28

64 2 0
                                    

Rahmat pun menyalakan mesin dan segera menjalankan mobilnya.

"Sa.." panggilnya.

"Iya apa" aku masih menatapnya.

"Kenapa lu? "

"Nn-nggakpapa " ucapku gugup, aku langsung mengalihkan pandanganku ke depan.

"Ya udah, jangan lupa besok aku jemput.! " ujarnya.

"Mau ngapain? " tanyaku.

"Kamu lupa? "

"Ada apa sih? "

"Besok kamu itu tidur di vila ku! Sabtu kita berangkat ke Amerika! " jelasnya.  Aku lupa akan hal ini.

"Ooo iya"

Tepat di depan vila rahmat berhenti, aku melihat kak ian sudah ada di ambang pintu. Rahmat mematikan mesin mobil dan keluar, namun aku segera menarik lengannya.

"Jangan. " pintaku

"Kenapa? " tanyanya.

"Lebih baik kamu pulang! Aku pengen sendiri. " jelasku.

"Tapp-"

"Kalau kamu masih ngeyel, aku nggak ikut kau! "Ucapku. Dia membulatkan bola matanya dan memutar bola mata.

"Baiklah" ujarnya.  Akupun langsung membuka pintu mobil segera keluar dan menutup pintu mobilnya. Tanpa basa basi aku langsung masuk ke dalam vila dan menuju ke kamar,  saat aku mau membuka pintu kamarku, kak ian langsung memelukku dari belakang.  Aku yang merasa risih akan hal ini,  aku segera melepaskan rangkulannya dan membuka pintu kamar lalu masuk. Entah kenapa kak ian membuntutiku, sampai akhirnya aku merasa geram dan risih.

"Kenapa sih ngikutin aku?" bentakku. Kak ian langsung membulatkan mata dan kaget. Dia hanya diam tidak mengeluarkan kata apa apa.

"Sudah sana keluar!! "Perintahku. Namun,  kak ian tidak pergi juga. Dia hanya menatapku dengan mata sendu nya.

Tok tok..

"Sa.. Ini bunda" panggil bunda di balik pintu kamarku.

"Iyaa bun..  Masuk aja" jawabku. Tak lama bunda masuk ke kamar dan melihat kak ian.

"Loh,  kakak kok disini? " tanya bunda dengan kebingungan.

"Entah itu bun, gak jelas banget" ketusku. Kak ian yang tadinya menatapku dengan mata yang sendu, namun beralih dengan tatapan tajam ke arahku. Namun, aku tidak memperdulikannya.

"Ya udah bun, sasa mau ke kamar mandi dulu" baru saja aku melangkah, tanganku sudah di cekal oleh kak ian.

Plaakkkk...

Aku langsung menampar pipi kak ian, aku melihat kak ian yang semakin mengeraskan rahangnya, sementara bunda yang kaget melihat ulahku.

"Adek!!" bentak bunda.

"Udahlah kak! Aku capek dengan muka dua kakak!!" bentakku.

"Sa!!" bentak kak ian.

"Apa!" jawabku.

"Kamu salah paham sa" ucapnya dengan penuh arti. Namun aku tak perduli dengan ucapan nya. Aku langsung menuju ke kamar mandi dan masuk.

30 menit kemudian...

Aku keluar dari kamar mandi dengan memakai piyama merahku. Aku melihat ke arah jam sudah pukul 20.30 WITA, aku langsung berjalan ke arah ranjangku dan tidur.

Cahaya Cinta Seorang Wanita Biasa❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang