03- kecewa

38 7 0
                                    

"Terkadang kamu harus dengarkan kata hati. Jangan tanyakan yang kamu cintai. Tapi tanya siapa yang membuatmu bahagia dan di hargai"



"Cip, pulang yok? dah bel tuh. Eh ntar dulu lah, ke toilet dulu lah. Gue dah kebelet nih." ajak Dara buru-buru.

"hmm, yoklah. cepetan!" jawab Cipa.

ketika meninggalkan kelas Dara tak sengaja melihat Dzaka yang ternyata belum pulang. Padahal bel sudah berbunyi dari tadi, biasanya ia buru-buru ke parkiran ketika bel pulang sudah berbunyi.

"wehhh Cip, itu ada Kak Dzaka anjir. Kok belum pulang yah?" kaget Dara dan langsung berpindah ke sebelah Cipa.

"ahhh kau, biasa kali. Sapalah kalau berani. kesempatan" Ketus Cipa. "Nggak ah, malu" Dara mempetcepat langkahnya.

ketika berselisih Dengan Dzaka, Dara hanya tertunduk lalu memalingkan wajahnya Dari Dzaka. Ia malu jika selalu bertemu dengan Dzaka. Begitupun dengan Dzaka ia hanya melihat sekilas ke arah Dara dan langsung memalingkan wajahnya ke satu tujuan.

"ya sudahlah ya kalau gitu. Ya sudahlah!" kalimat itu keluar Dari mulut Cipa dengan begitu saja.

"Ya udah. Ya sudahlah, Nggak usah sok!" Dara menyambung ucapan Cipa. Ia juga tak mengerti apa maksud dari ucapan Cipa. Dara asal menyabung ucapan Cipa yang tak tau tujuannya. Mungkin cipa ingin menyindir Dzaka karna ia Nggak terlalu suka padanya.

ketika di toilet Dara bertanya kepada Cipa.

"Cip, kok kak Dzaka belum pulang yah"

"Ntahlah, mungkin abis bucin tuh"

"Ah masak iya, Nggak boleh suuzon ke orang"

"Ya Mana tau kan. Biasanya kan mereka tiap sore kek gitu"

Cipa memang tak terlalu suka melihat Dzaka, Melihat sikap Dzaka terhadap sahabatnya yang membuatnya begitu takluk terhadapnya. Cipa khawatir melihat Dara begitu berharap kepada Dzaka. Ia takut nantinya Dara semakin sakit hati dibuatnya.

Mereka kelur dari toilet dan langsung pulang kerumah masing-masing.

****

Kebiasaan Dara yang tak pernah hilang, setiap pulang sekolah ia selalu mencampakan tas dan sepatunya dengan sembarangan. Satu lagi ia langsung menghempaskan badannya ke atas kasur yang begitu empuk menurutnya.

Sambil menatap langit-langit kamar, Dara menggumam dalam hati.

"kenapa ya? gue begitu sukanya sama kak Dzaka? kok bisa? segitu istimewah kah dia?

kalimat tersebut selalu terbaca dipikiran Dara. Tanpa ia sadari ia larut dalam lamunan dan matanya mulai sayu. Seketika itu juga kelopak mata Dara mulai tertutup per lahan-lahan dan ia langsung tertidur seperti putri salju dan mulai bermimpi.

"DAR! BANGUN DONG, PENTING SUMPAH"

"DAR! BANGUN, DASAR KEBO"

teriak cipa sambil menggoyang-goyangkan tubuh Dara.

"Huuuuaaaa, apaan sih ganggu aja, ngantuk tau, lah? kok lo di sini si Cip?" Dara menguap lalu menegangkan badan-badannya yang pegal-pegal sambil mengucek-ngucek matanya.

BERPINDAH HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang