"Ya kan Mas Dewa sudah menjadi suami yang baik. Makanya sebagai istri aku mau memberi hadiah ke Mas Dewa untuk mencicipi....," ucap Sarah sambil menunjuk miliknya.
Dewa hanya bisa membelalakkan matanya kemudian buru - buru menutup pintu kamar Juna dan menguncinya. Baru kali ini Dewa merasa keberadaan adiknya benar - benar bermanfaat.
"Ish....." Dewa mengusap wajahnya berusaha mengusir bayangan Sarah yang baru saja mendatanginya untuk menawari apem. Bayangan itu bukannya pergi namun menampilkan sosok Sarah ketika sedang menungganginya, membuat Dewa merasa celananya tiba - tiba terasa sesak karena adiknya terbangun.Sarah menghentikan senyum mesumnya dan langsung manyun ketika melihat suaminya menutup pintu kamar Juna. Baru kali ini Sarah merasa ditolak. Padahal diluar sana banyak lelaki cabul yang getol mengajaknya bercinta hingga membuat Sarah merasa risih. Yah apa boleh buat, resiko pekerjaan. Tapi Sarah juga tidak segampang itu menerima ajakan lelaki. Mereka harus lolos ujian seleksi ala Sarah. Seleksi yang dimaksud Sarah adalah seleksi hasrat. Kalau Sarah tidak berminat ia juga malas dong diajak untuk berena - ena. Karena mereka yang keenakan, Sarah yang merana. Bagi Sarah kegiatan ena - ena itu harus adil. Sayangnya ketika ia menemukan pria yang pantas untuk memenuhi hasratnya berena - ena. Si pria justru merasa tersiksa.
Gimana dong..... Sarah menjerit nelangsa.Sarah tidak kehabisan akal. Ia teringat jika besok pagi harus membawakan Juna buku - buku pelajaran sekolah.
"MasDew, buka pintunya dong.... Aku mau nyiapin bukunya Juna ini loh."
Untuk beberapa saat Sarah bersabar menunggu. Kalau memang suaminya tidak mau membuka pintu, ya apa boleh buat Sarah terpaksa menyiapkan buku pelajaran Juna besok pagi.Bunyi handle pintu yang terbuka membuat Sarah menyunggingkan senyum. Dewa hanya membuka pintu itu sedikit.
"Kamu boleh masuk tapi ganti baju dulu gih," perintah Dewa. Sarah mati - matian menahan tawanya. Ya ampun Dewa. Padahal diluar sana banyak pria bersuka cita melihat wanitanya mau tampil seksi, mengapa pria itu justru berkebalikan? Dan yang lebih parah, mengapa Sarah justru tertarik dengan laki - laki yang tidak tertarik dengannya?"Nggak usah, aku cuma sebentar kok. Janji." Sarah mencoba meyakinkan Dewa. Yah mungkin ibarat sedang ikut arisan. Sarah baru saja mendapat lintingan kertas bertuliskan ANDA BELUM BERUNTUNG.
Dewa membukakan pintu kemudian buru - buru menjauh dari jangkauan Sarah. Wanita itu segera masuk ke kamar Juna dengan langkah anggun. Seperti janjinya, Sarah langsung mendekati meja belajar Juna untuk menyiapkan jadwal esok pagi.
Sarah membaca jadwal dan mencari buku pelajaran milik Juna sambil bernyanyi. Tak lupa tubuhnya ikut bergerak dengan sensual mengikuti irama lagu.
"You got my temperature rising like el nino..... You got my temperature rising like el nino..... "
Dewa menatap Sarah yang berdiri membelakanginya. Istri yang tidak ia harapkan itu bernyanyi sambil menari. Tubuhnya yang hanya terbungkus pakaian minimalis membuat bokongnya terlihat jelas dan tampak bergoyang - goyang.
