Part Seven

1.9K 221 50
                                    

Al mengangkat tangan yang melingkar di pinggang Yuki. Mengelus lembut wajahnya, mata Yuki masih terpejam. Desahan pelan keluar dari bibirnya. Al menunduk dan menempelkan bibirnya ke bibir Yuki, mengecupnya perlahan. Hanya berupa ciuman kilat.

"Hhhhh ....." Desahan Yuki terdengar makin jelas.

Al mendaratkan ciumannya lagi, dua kali berturut-turut. Kilat dan menyentuh halus.

"Yuki....." Panggil Al, sangat pelan dan hampir tak terdengar, setelah ciuman tadi.

"Hmmm....??" Yuki pun membuka mata perlahan.

Pandangan mereka langsung bertemu. Sepasang mata yang bersinar, redup akibat perasaan yang masih melayang setelah ciuman tadi. Al kembali meraba wajah Yuki yang merona.

"Mengenai Amanda ... "

Sebelum Al sempat menyelesaikan kata-katanya, Yuki sudah mengangkat tangan dan menutup mulut Al dengan tangannya.

"Kamu tidak perlu menceritakan itu padaku."

Dengan sigap Al melepaskan bekapan tangan Yuki dari mulutnya,
"HARUS" Bentak Al, sampai-sampai mengagetkan Yuki.

Kedua mata Yuki langsung melebar pada Al, "KENAPA?" Tanya Yuki heran.

Al menatap Yuki dekat, "Karena aku tidak ingin hubungan kita begini terus menerus, tanpa kemajuan sedikitpun, hanya berhenti di satu titik, titik itu, nol besar dan aku tidak ingin hubungan seperti ini. Jadi....aku mengambil keputusan untuk memulainya sekarang, yaitu dengan menceritakan semua hubungan masa laluku. Aku berharap setelah ini hubungan kita akan ada perubahan." Jelas Al.

Yuki pun membisu, kepalanya tertunduk perlahan. Dia tidak sanggup membalas tatapan Al. Kemudian Al bergerak pelan, tangannya menggenggam erat tangan Yuki.
"Ayo, ikut denganku!" Pinta Al dengan menarik tangan Yuki.

"Kemana?"

Al tidak menjawab, dia membawa Yuki ke atas tempat tidur, kemudian mendudukkannya di situ.
"Sekarang dengarkan ceritaku!"

Yuki pun mengangguk, kedua matanya berkedip berkali-kali, menyimak dengan seksama apa yang akan dikatakan Al.

"Aku dan Amanda....ooooo tidak, bukan hanya dengan Amanda, tapi juga dengan Delano, Ranggaz dan Beril, kami berlima sudah saling kenal sejak kecil. Kamu mengerti apa maksudku kan, Orangtua kami satu angkatan dulu waktu sekolah, tapi sahabat daddy satu-satunya adalah papamu. Karena kami satu sekolah sejak kecil dan bermain bersama, karena itu hubungan kami sangat dekat, bahkan boleh dikatakan kedekatan itu melebihi hubungan saudara. Tapi...Amanda adalah anak dari supir keluargaku, aku memanggilnya dengan om Joe dan beliau meninggal saat mengantarku, Amanda bersekolah di sekolah yang berbeda dengan kami. Dan mamanya Amanda menikah lagi dengan salah satu kakaknya teman bunda. Karena kami berlima tidak mempunyai saudara kandung maka kami bisa saling melengkapi satu sama lain." Ucap Al perlahan lalu berhenti sejenak.

Yuki memperhatikannya, kemudian berkata, "Aku sudah mengetahui itu dari daddy dan bunda."

Al mengangguk, lalu melanjutkan ceritanya,
"Sampai kami dewasa, kami menyadari kalau hubungan cinta dan pernikahan tidak berada di tangan kami sendiri. Dari dulu pernikahan di keluarga kami selalu diatur orangtua, sangat mustahil kami bisa menikah dengan orang yang kami cintai." Al pun menarik nafas sebentar, emudian melanjutkannya lagi, "Selama tiga tahun aku telah berkencan dengan beberapa wanita."

Heart (END)Where stories live. Discover now