08

2.4K 307 7
                                    

Jungkook hari ini sangat bersemangat. Iya, karena semalam Taehyung pulang cukup larut dan payung miliknya dibawa oleh yang lebih tua

Bukannya pamrih. Tapi Jungkook berharap, dapat bertemu Taehyung lagi dengan perantara payung tersebut.

Atau tidak.

Jungkook memelankan langkahnya, matanya menyipit seperti mengenali seseorang yang sedang berjalan di depannya.

"Jimin Hyung!"

Yang lebih tua tersentak, lalu tersenyum. Menunggu Jungkook menghampiri

"Hei, mau kemana?"

"Ada kelas, setelah itu aku bisa mampir kedaimu"

Jimin menyeringai "Taehyung tidak bisa datang loh"

"Lalu?"

"Yah hanya memberi tau. Dia sedang sakit, karena semalam hujan hujanan"

Jungkook tersentak.

Jadi...

"Ah, iya. Nanti aku jenguk, aku berangkat dulu ya Hyung!"

Jimin melambaikan tangan, "Hati hati!" teriaknya yang dibalas oleh acungan jempol oleh Jungkook

🐰🐰🐰

Baiklah. Katakanlah Jungkook berlebihan, dia akan menerima dengan lapang dada untuk sekarang

Sedari kelas dimulai, Jungkook benar benar tidak bisa fokus. Hanya sesekali berpura pura memperhatikan, tapi pikirannya melayang ke kata 'Taehyung' dan 'hujan hujan'

Jadi, sekarang Jungkook tengah berdiri di kediaman keluarga Kim. Membawa satu parsel buah, satu kantong penuh roti, beberapa plaster penurun demam, beberapa botol air mineral, juga sup kacang merah buatannya lagi.

Tadi sebelum berangkat, sempat tanya sih kepada Jimin. Makanya tau dimana rumah Taehyung

Sekarang masalahnya, bagaimana cara Jungkook membunyikan bel pintu? Tangannya penuh dengan barang barang bawaan

Baiklah. Meskipun agak kurang sopan, Jungkook mengetuk pintu dengan ujung sepatunya. Tidak terlalu keras, tapi juga tidak terlalu pelan. Takutnya tidak terdengar jika pelan, tapi nanti jika terlalu keras dikira preman bagaimana?

"Sebentar" balas seseorang dari dalam rumah

Dari suaranya sih perempuan

"Cari siapa ya?"

Jungkook meringis. Perempuan di hadapannya sangat mirip dengan Taehyung, kemungkinan ibunya

"TaeTae Hyung ada?"

"Oh! Temannya Tae? Ayo silahkan masuk! Langsung naik saja ya, kamarnya ada tulisannya kok. Eomma mau beli makan malam dulu, jaga Taehyung ya"

Jungkook pasrah saja, saat didorong naik ke tangga.

Tapi sekarang, tangannya gemetar. Bingung, apa tujuannya kemari? Bagaimana kalau Taehyung malah risih? Kalau Jungkook dikira penguntit bagaimana? Kalau Taehyung berfikir Jungkook terlalu berlebihan bagaimana?


"Jangan berdiri di depan pintu, cepat masuk"

Jungkook tersentak. Suara teguran dari dalam pintu kamar begitu parau, mungkinkah itu..... Taehyung?

"H-hyung..."

Taehyung kaget. Reflek duduk, namun segera mengerang dan berbaring lagi. Membuat yang lebih muda bergegas mendekat dan meletakkan bawaannya begitu saja.

Taehyung berdehem "Mau apa?"

"Hyung sakit apa?"

"Tidak"

Jungkook mengerucutkan bibirnya. Telapak tangannya dengan usil menyibak poni yang lebih tua, dan menepuknya pelan. Membuat Taehyung sedikit meringis

"Sakit apa sih?"

"Demam. Tapi aku malas pakai kompres demam yang manual, nanti basah semua. Kompres biasanya habis"

Jungkook tanpa bicara lagi mengeluarkan plester demam yang dibawanya, memasangkan pada Taehyung yang hanya menatap Jungkook sembari menikmati ekspresi lucu Jungkook.

Hm, setiap jarinya sedikit menyentuh permukaan kulit Taehyung, Jungkook sedikit tersentak dengan pipi sedikit merona dan mengembung. Lalu mengerjap beberapa kali, dan terulang lagi.

Kan lucu.

"Hyung tidur saja"

"Tidak"

"Ih tap—

"Kan disini ada kau, kalau aku tidur. Bagaimana aku bisa melihat obatku?"

Weird •VKook [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang