"Welcome home my baby. Kerjaannya bobo mulu nih." Ucapku saat pertama menginjakan kaki di mansion.
Hari ini Quinziiy dan bayi kami sudah di perbolehkan untuk pulang, aku langsung mengajaknya pulang ke mansion dan tinggal di sini sampai benar benar mendapatkan tempat tinggal baru.
"Hey Dave, mana cucu papa?" Ucap Evan saat datang menghampiri.
Aku menggerakan pandangan mataku kearah dua putri kecilku yang sedang terdtidur pulas. "Nih pah, tapi masih bobo mereka, abis jaga kompleks semalam. Jangan di ganggu yaa." Ucapku diiringi cubitan pelan Quinziiy.
Evan tertawa ringan sambil melihat ke dalam stroller. "Tidak ku sangka kau akan mendapatkan anak anak secantik ini Dave."
Aku tersenyum dan merangkul Quinziiy yang berdiri di samping kananku. "Untung maminya secantik Quinziiy." Ucapku yang membuat wajahnya berubah menjadi merah muda.
-*-*-*-*-
Hari hari kami jalani seperti biasa. Tugas kantor yang menumpuk setelah beberapa hari ku tinggal, Quinziiy yang harus terjaga setiap malam, dan beberapa problem orang tua pada umumnya.
Quinziiy harus terjaga semalaman karena Keyra dan Lira yang gampang sekali kehausan.
(02.29 Pagi)
"UWEEE!! UWEEEEEE""Emmm, Keyra Lira? Kenapa nak? Lapar?" Ucap Quinziiy sambil menggendong Lira di dekapannya.
Aku merasakan seseorang mengelus ngelus lenganku dengan lembut. "Baby ini sudah tengah malam, besok aja yaa mainnya." Ucapku dengan mata setengah tertutup.
"Iii apaan sih Dave, bangun dulu. Ini Keyra sama Lira nangis terus." Ucap Quinziiy dengan langsung mencubitku.
Quinziiy duduk di sofa dekat jendela dan langsung membuka kancing piyama tidurnya. "Iya sayang iya, bentar yaa." Ucap Quinziiy dan langsung meberikan asi pada Lira.
Tanganku menggendong Keyra, tapi tatapanku tertuju pada payudara Quinziiy. "Papi juga mau dong." Ucapku sambil menepuk nepuk menidurkan Keyra.
Quinziiy melirikku dengan tatapan tajam. "Waktumu sudah selesai tuan, sekarang waktunya untuk Keyra dan Lira.
Begitu Lira selesai disusui, aku memberikan Keyra pada Quinziiy. "Uuu sayang, minum yang banyak yaa." Ucap Quinziiy sambil memberikan asi lewat payudara sebelah.
Setelah mereka berdua tenang dan kembali tidur, aku beranjak mendekati Quinziiy dan mencium pundaknya. "Sexy mom." Ucapku pelan di telinganya.
Tanganku merangkulnya dari belakang, memberikan kehangatan yang mendalam baginya. "Akhirnya waktu untuk kita bersama telah tiba. I miss u so much baby."
"Aku tau waktu ini akan datang Dave, hanya saja jalan kita untuk menuju situasi ini yang tidak mulus." Quinziiy memegang tanganku sambil mengelusnya. "Tapi aku yakin, dengan hatiku. Yang aku tidak percaya sampai sekarang adalah, kenapa kamu menikahi Neivel?" Ucapnya dengan sedikit sinis.
Aku tertawa dan lebih mengeratkan pelukanku. "Pada saat itu, jujur aku sangat terpukul dengan kenyataan. Aku sakit hati dengan kenyataan bahwa mama Lucia lah yang telah merenggut kebahagiaan keluargaku."
Aku membalikan badannya, membuat kami saling berhadapan. "Tapi aku bisa menerimanya seiring waktu, karena itu adalah masa lalu yang hanya bisa ku kenang."
"Makasi sudah bisa memaafkan orang tuaku Dave, sejujurnya kalau kita bertukar posisi mungkin aku belum bisa memaafkan orang itu." Ucap Quinziiy dengan wajah murung.
"Hey, kita harus fokus dengan anak anak dan pernikahan kita." Aku melihatnya dengan wajah tersenyum
Quinziiy perlahan menaikan wajahnya dengan ekspresi terkejut. "Barusan kamu ngomong apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Beautiful Revenge For Quinziiy
Lãng mạnHidup Dave hancur karena keluarga Geraldy yang ingin menjadikan ia sebagai penerus perusahaan Geraldy NY Company. Tapi bagaimana kalau saat itu ia masih berada di dalam kandungan? Lucia Geraldy yang ingin sekali memiliki keturunan ternyata mempunyai...