Kembalinya kepercayaan dan kebahagiaan

1 0 0
                                    

Ucapan viola membuatku shock. "Please Vi maafin aku" ucapku memohon. Seketika itu aku menyesali perbuatan ku sendiri. Bodoh memang, melihat Viola meninggalkanku dan menangis di bangkunya, disaat aku mendekati Viola bermaksud ingin memperbaiki hubunganku saat itu juga, tapi teman-temannya melarangku mendekatinya lagi. Suasana kelas saat itu menjadi kacau karena permasalah ku dengan Viola. Mungkin bukan saat yang tepat untuk menjelaskan semuanya pikirku. Jadi aku pergi ke bangku ku dan melakukan kegiatan sekolahku.

-Bel pulang berbunyi-
Aku coba berbicara kembali kepada Viola. "Vi ijinkan aku menjelaskan semuanya" ucapku memohon, tapi Viola diam tidak menghiraukan perkataan ku. "Aku tau kamu pasti kecewa, tapi tolong kalau ijinkan aku jelaskan semuanya. Hari ini aku tunggu di taman biasa yah, aku gak perduli kamu akan datang atau tidak tapi tetap aku tunggu" ucapku dengan meninggalkan Viola yang sama sekali tidak merespon semua perkataan ku, aku yakin Viola pasti datang.

-di taman-
Ku lihat sekeliling tidak ada tanda-tanda Viola berada di taman ini. Ku putuskan untuk menunggunya. Aku duduk di salah satu bangku yang dulu kita sering melakukan hal bodoh dan aneh. Teringat semua kejadian bodoh itu, sedih rasanya. "Bodoh di, sumpah lu  bodoh!" Batin ku memaki diriku sendiri. Tak terasa sudah satu jam belum ada tanda-tanda kehadiran Viola. sampai langit mulai terlihat mendung masih tetap ku tunggu kedatangannya. Tidak lama hujan turun aku putuskan untuk pulang karena Viola belum juga datang.

"Kenapa semua jadi seperti ini? Ya karena kebodohan dari diri lu sendiri di" batinku terus saja menyalahkan diriku sendiri, menyesali semua yang telah terjadi.

Besoknya aku sengaja datang ke sekolah lebih awal dan berharap Viola sudah datang dan kondisi kelas masih sepi agar aku bisa berbicara dengannya.

-Di sekolah-
Benar saja Viola sudah ada di dalam kelas karena kebiasaan Viola yang selalu datang awal karena memang dirinya sangat rajin. Segera ku hampiri Viola. "Boleh aku duduk disini?" Ucapku kepada Viola yang sedang melamun nampaknya. Kontan saja Viola langsung menatap ke arahku karena ucapanku tadi. Tanpa menjawab Viola menggeser kan duduknya pertanda dirinya mengijinkan diriku duduk disebelahnya. "Aku kemarin kehujanan nunggu kamu di taman" ucapku membuka pembicaraan. "Aku tau" jawab Viola jutek karena mungkin masih kecewa dengan kejadian itu. "Kamu ada disana juga?" Tanyaku. Viola hanya menganggukkan kepalanya, "kenapa kamu datang tapi tidak menghampiriku?" Tanyaku. Dari awal pembicaraan tadi Viola memalingkan wajahnya dan tiba-tiba saja dia menatapku "karena aku sayang di jadi aku datang! Tapi kenapa kamu seperti ini?" Ucapnya keras dengan meneteskan air mata. Tidak tega melihat Viola menangis seperti itu, aku pegang kepalanya dan ku arahkan untuk bersandar di bahuku. "Maaf yah Vi, pulang sekolah ini kita ke taman yah? Tidak enak kalau kita menyelesaikan masalah pribadi di sekolah" ajakku. Tapi Viola tidak menjawab dan masih menangis di bahuku, tangannya mulai memelukku. "Udah yah Vi jangan nangis, malu nanti kalau ada guru" ucapku dengan membangunkannya karena memang posisi kami duduk bersebelahan dan Viola memelukku, jika terlihat guru itu akan menjadi fitnah. Jadi ku bangunkan Viola dan mengusap air matanya. "Udah jangan nangis lagi, kamu udah sarapan?" Tanyaku. Viola menggelengkan kepalanya. "Yasudah bentar aku belikan sarapan dulu ke kantin yah" ucapku hendak pergi ke kantin tapi Viola memegang tanganku, "aku ikut" ucap Viola. Seketika itu juga hatiku merasa senang karena Viola sudah mulai bisa memaafkan ku.

Di kantin kita berdua sarapan karena memang diriku sendiri belum sarapan karena buru-buru pergi ke sekolah.

"Kenyang Vi?" Tanyaku, "belum lah" jawabnya dengan tertawa. Senang rasanya melihat Viola kembali tertawa. "Jangan banyak-banyak masih pagi nanti pas belajar ngantuk lagi" jawabku mengingatkan, "gak inget yah aku belum makan dari SD" jawabnya dengan tertawa lebih keras lagi mungkin dia sendiri mengingat kejadian dulu di taman,  mendengarnya mengucapkan itu aku jadi merasa bersalah telah membuatnya kecewa. "Beli cemilan aja deh makan di kelas nanti" ucapku. "Beliin yah" ucap Viola tanpa menunggu jawabanku dia sudah mengambil beberapa cemilan dan bilang ke ibu kantin "di bayar Aldi yah Bu" dan Viola langsung lari ke kelas. Melihat tingkah lucu itu sungguh membuatku tambah merasa bersalah. Setelah membayar semua yang di ambil Viola aku segera bergegas ke kelas, di tengah perjalanan Amanda memanggilku "de". Tak ku jawab, tiba-tiba saja dia memegang tanganku, "lepasin kak" ucapku dengan berusaha melepaskan pegangan tangannya di tanganku dan segera aku meninggalkannya. Tidak akan aku mengecewakan Viola lagi.

Sampai di kelas semuanya seperti biasa, teman-teman viola memang tidak ada yang tau bahwa hubunganku dengan Viola kembali membaik. Jadi pas aku masuk ke dalam kelas dan aku menatap dan melemparkan senyum ke Viola teman-teman viola menatapku sinis. Jadi aku bersikap biasa kepada Viola, dan kepada temannya pun aku biasa saja karena aku mengerti semua ini salahku. Biarkan Viola yg menjelaskan ke teman-teman nya.

Kebiasaan dulupun dilakukan kembali, aku dan Viola pulang terakhir. Tapi yang berbeda disini teman-teman viola menanyakan hal itu, "ayo Vi pulang" ajak salah satu temannya. "Duluan aja aku ada janji" jawab Viola sambil membereskan buku-buku yang masih ada di atas mejanya. Setelah seisi kelas keluar aku segera menghampiri Viola. "Ayo Vi" ajakku. "Iyah" jawabnya jutek.

Lumayan lama kita menunggu angkutan umum, sebenarnya banyak angkutan umum yang lewat dan siap mengangkut kita berdua tapi Viola lagi-lagi mengeluarkan tingkah konyolnya. Setiap ada angkutan umum yang lewat selalu Viola mengeluarkan kata-kata bodoh.

"Nggak ah penuh"
"Nggak ah mobilnya jelek"
"Ih s abangnya jelek"
Begitu ucap Viola, "terus mau yang kaya gimana Vi?" Tanyaku jengkel. "Kamu naik lepas sambil lepas sepatu baru aku mau" jawabnya dengan di lanjutkan tawa kami berdua. "Kita angkot yang datang di urutan 10 saja gimana?" Tanyaku. "Ok deal" setuju Viola. Angkot demi angkot lewat begitu saja hingga angkot yang datang di urutan ke 10 barulah kita menaikinya. Tidak penting memang tapi kegiatan aneh seperti itulah yang akan menjadi sebuah kenangan nantinya.

