06

576K 10.6K 280
                                    

"Anggap saja kau tidak melihat dan mendengar apapun sebelum maupun sesudah ini!" perintah tegas keluar dari mulut Saddam. Supir pribadinya hanya mengangguk sebagai jawaban.

Boss nya terlalu berbahaya untuk di ganggu. Selain orang yang berpotensi. Berpotensi yang di maksudkan di sini yaitu berpotensi untuk memakmurkan keluarganya jika ia masih bisa bekerja seperti sekarang dan bisa juga berpotensi menghancurkan keluarganya jika ia berani menganggu boss besarnya. Entah dengan cara memecat atau menghantui keluarganya. Sungguh bukan pilihan yang baik bagi si supir. Lebih baik memilih jalur aman daripada bermain api. Toh tidak ada ruginya walaupun ia harus berkali-kali menelan ludah, menahan hasratnya, juga adiknya yang siap tempur akibat suara merdu gadis boss nya.

Saddam ingin melanjutkan permainannya tapi lagi-lagi di tahan oleh Clarisa.

"Ada apa sayang? Apa kau malu hmm?"

Saddam bertanya lembut sembari mengelus pipi kiri Clarisa menggunakan punggung jari telunjuknya. Wajah mereka sangat dekat sekarang. Pipi Clarisa semakin memerah. Clarisa langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain menghindari kontak mata dengan Saddam.

Bentuk bulan sabit muncul pada bibir Saddam. Tangannya bergerak menyentuh dagu Clarisa meminta agar gadis itu kembali menatap matanya.

CUP

Sebuah kecupan kilat oleh Saddam terjadi begitu saja. Clarisa membulatkan matanya. Ia baru saja memperingati tapi pria setengah-setengah itu tak mengubris.

"Akan kita lanjutkan saat tiba di Eropa." suara husky Saddam pada telinga Clarisa dan di tutup oleh lumatan kecil pada helix nya membuat Clarisa membeku.

Ceklek

Pintu di belakang Clarisa terbuka. Spontan ia menoleh walaupun ia tahu benar siapa yang akan keluar dari sana.

Saddam. Boss setengah-setengah yang selalu punya cara untuk membuat Clarisa terhanyut dalam permainan liarnya.

Lihatlah kini pria itu tengah berdiri di bibir pintu kamar mandi. Hanya menggunakan boxer hitam menampakkan otot kakinya yang kekar. Tanpa atasan yang secara otomatis mempelihatkan otot-otot perut yang sangat menggoda bagi kaum hawa atau kata lainnya ada sexy. Sembari mengelap rambut basahnya menggunakan handuk kecil berwarna putih.

Clarisa menelan saliva nya. Otot-otot bisep itu adalah otot-otot yang selalu di gunakan untuk menahan berat badan Saddam ketika menghujaminya untuk mendapat kenikmatan. Dan Otot-otot perut itu adalah bagian yang paling ia sukai ketika meraba tubuh Saddam. Tentu saja peringkat kedua setelah benda bagian selatan di tubuh lelaki itu.

Kenapa udaranya memanas? Bukankah pendingin ruangan selalu di nyalakan sejak tadi.

"Apa kau sudah tidak sabar baby girl?"

Seringai muncul di wajah tampan Saddam. Sebuah kebanggaan melihat mangsanya menelan ludah menatap penuh harap kepadanya. Berharap di sentuh dan di puaskan.

Sejak dulu hingga sekarang pesonanya tak pernah pudar. Dialah Saddam Carney Miler. Membuat banyak jalang rela mengangkang secara cuma-cuma tanpa di minta ataupun di bayar demi dapat menyentuh semua otot-otot hasil kerja kerasnya setiap akhir pekan. Membayangkan tubuh polos Saddam dengan keringat pada wajah dan tubuhnya saat bercinta membuat jalang-jalang tak dapat menahan hastrat mereka untuk menolak pesona Saddam.

Namun, sangat di sayangkan tidak semua diantara mereka yang bisa mendapatkan ticket malam panjang dengan Saddam. Pria itu sangat pemilih. Ia meminta tangan kanannya untuk memilih langsung jalang yang berkualitas untuk memastikan jika jalang ia pakai tidak mempunyai riwayat penyakit menular, sexy, cantik, dan tentu saja yang berpengalaman. Saddam tidak akan bekerja tetapi jalang itu lah yang bekerja. Toh Saddam sudah membayar mahal kenapa dia harus bekerja.

My Boss is Overhormone #MILER1 (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang