_Senyum_
Kau selalu tersenyum ketika aku mulai berbicara. Entah lucu atau tidak, kau selalu tersenyum disampingku. Tahukah kau, senyummu itu membuatku tak bisa menahan rona merah diwajahku.
~0~
_Tatapan_
Ketika aku sedang berbicara, memasak, atau melakukan sesuatu, kau selalu menatapku dengan tajam. Tahukah kau, tatapanmu itu membuatku malu dan membuat jantungku berdetak dua kali lebih cepat. Apakah kau ingin membunuhku?
~0~
_Masakan_
Aku selalu memasak makanan untukmu sampai-sampai aku harus rela mengikuti kelas masak.
Pertama kali aku memasak untukmu, kau selalu mengeluh dan memarahiku karena masakanku tidak enak. Tapi satu yang aku tahu, kau selalu menghabiskan masakan yang aku buat, walaupun pada akhirnya kau harus berakhir dengan membolak balik kamar mandi.
~0~
_Pelukan_
Memeluk adalah kebiasanmu. Kau selalu memelukku dalam keadaan apapun bahkan ketika sedang tidur.
~0~
_Perhatian_
Kau selalu memperhatikan aku. ‘Apa kau sudah makan?’ ‘Apa yang sedang kau kerjakan?’ ‘Apakah semalam tidurmu nyenyak?’ itulah kiriman pesanmu padaku ketika kita berjauhan. Jika bukan pesan yang kau kirim, kau pasti akan langsung menelpon.
~0~
_Sakit_
Ketika aku sakit, kau sangat khawatir bahkan kau tak bisa tidur semalaman. Padahal besoknya kau harus kau harus tampil di salah satu stasiun televesi.
“Jiyong hyung, tidurlah! Hyung terlihat sangat lelah, lagipula besok hyung harus tampil bukan?” Ucap Seungri sembari tersenyum lembut pada Jiyong.
“Aku tak apa! Jangan mengkhawatirkanku. Kau yang harus dikhawatirkan”
“Tapi- ”
“Jika kau tak tidur, besok aku tak akan tampil.” Ancam Jiyong.
“Eh, baiklah.” Jawab Seungri patuh. Perlahan-lahan matanya tertutup.
~0~
Aku sangat bahagia menerima semua kebaikanmu. Andaikan Tuhan memberiku satu kesempatan lagi, aku pasti akan membalas semua kebaikanmu. Namun, Tuhan tak memberiku kesempatan itu.
Aku menangis saat melihatmu menangis dihari pemakamanku. Kau tak menerima bahwa Tuhan telah memanggilku.
Namun sekarang semuanya telah berubah. Tangisan, kesedihanmu waktu itu telah berganti menjadi tawa dan kebahagiaan. Kau sudah menemukan penggantiku. Aku sedikit cemburu dengannya, tapi aku menepisnya, karena kau terlihat bahagia dengannya.
Ah…cepatlah bergegas Jiyong hyung. Dia sudah datang. Dara noona. Dia sangat cantik. Kalian sangat serasi.
“Anhyeong, Jiyong!” Sapa Dara sembari tersenyum manis pada Jiyong yang sudah selesai mempersiapkan dirinya. Sepertinya Jiyong hari ini akan tampil di salah satu stasiun televisi.
“Anhyeong!”
“Ayo kita pergi!” Ajak Dara. Mereka pun pergi.
Sepertinya aku juga harus pergi, Jiyong hyung. Kuharap kau selalu sehat. Tetaplah bahagia dengan Dara noona.
Aku akan selalu dan selalu mencintaimu. Kuharap kau tak melupakannya. Selamat tinggal, Jiyong hyung. Aku mencintaimu.
END