"Ish......" Dewa memejamkan matanya sambil berharap Sarah segera keluar dari kamar Juna. Dan Dewa mulai mengeluh saat Sarah melakukan pekerjaannya sangat lamban.
"Ck... Lama banget sih," omel Dewa dengan nada tidak sabar. Sarah hanya melirik sekilas. Ya iya lah, ia kan harus teliti memilah buku. Kasihan Juna juga kalau besok ia salah membawa buku pelajaran. Masa Sarah yang seorang guru BK justru menjerumuskan adiknya sendiri. Nggak baik.Diam - diam Sarah merasa geli melihat Dewa merasa tidak nyaman seperti itu. Sepertinya seru juga jika tiba - tiba Sarah bermanuver memeluk dan mendorong tubuh suaminya hingga terlentang di ranjang. Baru membayangkan saja, Sarah sudah menegang.
Ia membalikkan badannya, tanpa sadar Sarah menyanyikan lagu milik Natasha Bedingfield.
All you hear is uh.. Uh...uh..uh..uh..uh
Gonna buttom my lips so the truth dont't slip uh..uh..uh..uh..
Gotta beep out what i really wanna shout.
Whoops! Did i say it out loud
Did you find out?
I wanna have your babies
You're serious like crazy
I wanna have your babies
I see ' em springing up like daisies.Sarah menyanyi sambil mendekati tubuh Dewa.
Dan pria itu hanya bisa pasrah. Sarah mendorong tubuh suaminya ke ranjang dan mulai mengangkangi pria itu. Wajah mereka sangat dekat hingga Sarah dapat merasakan hembusan nafas suaminya yang menyapu wajahnya.Sebenarnya bisa saja Sarah memperkosa suaminya. Namun hatinya mengingatkan.
Sabar, Sar. Daripada lo perkosa suami lo. Kenapa nggak bikin dese jatuh cinta dulu. Kan nanti acara making love kalian lebih yahud. Lo nggak mau kan hamil tapi bapaknya merasa terpaksa menerima anak lo.Akhirnya Sarah hanya memberikan ciuman sekilas di bibir suaminya kemudian beringsut dari atas tubuh pria itu.
"Selamat tidur suamiku."Sarah berjalan kembali ke meja belajar Juna dan melakukan pekerjaannya dalam diam. Setelah selesai ia segera keluar dari kamar Juna meninggalkan Dewa yang selalu menatapnya dengan reaksi kebingungan.
Dewa berdecih. Kenapa saat didekati Sarah ia menolak, tapi saat diabaikan begini ia merasa nelangsa?
"Kamu beneran udah gila, Dewa."*******
Sarah tidak bisa tidur karena menahan hasratnya yang belum mendapat pelampiasan. Tapi ia sendiri tertawa geli ketika mendengar suara air mengalir dari kamar mandi sebelah serta suara teriakan Dewa yang sepertinya harus ber coli ria. Padahal kalau Dewa meminta pada Sarah, ia akan dengan senang hati membantu. Ya sama - sama saling memuaskan gitu dan berbonus seorang dedek emesh.
"Uhhh....." Sarah gelisah dan hanya membolak - balikkan tubuhnya di ranjang. Malam ini kedua orang itu tersiksa gara - gara gengsi.
Tbc
Mohon maaf lahir batin. Selama bulan Ramadhan cerita ini hiatus dulu yak. Semoga Puasa kita lancar, berkah, dan ibadah kita diterima oleh Allah. Amin.
See yaaa.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Perangkap Cinta Sarah (End) Tersedia Dalam Bentuk Ebook Di PlayStore
AcakCover : Samutrisam WARNING : LAPAK KHUSUS DEWASA. DEDE' EMESH BELUM BOLEH BACA. CHAPTER ENDING DAN BEBERAPA CHAPTER AKU UNPUB SECARA ACAK. Aku tidak menyangka jika guru BK yang seksi itu akan menjadi kakak iparku. ( Juna ) Ultimatum ayah yang mengin...