•••
habromania (n) delusion of happiness.
present
Lima hari sudah berlalu semenjak kejadian meledak itu namun gadis itu masih saja sering melamun, kadang hingga menangis.
Terdengar lucu, sebab patah hatinya terlalu sederhana: menangisi kisah yang kandas sebelum sempat mulai walau telah dipendam selama sekian lama.
Tapi, bukankah hadirnya rasa tak butuh alasan? sebab yang rasa butuhkan adalah rumah, tempatnya dirawat hingga dapat tumbuh semakin kuat.
Hari ini suasananya melankonis; awan bergelung tebal hingga langit lebih gelap dari biasanya. Satu hal yang menambah romantis, hujan datang menyapa bumi setelahnya. Genangan air dimana-mana menciptakan kesan lebih menyedihkan untuk hari ini.
Akhir pekan ini Rena berniat mengunjungi pekan raya, yang jelas tempat yang ramai.
Sebarnya bukan niatnya, tapi Haechan mengajaknya.
Iya, di hari saat Rena meledakkan emosinya, Haechan mengirim pesan teks untuknya, mengajak ia pergi ke pekan raya di akhir pekan, dan jawaban Rena: iya.
Kurang ajar memang Haechan itu. Setelah mengobrak-abrik hatinya, ia datang seolah-olah tidak melakukan apapun. Tapi Haechan tidak salah. Kan dia tidak tahu. Toh selama ini yang merasakan perasaan ini hanya Rena. Jadi, sebenarnya Haechan yang kurang ajar atau Rena yang bodoh?
Mereka berjanji untuk bertemu di halte dekat komplek setelah jam makan siang. Walaupun hari ini suasananya melankonis, tidak dengan hati Rena. Sejujurnya ia merasa begitu bahagia.
Ia melupakan patah hatinya, seolah-olah tidak pernah terjadi—kan sudah dibilang, ia pandai bersandiwara. Apalagi bersandiwara terhadap dirinya sendiri. bertingkah seolah-olah kuat padahal nyatanya ia mengharapkan bantuan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMIGDALA || HAECHAN
Fanfiction𝐝𝐢𝐤𝐚𝐥𝐚 𝐤𝐚𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠, 𝐚𝐤𝐮 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐦𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐫𝐢𝐧𝐭𝐢𝐤 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐣𝐚𝐭𝐮𝐡 𝐤𝐞 𝐛𝐮𝐦𝐢. sebuah kisah pendek tentang gadis pengagum matahari. amigdala 01, com...