CHAPTER 37

2.3K 278 40
                                    

          Perasaan gugup dan takut lansung tidak wujud di dalam hati saat Helikopter yang dibawa oleh Willy terbang semakin tinggi menuju destinasi kami berdua

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perasaan gugup dan takut lansung tidak wujud di dalam hati saat Helikopter yang dibawa oleh Willy terbang semakin tinggi menuju destinasi kami berdua. Sepanjang perjalanan saya memerhatikan pemandangan yang mampu saya lihat dari tingkap Helikopter itu.

Mengujakan. Saya dan Willy tak bercakap lansung tapi dia tersenyum melihat saya tidak henti- henti memuji keindahan pemandangan yang sempat kami lalui. Selama ini saya hanya terperap di dalam mansion pak cik Goren. Pernah juga bermimpi untuk meneroka dunia tapi tak pernah menyangka ia akan berlaku hari ini.

Perjalanan yang memakan masa 40 minit itu membawa kami ke sebuah pulau kecil. Dari pemandangan atas Di dalam helikopter, saya lihat ada sebuah Rumah Mansion di situ. Willy tidak berkata apa- apa. Helikopter mendarat dengan selamat dan Headset di kepala ditanggalkan oleh Willy. Dia mengelus kemas rambut saya dan membawa saya turun dari Helikopter dengan berhati- hati. Sedikit pun dia tidak mahu saya alami kesukaran semasa turun dari Helikopter itu. Dia melayan saya dengan baik dan ia buat hati saya yang sedang bersedih terhibur sedikit.

"What is this place...?" Saya memijakkan kaki di pulau itu dan Willy memaut bahu saya. Kami berada di hadapan sebuah rumah mansion yang kelihatan tiada penghuninya. Tapi tempat itu kelihatan cantik dan terjaga rapi.

"Ohh, tempat ni Pulau yang HARPER miliki. Ada orang yang jaga pulau ni... saya tak ingat sangat tapi jarang saya ke sini... mungkin hanya dua kali itu pun masa saya masih kecil lagi." Willy memimpin tangan saya melangkah masuk menuju ke Perkarangan rumah agam.

Dugaan saya salah, ternyata ada orang yang menghuni tempat itu. Melihat Willy muncul, mereka nampak terkejut dan muncul seorang lelaki tua dengan rambut memutih memakai tongkat besi menyambut Kedatangan kami berdua. Dia tersenyum melihat Willy.

"Young master? What a suprise... Kalau saya tau Young master datang, saya akan sediakan makan malam yang lebih baik." Kata lelaki tua itu.

Lelaki tua itu memeluk Willy. Siapa dia? Saya yang berdiri di sebelah Willy hanya mampu tersenyum. Lelaki itu menoleh ke arah saya dan kemudian dia tersengih pula memandang Willy seperti memberi petanda kepada Willy untuk memperkenalkan saya kepadanya.

"Ah Uncle Orange... Ni saya kenalkan, Blues... And Blues ... ni Uncle orange.. haha... Orange Blues." Willy tertawa sendiri. Saya berjabat tangan dengan Uncle Orange. Nampak garang orangnya. Sudah berusia tapi nampak masih boleh bunuh orang.

"Hai Uncle orange. Nice to meet You." Saya cuba berlagak tenang.

Uncle Orange hanya tersenyum dan mempersilakan kami masuk ke dalam. Di hadapan kami muncul pula beberapa orang gaji dan mereka juga mempersilakan kami masuk ke dalam.

Willy menarik tangan saya dan kini kami berada di dalam rumah mansion itu. Saya dibawa duduk di ruang tamu dan mereka menghidangkan saya dengan pelbagai jenis minuman dan snek. Willy pula terus berbual dengan Uncle orange di balkoni rumah dan mereka nampak sangat rapat.

THE GAMESTER'S BLUESWhere stories live. Discover now