- Di Taman-
Selapas turun dari angkot dan kami berjalan menyisir taman, saat berjalan itulah tangan Viola segera menggandeng tanganku, senang rasanya. Aku ingin waktu terulang kembali ke masa lalu saat Amanda mengajakku ke rumahnya dan aku pasti akan menolaknya.
"Vi, maaf.." belum selesai aku berbicara tapi Viola memotong pembicaraanku "mau duduk dimana kita yang?" Tanya Viola seakan dia tidak ingin membahas permasalahan kemarin padahal aku ingin sekali mengungkapkan kesalahanku dan meminta maaf kepadanya.
"Yangggg" panggil Viola,
"Ko malah bengong? Kan tadi aku tanya mau duduk dimana?" Lanjut Viola.
"Tempat biasa aja yah" jawabku
"Kamu duluan ke sana, aku beli makanan dulu, kamu kan belum makan" lanjutku.
"Jangan lama-lama aku takut di culik" jawabnya cengengesan.
"Takut di culik apa pengen cepet-cepet berduaan????" Ledekku sambil mencubit hidungnya.
"Ihhhhh... Udah sana beli makanan, nyebelin!" Kata Viola.

Segera aku mencari makanan di sikitar taman, dan lumayan jauh aku berjalan ternyata ada tukang bakso. "Bang bakso satu dong, tapi tempatku duduk jauh dari sini apa gak masalah kalau saya bawa mangkuknya ke sana?" Tanyaku ke penjual bakso.
"Dimana de?" Tanya abangnya
"Disana bang, tuh yang ada cewe sendirian duduk" jawabku sambil menunjukkan dimana aku duduk
"Jauh juga yah, yaudah nanti kalau sudah selesai makannya simpan saja mangkuknya di kolongan bangku saja yah".
Untung saja si Abang baik, kalau tidak di ijinkan masa Iyah harus makan di pelastik?

"Nih kamu makan dulu Vi, aku cari minumnya dulu tadi tidak ada yang jualan minum di sini" ucapku sambil menyerahkan baksonya.
"Lah terus mau cari kemana? Kenapa tadi ngga sekalian aja?" Tanya Viola
"Tadi katanya jangan lama-lama, kalo sekalian nanti bakal lama" jawabku
"Nanti aja deh, kamu kan cape. Sini dulu duduk istirahat" jawab Viola dengan menggeser duduknya.
"Nanti kalo kamu kepedesan gimana? Kalo kamu keselek gimana? Kalo kamu cegukan gimana? Kalo kamu.." lagi-lagi Viola memotong omongku
"Bawel jangan lama-lama" kata Viola
"Siap sayang, makan dulu aja baksonya" jawabku sambil meninggalkan Viola untuk mencari minum
Terpaksa aku harus berjalan jauh lagi ke minimarket di depan taman, aku mempercepat langkah kakiku supaya Viola tidak lama menunggu.

"Loh ko baksonya belum dimakan?" Tanyaku
"Kamu cuma pesen satu? Buat kamu mana?" Tanya Viola
"Ohiyah kenapa cuma satu? Yaudah lah kamu dulu aja makan aku nanti, aku lupa pesen tadi abis yg ada di pikiranku cuma kamu ya aku pesen cuma buat kamu"
"Nih aaaaaaa" Viola menyuruhku membuka mulut agar dia menyuapi ku.
"Kamu dulu yg makan" jawabku
"Jangan bantah, cepet" tegasnya
"Iyah tapi nanti gantian aku yg suapin kamu" jawabku
"Iyah cepet bawel"
Karena aku tau Viola suka bakso jadi aku tidak mau saat Viola menyuapiku bakso, aku hanya mau membuka mulut kalau hanya mienya yg akan ku makan. Biar Viola yg menghabiskan semua baksonya.

Selesai makan.....
"Astaga vi,..."
"Kenapa lagi sayang?"
"Aku lupa bayar baksonya"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

26.280 HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang