Satu

9.9K 447 35
                                    


VOTE ⭐
KOMEN 💬

|

|

|

|

|

"Guys, waktu kalian tinggal lima menit lagi. Segera plating, yes!" Teriak Chef Rian.

"Yes, chef!" Sahut para peserta kompetisi memasak.

"Oke. Waktu kalian habis. 10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1! Stop!!" Teriak Chef Dewi.

"Dika silahkan maju ke depan!" Perintah dari Chef Rian terdengar begitu mengerikan.

Peserta yang bernama Dika maju ke depan dengan membawa makanan yang ia masak tadi. Dia meletakkan makanan itu di atas meja yang ada di depan para juri.

Chef Rian mulai mencicipi masakan Dika. Setelah itu dia kembali mundur dan berdiri di tempatnya tadi.

Selanjutnya Chef Dewi juga ikut mencicipi makanan Dika. Wajahnya juga tidak menunjukkan ekspresi apapun.

Kini saat nya Chef Iqbaal yang mencicipi. Chef yang terkenal angkuh dan dingin ini memakan makanan Dika dengan gerakan slow motion. Dia menatap Dika yang sedang menunjukkan wajah was-was nya. Jika sudah berhadapan dengan Chef yang satu ini, siapapun pasti akan merasakan suasana yang mencekam.

"Masak apa kamu kali ini?" Tanya Iqbaal.

"T-Bone Steak, chef" jawab Dika.

"Menurut saya, daging yang kamu masak ini masih terlalu keras, dan juga rasa bumbunya sangat asin! Apa kamu mau bikin semua juri hipertensi?" Tanya Iqbaal tajam.

Dika menundukkan kepalanya. Jika boleh memilih dia ingin kabur dari sini. Dia sangat takut jika harus berhadapan dengan seorang Chef Arsenio Iqbaal Ramadhan. Lelaki bertubuh tinggi dengan wajah tampannya itu, tak lupa di telinga kirinya terdapat anting berwarna hitam, walaupun anting itu hanya berupa magnet tapi bisa membuat Iqbaal terlihat sangar.

"Jawab Dika!!" Dewi mulai bersuara.

"Tidak Chef. Maaf jika saya membuat masakan yang rasanya sangat asin" ucap Dika penuh sopan santun.

"Kamu mau pulang atau disini?" Tanya Rian.

"Saya masih mau disini Chef!" Jawab Dika.

"Kalau kamu masih mau disini perbaiki masakan kamu di challange selanjutnya" Ucap Rian. Dika mengangguk, lalu dia kembali ke stage, dimana dia memasak tadi.

"Next! Salsha!!" Panggil Iqbaal.

Hening. Tidak ada yang bersuara. Semua bingung, setau mereka, di sini tidak ada yang bernama Salsha. Kedua juri juga bingung, siapa yang di panggil oleh Chef muda bermulut pedas ini?

"Sekali lagi saya panggil. Salsha silahkan maju ke depan!" Ucap iqbaal datar.

Tetap hening. Tidak ada yang maju ke depan.

My Possessive Chef  *IQSHA* (End)  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang