Sena turun yang motor sport berwarna merah itu, memberikan helmnya kepada sang pemilik. "Thanks ya Kak!" ucap Sena pada Alvin.
Lelaki itu tersenyum. Tangan kekarnya terulur untuk membantu Sena merapikan rambutnya yang acak-acakan. "Besok gue jemput mau?"
"Ha?"
Lelaki itu tak lagi tersenyum, tetapi berubah menjadi tertawa. Tangannya yang semula berada di rambut Sena, kini beralih ke pipi gadis itu lalu mencubitnya dengan lembut. "Lo kebanyakan terkejut hari ini. Ada apa sih?"
Sontak saja semburat merah hinggap di pipi Sena. Bahkan gadis itu tersenyum malu-malu dan tak berani menatap Alvin sebagai lawan bicaranya. Ya Tuhan, gadis ini sudah meleleh sekarang.
Namun, Sena lekas sadar ketika sebuah mobil mendekat menuju rumahnya. Dari mobil mewah itu, keluarlah seorang gadis cantik nan anggun berbusana mahal bak orang kaya. Sena bengong untuk sesaat. Bayangannya memudar ketika melihat gadis itu mulai memasuki rumahnya beriringan dengan mobil yang bergerak menjauh.
Alvin yang melihat perubahan dalam diri Sena merasa bingung. Ia mengibaskan tangannya di depan wajah Sena sembari terus memanggil namanya. "Sena!"
"Eh iya?"
"Ada apa?"
"Nggak ada apa-apa kak. Thanks kak udah nganterin aku pulang. Dah!" Sena buru-buru masuk ke rumahnya, menghiraukan Alvin yang masih merasa aneh dengan sikap Sena barusan.
Ketika Sena memegang gagang pintu, ia menunduk sejenak. "Sena, kamu kuat! Kamu pasti bisa!" batinnya untuk menyemangati dirinya sendiri yang rapuh.
***
Sore berganti malam. Cahaya matahari berganti dengan gemerlap lampu malam yang memenuhi penjuru Kota Jakarta yang padat merayap.
Saat malam tiba, Alex memakai jaket kulitnya, mengambil kunci motor bersamaan dengan kakaknya yang entah kesambet apa berkunjung ke kamarnya yang lumayan berantakan.
Gadis itu merebahkan diri ke dalam kasur king size milik Alex, menatap langit-langit kamar adiknya yang indah karena dipenuhi dengan lampu glow in the dark bergambar kunang-kunang, hasil hadiah ulang tahun dua tahun lalu dari ibunya. "Mau kemana lo?"
"Main,"
"Kemana?" Bilqish menegakkan badannya, memicing curiga pada Alex.
"Kepo banget sih!" Alex hendak keluar, namun kaki Bilqish sudah terlebih dahulu menjegal kaki Alex hingga lelaki itu terjerembab di lantai. Kesempatan itu digunakan Bilqish untuk menindihi adik semata wayangnya agar tidak keluar kemana-mana malam ini.
"Apa sih lo curut!?" teriak Alex dengan sisa tenaga yang ada. Masalahnya Balqish sangat berat, dan sekarang gadis gila itu sudah duduk bersila tepat di atas punggungnya.
"Ini urgent! Lo harus tau!"
Alex memutar bola matanya dengan malas. Gadis ini pasti sedang menipu.
"Bimaa!" Bilqish bersedekap. Alex mendengus. "Apa?"
"Nyokap bokap lagi keluar kota,"
"Gue tau. Trus masalahnya?"
Bilqish membisikkan sesuatu di telinga Alex. "Kalo lo keluar, gue sama siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BimaSena✔️ COMPLETED [SEQUEL KEYLANDARA #1]
Teen Fiction• COMPLETED || SEQUEL KEYLANDARA || BISA DIBACA TERPISAH • "Let see seberapa kuat lo nahan godaan dari gue, Arsena Lavenia Azura." -Alexander B. Zanuar- "Gue bersumpah kalau jatuh cinta sama lo itu adalah KUTUKAN! Lo sial b...