Anthony 13 tahun. Reza 10 tahun.
Rian menutup mulutnya tidak percaya. Tangan satunya bersandar di wastafel menopang tubuh. Pikirannya kemana-mana. Ia tiba-tiba tersentak saat Fajar membuka pintu kamar mandi.
"Dek?"
"M-mas," Rian buru-buru menyembunyikan benda yang di pegangnya di belakang tubuh.
"Kamu ngapain? Lama banget."
"Eng-enggak. Mas mau mandi?"
Fajar memicingkan mata saat melihat Rian gugup. Ia mengelus pipi Rian lembut.
"Mas ga tinggal sama kamu sehari dua hari ya, kamu kenapa?"
Rian menggeleng. Menolak menjawab. Fajar tidak kehilangan akal. Ia mencium Rian lembut. Menekan tengkuk Rian dengan satu tangan sedang tangan satunya bergerak ke belakang tubuh Rian. Mengelus punggungnya lembut. Rian terlena. Membiarkan tangan Fajar bergerilya di tubuhnya termasuk tangannya.
Fajar tersenyum, tangannya mengelus tangan Rian sampai Ia menyentuh benda yang di sembunyikan oleh suaminya. Lalu menariknya dari tangan Rian.
"Mas!"
Fajar menatap Rian dan benda di tangannya bergantian. Matanya menyiratkan ketidakpercayaan.
"Ini beneran Dek?" Rian mengangguk. Fajar kemudian kembali menyerang Rian dengan kecupan. Lalu memeluk tubuh suaminya erat.
"Makasih!"
"Mas ga marah?"
"Buat apa? Mas senang! Mas bisa gendong bayi lagi!"
"Tapi Onik sama Ejak?"
"Kita bilangin mereka pelan-pelan. Berdoa ya Dek, Mas kepingin anak perempuan."
Rian tersenyum kecil. "Yaudah aku mau siapin sarapan dulu. Mas mandi aja."
Rian berlalu ke dapur. Menyiapkan sarapan setelah memastikan Anthony dan Reza sudah terbangun dan bersiap-siap.
"Aa', adek, ayah mau bicara."
"Apa Yah?"
"Ayah mau ngasih tambahan uang saku? Mana?" Reza langsung mengulurkan tangannya.
"Dek!" Anthony memukul kepala Reza.
"Sakit Aa'!"
"Sst. Diam dulu." Kata Rian.
"Kenapa Yah?" Tanya Anthony lagi.
"Bunda-" Fajar terdiam sejenak. "Hamil lagi."
Reza dan Anthony sama-sama tersedak karena susu. "Gimana Yah?"
"Bunda hamil lagi."
"Seriously? Yah, ulang tahun Ejak udah lewat. April mop juga, ga usah bercanda deh!"
"Ayah serius."
"Beneran Bun?" Tanya Anthony.
"Bener A'," Rian mengangguk.