***Tengah malam, Doyoung terbangun. Dia merasa sangat pusing dan tidak mengingat apa yang terjadi padanya. Yang jelas, setelah dia memberontak karena dipanggilkan dokter, sesuatu menusuk lengannya-
Ah, obat bius.
Doyoung pun bangun. Ingin ke kamar mandi tapi sebuah suara menginterupsinya, "Doyoung mau kemana?"
Ternyata ada Jinan dikamarnya. Doyoung mengurungkan niatnya dan kembali duduk di kasur. Dia masih tidak mau menatap Papanya. Jinan yang mengerti pun mendekati Doyoung dan memeluknya.
"Ada yang sakit?" Tanya Jinan. Doyoung hanya menggeleng.
"Pusing Pa." Jinan refleks mengelus kepala Doyoung sambil sesekali mencium pelipisnya.
"Sayang, Papa mohon jangan kayak gini lagi ya. Kalo kamu gak nyaman atau gak suka, ngomong aja sama Papa. Papa gak mau kamu jadi tertekan kayak gini dan nyalahin diri kamu sendiri," Ucap Jinan. Doyoung hanya diam mendengarkan.
"Appa, Papa sama kedua abang kamu, sayaaangg banget sama kamu. Kita kaget lihat kamu kayak gini. Sedih juga karena selama ini kamu pendam semuanya sendirian. Mungkin salah Papa juga karena terlalu mikirin sikap kamu-"
"Enggak Pa. Bukan salah Papa."
"Sshh, Papa juga ada salahnya disini. Semua ada salahnya. Bahkan Appa dan kedua abangmu ada salahnya. Ini bukan tentang kamu aja, tapi tentang gimana kita ngadepin ini semua." Doyoung terdiam.
"Jadi semua salah bukan di kamu. Ini murni cobaan buat kita, jadi Papa minta kamu jangan pernah kayak gitu lagi apalagi sampe kayak sekarang ini. Papa sedih banget liat anak bungsunya Papa yang tiap hari ceria, tiba-tiba kayak gini," Lanjut Jinan. Doyoung pun membalas pelukan Jinan dan menenggelamkan wajahnya di bahu Jinan.
"Maaf ya Pa. Aku bikin Papa, Appa, Bang Gon dan Bang Jae khawatir."
"Iya sayang. Lain kali jangan kayak gini ya?" Doyoung mengangguk. Jinan mencium pucuk kepalanya dan mengelus punggung Doyoung hingga akhirnya anak itu tertidur dalam pelukannya.
Bagaimanapun juga, Doyoung tetap seperti bayi di mata Jinan.
***
Pagi harinya, rumah June dibuat heboh dengan kondisi Doyoung yang tiba-tiba demam. Sehingga dokter pribadi pun pagi-pagi begini sudah ada di rumah June. Karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk dibawa ke rumah sakit ditambah kondisi Jinan yang belum terlalu fit, akhirnya Doyoung diputuskan untuk dirawat berjalan di rumahnya.
Ini murni karena kondisi imun Doyoung yang menurun akibat masalah yang terjadi seminggu ini. Setelah dokter pulang, giliran Jaehyuk yang menjaga Doyoung karena Byounggon harus kampus dan June yang kerja- setelah bolos beberapa hari.
"Bang," Panggil Doyoung.
"Apa?"
"Sekolahku- gimana ya?"
"LAGI KAYAK GINI MASIH SEMPET-SEMPETNYA MIKIRIN SEKOLAH! PIKIRIN BADAN KAMU GIMANA!" Doyoung tertawa lepas melihat Jaehyuk marah-marah karena pertanyaannya. Lagian gak salah juga kok, sebentar lagi kelulusan dia malah drop kayak gini.
"Nanti aku gak lulus gimana?!"
"Derita lo!"
"Jahatnya abaangg."
"Bodo."
Selagi menunggu jam makan siang, Jaehyuk mengajak Doyoung bermain Nintendo Switch dengan harapan ini bisa mengurangi rasa bosan adiknya. Mulai besok, Doyoung akan menjalankan konsultasi dengan psikolog sesuai saran dokter. Setelah kondisi tubuhnya membaik, mungkin Doyoung sudah diperbolehkan untuk sekolah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family ; junhwan [✔️]
Short Storyit's all about June's Family! [ Sequel of line;junhwan ] JUNE X JINHWAN BXB YAOI AREA! DON'T COPAS PLEASE! originally published : 20-01-2019