "Ada apa?"

"Sasuke-kun." Sakura mendongak, menatap suaminya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Apa yang terjadi?" Tanya Sasuke lagi dengan nada khawatir.

"Ada ... Cacing ... Hiks...." Air mata Sakura langsung mengalir. Ia menangis keras bersamaan dengan Sarada yang mengeraskan tangisannya mendengar ibunya juga menangis.

Wajah Sasuke yang tadinya khawatir berubah menjadi gemas melihat wajah menggemaskan Sakura dan Sarada yang sedang menangis.

Sasuke menggigit bagian bawah bibirnya, berusaha untuk tidak memakan dua makhluk menggemaskan di depannya. Ia lalu maju dan memeluk mereka berdua

"Sstt, cacingnya sudah pergi," ujarnya lembut sambil menepuk-nepuk punggung Sakura yang mengendong Sarada.

Sakura dan Sarada menangis semakin keras dan itu membuat Sasuke terkekeh geli.

Oh, dia merasa mempunyai dua bayi sekarang, batinnya bahagia.

EPILOGUE END.

Let Me Be Your Man | SasuSaku ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang