Maaf typonya yaaa....
" Ini apa?" Tanya Irene yang masih ragu-ragu untuk meraih makanan hangat yang di beri Wendy.
" Ubi rebus." Jawab Wendy.
" Gwaenchanha Putri, ini sangat enak sekali." Lanjut Wendy sambil memberikannya lagi pada Irene yang sekarang mengambilnya dari tangan Wendy.
Wendy masih berdiri di kursi besi taman yang di duduki Irene. Pria itu melirik Irene yang bingung memakannya gimana.
" Maaf putri." Ucap Wendy membuat Irene mendongak dan menatap bingung Wendy yang mengambil lagi ubi rebus itu dari tangan nya.
Wendy terduduk jongkok di depan Irene. Ia kupas ubi itu untuk Irene dan ia berikan lagi pada wanita itu.
" Silahkan dimakan putri. Mumpung hangat dan rasanya juga manis." Kata Wendy.
Irene merunduk melihat ubi rebus itu. Ia kemudian mengigit kecil ubi itu sambil diam menguyah pelan di mulutnya.
" Enak putri?" Tanya Wendy merunduk melihat Irene yang mengangguk antusias.
" Rasanya manis dan hangat sekali di mulut." Jelas Irene membuat Wendy tersenyum lega.
" Duduk disini." Kata Irene menyuruh Wendy untuk duduk di sebelahnya.
" Ahh....?" Wendy nampak linglung.
" Gwaenchanha Putri. Saya berdiri saja." Kata Wendy membuat Irene menatap sipit dirinya.
" Yasudah, aku akan berdiri." Kata Irene yang langsung bangkit dari duduknya dan makan di sebelah Wendy.
" Aniyo putri...anda duduk saja...nanti anda letih."
" Kamu tidak mau duduk yasudah aku akan berdiri denganmu disini." Kata Irene sambil berhenti menguyah.
Wendy menekuk bingung dahinya. Ia mengganti tengkuknya sekilas sambil berfikir keras.
" Nee..." Kata Wendy yang menarik pelan tangan Irene untuk duduk di kursi dan di susul olehnya di sebelah.
Irene tersenyum lembut melihat Wendy. Kemudian ia sodorkan setengah ubi yang potong jadi dua.
" Khamsahamnida." Ucap Wendy.
" Kupasin." Kata Irene menyuruh Wendy mengupas ubinya.
" Ne." Wendy meletakkan ubinya di atas paha. Kemudian ia ambil ubi Irene dan ia kupasi kulitnya.
Irene melihat senyum Wendy yang sangat serius mengupas semua kulit ubinya. Terlihat jika Wendy pria yang sangat baik sekali hatinya.
" Putri." Panggil Wendy.
" Nee?" Jawab Irene tanpa melunturkan senyumannya. Wendy melihat bingung Irene di sebelahnya. Ia pun menoleh ke belakang mencari tau apa yang Irene pandang.
" Kenapa kamu melihat kebelakang?" Tanya Irene. Wendy dengan cepat menoleh ke arahnya lagi.
" Anda tersenyum dengan siapa tadi?" Tanya Wendy.
" Denganmu." Jawab Irene. Wendy menegapkan badannya sambil membungkam mulutnya.
Tiba-tiba dirinya sangat gugup lagi sekarang. Dekat saja dengan Irene sudah membuat mentalnya down. Apalagi saat wanita itu menggeser duduknya mendekati Wendy.
" Apa ada seseorang di belakangmu?" Tanya Irene. Wendy memberi gelengan gesitnya.
" Terus.......kenapa menoleh ke belakang?" Tanya Irene lagi sambil mendekati Wendy yang perlahan memundurkan kepalanya ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Silence ✓ [C]
Fiksi PenggemarKarena silsilah kerajaan masih berlaku, ia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali jika dia mau melanggar nya