1. Stay

67 13 37
                                    

Deeka mengecup bibir Erlyn di balkon kamar hotel mereka yang menghadap ke  penangkaran Rusa di Ciwidey.

Ia baru saja tiba di Indonesia kemarin dan sudah sampai di Ciwidey hari ini.

Babymoon, itu yang pertama Erlyn minta saat Deeka menanyakan dia mengidam apa.

"Aku takut kamu marah pas tau aku hamil" Erlyn berkata.

"Mana mungkin! Aku seneng banget loh, Sayang" seru Ezra.

Erlyn tertawa.

"Besok aku mulai urus surat pernikahan kita ya. Kamu mau resepsi di mana?" tanya Ezra.

"Bisa private party aja ga?" tawar Erlyn.

Ezra tersenyum.

" Iya, kalau kamu maunya gitu. Nanti kita ke Temanggung ya, jemput Ibu kamu"

Mendengar nama Ibunya disebut, Erlyn mendadak pucat.

Ezra membelai rambut Erlyn lembut.

"Walau bagaimanapun, dia yang membesarkan kamu, Sayang" bisik Ezra.

Erlyn menunduk.

"Sebenernya, Ezra juga punya permintaan" ucap Ezra.

"Apa?" tanya Erlyn.

"Sampai urusan pernikahan kita selesai, kamu tinggal di apartemen Ezra ya?" ucap Ezra pelan.

Pipi Erlyn memerah.

"Tapi kan kita belum nikah, Zra" tolak Erlyn.

"Tapi anak Ezra ada di perut kamu. Ezra wajib jagain dia" Ezra bersikukuh.

Erlyn terdiam.

"Kamu juga berhenti kerja ya. Ezra mau kamu fokus sama anak kita. Biar Ezra yang cari uang buat kalian berdua. Itu tanggung jawab Ezra" lanjutnya.

"Aku takut" timpal Erlyn.

"Takut apa?" tanya Ezra.

"Takut kalau bayi kita lahir, kamu lebih sayang dia" rajuk Erlyn.

Ezra tertawa.

"Kalau itu sih udah pasti!" seru Ezra.

Erlyn cemberut.

"Tapi sama mamanya juga sayang kok" lanjut Ezra.

Erlyn masih cemberut.

"Kalau ga sayang ama mamanya, nanti ga bisa bikin adek buat si baby" goda Ezra usil.

Erlyn tertawa.

"Yuk bikin yuk sekarang" ucap Erlyn.

"Haha, Mama nakal deh" celetuk Ezra.

"Ini dedek bayi loh yang minta" kilah Erlyn.

"Hahaha, masa sih? Ga percaya" ujar Ezra yang masih tertawa bahagia.

"Beneran, nih denger. 'Papa, bobo yuk?'" Erlyn menirukan suara bayi.

Ezra tertawa terbahak-bahak.

Ia memeluk dan mencium kekasihnya.

Hidupnya terasa komplit.

Hidupnya terasa komplit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Play and RepeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang