Tigapuluh Delapan

1.6K 110 2
                                    

Malam harinya, Desiva duduk sendirian di balkon rumahnya. Ia masih saja memikirkan perkataan Tasya sore tadi. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan oleh temannya yang satu itu. Tapi apa?
Desiva menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan pikiran buruk yang muncul dipikirannya.

Desiva bangkit dari duduknya kemudian pergi ke kamar dan melihat kelima sahabatnya yang sudah tertidur. Lalu ia juga memilih untuk ikut tidur, berharap pikiran buruk yang ada di kepalanya buyar seketika.

♡♡♡

Hari ini adalah tanggal 13 April 2019. Tepat usia Desiva genap 16 tahun. Desiva hampir saja melupakannya. Ia bangun dari tidurnya, melihat ke sekeliling kamar yang sudah tidak ada kelima sahabatnya disana.

Ia menggeliat kecil lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. 20 menit sudah terlewat. Desiva berjalan menghampiri Bi Nuni yang sedang berkutat dengan alat masak di dapur.

"Bi, Ilma sama yang lainnya kemana ya?" tanya Desiva.

"Tadi Neng Ilma bilangnya mau jalan-jalan Pagi di sekeliling komplek." Bi Nuni mengalihkan pandangannya kepada Desiva.

Desiva mengerutkan keningnya, "Loh, kok dia gak ngajak aku?" tanya Desiva lagi.

"Mungkin Neng Ilma lupa, Non." Bi Nuni menyajikan sup yang dibuatnya di atas meja makan. "Mending Non Iva sarapan aja dulu, nih Bibi buatin sup buat Non." ucapnya yang diangguki oleh Desiva.

"Mereka udah sarapan Bi?"

"Udah,"

Desiva manggut manggut mengiyakan, kemudian ia mengambil piring dan sarapan bersama Bi Nuni.

Seusai selesai sarapan, Desiva kembali ke kamar dan menunggu Ilma disana. Ia melihat ponselnya yang tergeletak di nakas. Desiva membuka notifikasi di instagramnya, banyak sekali followersnya yang sudah mengucapkan selamat ulang tahun untuknya.

'Ya Allah, kenapa aku bisa sampai lupa kalo sekarang ulangtahun?' batinnya

Direct Message 1532++

Hampir semua isi DM nya mengucapkan ulangtahun kepada Desiva.

Ting! Satu pesan masuk di ponselnya.

Mama
Selamat ulang tahun sayang. Semoga menjadi anak yang Solehah, dan selalu bisa membanggakan Mama sama Papa. Tetap selalu tersenyum dimanapun dan kapanpun. Maaf Mama sama Papa tidak ada disampingmu saat bertambahnya usia kamu sayang. Mama sama Papa hanya bisa mendoakan semoga tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Love you, Dear.

Desiva terharu membaca pesan dari Mama nya. Ia merasa sangat senang mempunyai Mama dan Papa yang sayang kepadanya.

Me:
Terimakasih banyak Ma. Desiva sayang Mama dan Papa...

Desiva menyimpan kembali ponselnya di tempat semula. Dia melihat jam yang menggantung di kamarnya menunjuk ke angka 9. Tapi Ilma dan kelima sahabatnya belum pulang juga.

Baru saja ia akan beranjak keluar dari kamar, tiba-tiba ponselnya berdering menandakan ada telepon masuk.

Ilma's calling...

Dengan cepat Desiva memencet tombol hijau untuk mengangkatnya.

"Hallo, Assalamualaikum Ma."

"Waalaikumussalam, Va." balas Ilma dengan suara serak seperti sedang menangis.

DesivaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang