Chapter 2

6 3 1
                                    


Hari ini hari pertama Dinda datang bulan, dari jam pelajaran pertama Ia hanya melipat tangannya dimeja dan membenamkan wajahnya. Edo sudah hafal betul jika Dinda sudah datang bulan tidak dapat diganggu dan semua jadi serba salah, maka dari itu Edo memilih diam.

Bel tanda istirahat berbunyi, Dinda mengangkat kepalanya, bergumam tidak jelas sambil terus memegangi perutnya yang nyeri karena datang bulan. Edo berdiri dan menghampiri Dinda, mengusap rambutnya pelan.

"Gue beliin makan ya? Lo tunggu sini aja." Dinda hanya mengangguk lemas, Edo pun langsung beranjak pergi setelahnya.

Reyhan berdiri dan menghampiri Dinda lalu memberinya susu kotak yang diberi Bundanya saat sebelum berangkat sekolah. Meskipun badboy, Bundanya sangat memanjakkannya dan selalu menganggap Reyhan adalah putra kecilnya yang masih polos.

"Nih, kata bunda susu bisa redain kram perut, siapa tau perut lo jadi mendingan."

Dinda menerima susu yang diberikan Reyhan sambil melemparkan senyum seadanya.

"Thanks Rey."

"Urwell.. Ina." Lalu Reyhan langsung beranjak pergi meninggalkan kelas.

Dinda bingung kenapa Reyhan memanggilnya Ina, namun Ia masa bodoh karena sakit perutnya yang makin menjadi. Baru saja Dinda hendak menenggelamkan kembali kepalanya, Edo datang membawa soto kesukaan Dinda.

"Nih soto kesukaan lo, tapi kali ini ada bumbu tambahannya, bumbu cinta, ea ea ea baper ga lo beb?" Edo meletakkan soto yang dibawanya dimeja Dinda lalu duduk disampingnya.

"Jijik." Jawab Dinda singkat lalu menyantap sotonya dengan lahap.

''Yaelah galak bat pacar gue kek ayam dicuri telurnya".

Selanjutnya hariitu berjalan seperti biasa. Tapi, sesampainya di rumah ada yang aneh dengan isi otak Dinda. Entah kenapa dia mulai teringat dengan panggilan Rayhan untuknya "Ina". Namun Dinda masih dengan semangatnya untuk tak mengingat-ingat dan memikirkan kejadian itu.

Esok harinya, hari kedua Dinda datang bulan. Seperti hari sebelumnya, datang kesekolah dengan muka murung sambil memegangi perutnya.

"yah, gaada yang ngasih gue susu deh hari ini" gumam Dinda karna berpikir Reyhan tidak berangkat ke sekolah hari ini.

"emang siapa din yang ngasih lo susu?" tanya qeren dengan muka kebingungan.

"itu si anak baru yang supercool" jawab Dinda dengan lantang.

Kembali memegangi perutnya yang sakit, serta mendengarkan penjelasan guru yang sedang mengajar Bahasa Inggris pagi itu Dinda tidak bisa berkonsentrasi mengikuti pelajaran.

Kira kira setelah 25 menit pelajaran dimulai, saat Dinda sedang menyenderkan kepalanya di meja tiba tiba muncul sosok tinggi berambut coklat terang yang dengan cepat Dinda langsung tau kalau itu adalah Reyhan. Entah kenapa Dinda langsung berpikiran kalau ia akan kembali mendengar kata "Ina" lagi dari mulut Reyhan, disaat itu juga perasaan Dinda berdebar tanpa Dinda tau kenapa.

Benar saja, Reyhan memasuki kelas dengan tampilan badboynya dan meminta ijin kepada pak Adi, guru Bahasa Inggris yang sedang mengajar dikelas itu. Dan lagi lagi, kedatangannya menyita perhatian para siswi dikelas termasuk Dinda.

"hai na" sahut Reyhan yang berjalan melewati Dinda menuju bangku yang tepat berada dibelakang Dinda.

Dinda hanya mengangguk sambil memaksa senyum sembari menahan sakit diperutnya dan sedikit kaget dengan kata "Ina" kali ini. Dinda kembali menyenderkan kepalanya ke meja.

Belum lama setelah Dinda menyenderkan kepalanya di meja, Dinda dikagetkan dengan ketukan di punggungnya. Dinda menoleh kebelakang dan melihat Reyhan senyum kepadanya

"perut lo masih sakit kan na? Ini minum susu dari bunda gue lagi ya, semoga bisa ngeredain sakit di perut lo dan ngembaliin senyum lo. Btw, maaf ya kalo gue manggil lo Ina, emang kebiasaan gue ganti ganti nama orang hehe semoga lo ga keganggu dengan panggilan dari gue" kata Reyhan dengan penjelasan kenapa dia memanggil Dinda dengan nama "Ina" sembari memberi susu kotaknya ke Dinda.

Dinda tertawa kecil mendengar gombalan dari Reyhan, dan sedikit membalikan mood Dinda pagi itu. Dinda yang sedikit salting langsung mengambil susu pemberian Reyhan dan meminumnya sambil menyenderkan kepala ke meja. Setelah selesai meminum susu itu sampi habis, Dinda baru sadar kalau dia belum mengucapkan terimakasih kepada Reyhan, saat Dinda membalikkan badan untuk berterimakasih kepada Reyhan, Dinda kembali tertawa kecil karna melihat Reyhan sudah tertidur pulas di mejanya.

Ya, begitulah kebiasaan Reyhan yang selalu bergadang setiap malam dan tidur disekolah. Dinda baru menyadari setelah selalu melihat Reyhan tidur dikelas setiap hari selama dua minggu ini. Dan Dinda sudah mulai terbiasa dipanggil "Ina" oleh Reyhan.






hi guys ini cerita pertamaku ^^ jadi maaf kalau masih banyak salah. jangan lupa vote dan comment xx

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang