Pada sore hari yang cerah di dalam hutan nan asri hidup seekor kura kura muda yang unik.
Kura kura itu baru saja naik dari sungai. Setelah ia menyeberang dari hutan Cemara ke hutan Pinus yang terpisahkan oleh sungai. Saat kura kura berjalan dia menggerutu "Huh! Lambatnya jalan ku ini karena tempurung hijau yang sangat berat!"
Lalu dia mengeluh "Kenapa sih aku harus mempunyai tempurung seperti ini?!"
Di saat dia berjalan seraya menggerutu, ada seekor lipan yang sedari tadi berada di samping kura kura, lipan itu bingung. Ada ya hewan yang kesal dengan anugerah pemberian Tuhan?
Lipan pun mulai berbicara "Hai, kura kura" rupanya lipan mencoba untuk menyapa kura kura.
"Ya pokoknya aku kesal! Kenapa harus ada tempurung berat ini, huh!" Kura kura rupanya tidak mendengar sapaan si lipan "Dia sangat menghayati gerutunya, ckckck" Lipan menggeleng.
Lipan pun berjalan naik ke atas dan dia berhenti di atas kepala kura kura. "Halo... Kamu serius sekali menggerutunya" kata lipan dari atas kepala kura kura.
"Hah, apa ini?! Aaaa.... Li-li, LIPANNNN!!!" Kura kura berteriak keras sekali. Dia panik karena tiba tiba terdapat lipan hutan yang lumayan besar di atas kepalanya, dia takut hari ini adalah hari terakhirnya merasakan udara hutan yang sejuk.
Dia ingin berlari karena takut adanya lipan di atas kepala dia. Tapi apa daya, berjalan atau pun berlari tidak ada bedanya bagi si kura kura.
"Hei, hei. Jangan takut, aku hanya seekor lipan biasa. Yang hanya ingin berbicara kepada mu saja kok. Lihat, tidak ada bisa di mulut ku. Tenang saja" Dia membuka mulutnya untuk menunjukkan kepada kura kura bahwa dia tidak berbisa, terbukti karena tidak ada cairan berwarna khas bisa yang di miliki oleh lipan hutan untuk meracuni mangsanya.
"Hah, hah ... A-aku kira kamu lipan hutan berbisa, kaget tahu! Kenapa kamu tidak menyapa ku biasa saja? Tidak perlu sampai menaiki kepala ku" kura kura protes dengan wajah yang kesal sekaligus masih takut sedikit.
Siapa tau ini hanya akal akalan dia saja untuk mencari makanan.
Lipan yang masih bisa melihat keraguan di wajah kura kura pun mulai menyakinkan dia maksud dari tujuannya menaiki kepala kura kura.
"Tadi aku menyapa mu kok, di samping mu. Tapi kamu tidak mendengar dan menjawab ku, entah itu karena suara ku terlalu pelan atau kamu yang menggerutu soal tempurung"
Wajah kura kura nampaknya mulai tidak terlihat takut lagi, justru wajahnya menampilkan wajah kesal.
"Oh... Itu ternyata sebabnya. Kan! Tempurung ini bikin susah susah saja! Sudah berat dan karena itu aku jadi tidak bisa fokus karena kesal, huh!" Tutur si kura kura.
Sementara itu, lipan yang mendengar penuturan dari kura kura semakin bertambah heran saja. Kura kura sendiri yang tidak bersyukur akan tempurung pemberian dari Tuhan malah menyalahkannya.
Dasar kura kura muda yang aneh. Dalam keadaan yang masih terheran heran, lipan di kejutkan dengan pertanyaan dari kura kura "Hei, lipan. Bagaimana ya kalau aku keluar dari tempurung ini? Hmm... Tidak memakainya lagi, gitu?"
Apakah kura kura tidak mengetahui akan berbahayanya bila seekor kura kura tidak menggunakan tempurung?
Dalam keadaan seperti itu tiba tiba terlintas sebuah ide yang mungkin akan membuat kura kura mengerti akan keberadaan tempurung hijaunya.
Tunggu kelanjutannya ya..
Ini asli lucu banget sih 😄😄😄
Ada ide fabel fiksi gitu di otak ku untuk challenge hari ini, efek suka nonton kartun bareng adik adik ku kayanya sih 😅😅😅But, it's still okay, right? 😋
See ya~
🐛🐛🐛🐛🐛
With lot of fiction
Kaputtriput 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Para "Manusia" Hutan
General FictionIni adalah cerita Fabel hasil dari imajinasiku akan kehidupan hewan yang jika diberi sifat seperti manusia akan jadi seperti apa? ~~~ Silahkan dibaca, ya, dengan bijak wahai para pembaca sekalian yang budiman. 😊😊😊 Mohon maaf bila ada kekurangan d...