SM1

4 3 2
                                    

Senyuman.

Hal itu yang dapat di lihat lelaki berparas tampan tapi mengemasskan tersebut. Walau sang tujuan tidak sedang tersenyum kepadanya -melainkan ke buku bersampul biru tua tersebut- ia sudah merasa sangat senang karena dapat melihat senyuman si cantik bisa di katakan dia jarang sekali tersenyum atau bahkan tidak perna. Gadis berwajah manis,cantik dan dingin itu di padu dengan iris mata berwarna biru itu menambah kesan tak tersentuh.

Ia tak perna terlihat berjalan atau bermain bersama teman sebayanya. Ia terlihat seperti keperibadian anti-sosial. Ia hanya seorang gadis penyendiri yang menduduki bangku pojok kanan paling belakang. Awal kalian melihat nya pasti banyak yang tertarik untuk melihatnya tapi nyatanya dia terlalu menyebalkan untuk di ajak berteman. Dan dia pun tidak mempunyai teman sama sekali.

Tapi tidak untuk seorang Park Jimin. Pria itu menyukai segala sesuatu yang ada pada diri gadis -anti sosial- berwajah manis cantik dan dingin itu. Setiap hari jimin selalu menatapnya dan mengingat setiap ekspresi dan tingkah laku -yang sialnya hanya berdiam diri, membaca buku, bermain ponsel atau juga menatap ke depan dengan wajah tanpa ekspresi seperti biasanya-  Gadis manis dan cantik itu.
Dan karena tadi gadis itu tersenyum maka dengan senang hati Jimin akan mengingat senyuman manis dan cantik.

Sampai tatapan tajam sang pemilik senyuman itu hilang dan menyadarkannya dari tatapan bodohnya itu. Batinnya terus meruntukki dirinya yang selalu saja tertangkap basa saat menatap gadis tersebut, apa kah gadis itu tidak curiga jika ia terus menatapnya? Tapi masa bodo yang penting ia menyukainnya. Ia menyukai cara gadis itu menyelesaikan aktifitasnya dan menatapnya dengan tatapan tajam milik gadis itu, tapi bagaimana jika ia menyukainya?.

"Berhenti menatapnya terus, nanti ia bisa salah paham"

Jimin menatap teman sebangkunya dengan senyuman "Ya tidak masalah denganku, ngomong ngomong - ngomong kau sedang apa?" Jihoon mendesah melihat teman sebangku yang tidak memperhatikan "tidak sedang apa apa, hanya sedang menulis mengusir ke gabut an" Jimin mengangguk. Ia mengalihkan pandandangannya ke si cantik dan berguman pertanyaan kepada sang teman sebangku "Jihoon-ah, menurutmu Nana itu cantik dan menggemaskan tidak?" yang Jimin dapatkan bukanlah sebuah jawaban telebih dahulu melainkan sebuah decakan sesudah itu jawaban "Kau saja aku tidak tertarik denganya sama sekali" dan Jimin pun hanya tersenyum melihat teman nya seperti itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Save & Hug MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang