Taehyung POV
Akhirnya disini kita berakhir, disofa ruang tamu. Menonton televisi--- ah ani televisi yang menonton kami.
Jujur saja sebenarnya hari ini aku tidak ada kelas, karena semalam di grup kelasku dosen yang mengisi kelas hari ini mengumumkan bahwa berhalangan hadir. Ya aku berbohong pada Hellen, lagi.
Sebetulnya aku berniat menghabiskan waktuku dengan um wanita yang selama ini kukencani dibelakang Hellen, namanya Jung Nara. Entah kebetulan atau apa tapi gadis keturunan Jung selalu membuatku tertarik, buktinya dua wanita yang mengisi hatiku sama-sama bermarga Jung.
Tentang Jung Nara, aku awalnya hanya bermain-main saja tapi entah mengapa sekarang aku seperti jatuh kedalam pesonanya lebih dalam. Jangan memakiku ini wajar karna hei aku ini pria normal kau tahu. Nara juga tau soal aku yang sebenarnya bukan lelaki lajang, dia tau aku ini milik seseorang. Tapi man, siapa yang bisa menolak ketampananku yang tak main-main ini hm. Untuk perbandingan antara kedua gadis Jung yang aku miliki sungguh tetap Hellen lah yang menempati posisi tahta tertinggi di hati ku, Hellen yang terbaik. Dia yang pantas menjadi ibu dari benihku nanti.
Posisi kami sekarang adalah aku yang sedang duduk memeluk Hellen, kepalanya ada di dadaku dengan tanganku yang melingkar di pinggangnya. Aku ingin dia bermanja padaku seperti ini karna jujur aku suka sekali ketika gadisku ini memelukku posesif. Sesekali aku mengecupi rambut Hellen yang begitu wangi lalu mengelus memberikan kenyamanan padanya. Aku menyayangi gadis ini. Sangat, teramat, dan begitu dalam. Aku tidak sanggup jika Hellen meninggalkanku, tapi jika itu terjadi kupastikan aku akan menjadi anggota baru di rumah sakit jiwa.
Setelah kejadian tadi pagi, Hellen tidak berbicara padaku kalau aku tidak mengajaknya bicara terlebih dahulu. Baiklah sepertinya dia sedang menghukumku dan aku pantas mendapatkannya.
"Ell ingin sesuatu? apapun itu akan ku usahakan untuk mengabulkannya"
"Tidak"
"Bagaimana dengan cokelat panas hm?"
Hellen menggeleng.
"Ah sepertinya sundae atau mcflurry oreo adalah ide yang bagus untuk mengembalikan mood mu, bagaimana?"
"Ini sedang hujan tae"
"Tidak apa jika kau mau, kau bisa memakannya sambil memelukku agar tidak terasa dingin um?"
Sekali lagi hanya gelengan yang aku dapat sebagai jawaban.
Hening
Hingga tiba-tiba saja ponsel ku bergetar panjang menandakan ada panggilan masuk, aku gugup aku takut jika yang menghubungi ku adalah Nara dan yah tepat sekali. Nara lah yang menghubungi ku. Aku melirik pada Hellen yang juga sedang melihat panggilan yang tertera di ponsel ku.
"Angkat saja"
Hellen mengatakannya seakan dia tau dengan apa yang sedang aku pikirkan.
"Biarkan saja, itu tidak penting"
"Benarkah?"
"Tentu saja sayang"
"Kalau begitu peluk aku lebih erat lagi Taehyung"
"Seperti ini hm"
"Nde"
"Aku sangat mencintaimu Jung Hellen, maafkan aku"
*****
Malam ini udara dingin membuat begitu nyaman bergelung dengan gadisku dibalik selimut yang tebal sambil saling memeluk tentu saja, entah benar atau hanya perasaanku meskipun Hellen irit sekali bicara hari ini tetapi dia selalu memintaku untuk selalu memeluknya, selalu berada di dekatnya bahkan sore tadi kami mandi bersama. Berendam air hangat di bathup dengan posisi Hellen yang memunggungi bersandar di dadaku.
Setelah mandi Hellen buru-buru menarikku ke ranjang dan disinilah kita sekarang saling berbagi kehangatan.
"Taehyung berjanjilah untuk selalu mengingat hari ini"
Dia mengatakan sambil menatapku begitu dalam, intens dan seakan dia begitu takut jika saja dia berkedip aku akan hilang dari pandangannya.
"Aku selalu mengingat hari-hariku yang selalu kuhabisakan denganmu Ell"
Dia tersenyum, menampilkan senyuman manis terbaiknya. Sangat indah dan aku takut sekali jika tidak akan bisa melihat ini lagi.
Sudah aku putuskan, aku akan mengakhiri ini, besok. Aku sudah tau opsi berapa yang akan kupilih.
Tbc
1 chapter lagi END ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M SORRY JUNG HELLEN
Acak"Jika kau lebih bahagia bersama mainanmu, maka aku sanggup melepasmu Taehyung" -jhl "Maaf, aku tidak bisa Ell" -kth