Chapter 1(him)
Jakarta, 10.00 am
Aku kembali lagi ke kota ini, kota dengan seribu kenangan yang indah serta pahit, setelah dulu pergi meninggalkannya dengan semua kenangan yang ada disini.
Aku berjalan perlahan menyusuri kota, tak banyak perubahan yang terjadi dikota ini. Aku menyesal, menyesal karena pergi dari sini dan meninggalkan mu sendirian tanpa penjelasan.
Aku merindukan mu. menyesal, itu yang aku rasa dan pikirkan. Aku pergi meninggalkan mu dan melarikan diri dari kenyataan. Semua ini, pantas aku dapatkan
Penyesalan memang selalu datang terlambat, itulah yang sedang kurasakan saat ini. Semua kenangan tentang mu selalu berputar bagaikan sebuah film di pikiranku dan sangat menyakitkan.
Maaf karena aku telah meninggalkanmu tanpa memberikan alasan. Kau tau? aku merindukan mu, selalu memikirkanmu dan tak henti untuk mencintai mu. Apa yang aku lakukan dulu bukanlah kebohongan semata, aku mencintai mu.
5 tahun yang lalu
Aku berjalan perlahan menyusuri lorong sekolah sambil memakai headshet untuk mendengarkan musik. Tidak banyak siswa yang berada disekolah karna ini memang masih tergolong sangat pagi untuk berada disekolah. Disinilah aku berada sekarang, disekolah. Berjalan tanpa arah layaknya sebuah layang - layang putus yang terombang - ambing di langit.
Namaku Arsenic Aaron Jhonson, orang sering memanggilku Arsen, usiaku 18 tahun dan aku merupakan putra tunggal dari pasangan Emilia Watson dan Haris Jhonson. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupku itu sempurna dengan kedua orang tua yang saling mencintai. tapi itu semua salah semua itu hanyalah sebuah sandiwara saja. Mereka tak pernah tahu hal yang sebenarnya bahwa kedua orang tuaku menikah hanya karna sebuah perjodohan tanpa ada cinta sama sekali. Saat mereka dirumah mereka selalu saja berkelahi dan saling menyalahkan. Mereka tak pernah peduli padaku bagi mereka aku hanyalah sebuah alat bagi mereka untuk mendapatkan tujuan mereka, yaitu mendapatkan warisan dari kakekku.
Kembali lagi padaku, pagi ini kota Jakarta terasa sangat dingin yang mungkin akibat hujan yang turun. Aku berjalan menyusuri lorong dan langsung masuk kekelas tak ada satu pun siswa yang terlihat dikelasku. Aku duduk dibangkuku dan menenggelamkan kepalaku di lipatan tangan hingga terdengar suara sapaan dari seorang gadis.
" Selamat pagi Arsen" Sapanya padaku.
Aku mengangkat kepalaku mentapnya dan membalas sapannya dengan nada malas.
"Ahh selamat pagi Laura"
Laura? Yap gadis yang baru saja menyapaku adalah Laura, gadis kecil yang selalu saja memakai pita biru dirambutnya.
"Apa kau sudah mengerjakan tugas sosiologimu Arsen?" Tanyanya lagi padaku.
"Sudah" Balasku sesingkat mungkin padanya.
"Baguslah kalau begitu" Ia membalas dengan senyum lebar di wajahnya dan langsung berlalu pergi ketempat duduknya.
Tak berselang lama satu persatu murid dikelas ini berdatangan, hinga semua murid hadir dan bel pun berbunyi.
Selama jam pelajaran berlangsung aku tak memperhatikan sama sekali entah kenapa perhatian ku teralihkan oleh Laura.
Aku melihatnya, memperhatikannya segala tingkah yang ia lakukan dan entah bagaimana terlihat imut dimataku. Waku berlalu dengan cepat hingga tanpa sadar aku memperhatikannya selama pelajaran berlangsung.
Bel berbunyi bertanda bahwa istirahat telah tiba. Satu persatu siswa yang berada dikelas ini pergi keluar untuk makan atau sekedar berpacaran dan mengobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSELA
RomanceAku melarikan diri dari kenyataan yang membuatku sakit, Tapi kenapa rasanya masih tetap sakit? Ini karma bukan? tapi satu hal yang harus kamu tau, AKU MASIH TETAP MENCINTAIMU. Penyesalan terbesarku adalah pergi meninggalkan mu -Arsen Penyesalan terb...