Aku tak tau banyak tentang mu
Tapi yang pasti aku menyukai senyummu,yang diam-diam ku bayangkan di setiap waktuku.***
Tepatnya aku lupa, saat umi mengingatkan bahwa hari ini kami sekeluarga akan pergi menjenguk saudara di bekasi.
Detik ini, aku masih terpaku di depan cermin, Mengacak rambutku yg masih basah. Sesekali menatap raut wajah yg kata orang manis! .
"Ridwan, cepetan donk nak " seru umi dari bawah, membuatku terbirit-birit menuruni tangga.
"Ini kok kayak anak perempuan aja toh,," semprot umi ketika aku tiba di ruang tengah.
Aku Hanya mengangkat bahu dan alis, lantas meraih kunci mobil yg tergeletak di atas meja. Detik berikutnya kami segera berangkat.
Mobil jenis Bmw800 melesat di jalan protokol, suasana hari ini sangat berbeda dgn hari biasanya. Tidak terlalu banyak lalu lalang kendaraan di jalanan, entah karena sudah menjelang hari raya atau karena mereka yg sedang minimalis mood untuk keluar.
"Abi kapan pulang ? " aku melirik umi yg tengah sibuk dgn mushaf di tangannya.
Alih-alih menjawab, umi justru hanya menggeleng tanpa mengalihkan pandangannya.
" umi bikin bete' aja dech " cetusku, yg merasa diabaikan olehnya.
Umi tersenyum seraya menutup mushaf dan meletakkannya.
"Kenapa??" tanyanya.
" bosen "
"Ya udah sekarang maunya gimana? "
Umi masih fokus menghadap ke arahku." umi apaan sich liatin ridwan kayak gitu.." sergahku, membuatnya tertawa renyah.
Aku semakin tidak faham, dari tadi umi hanya mengabaikanku, tapi sekarang dia menatapku seolah badut yg sedang acting di depannya.
"Nanti di depan belok kiri ya " pintanya, sembari menunjuk ke depan.
"Loch, kok kiri ? Bukannya kita mau ke rumah paman iqbal?!"
" umi masih ada janji sama sahabat umi " jawab umi, singkat.
Aku mematuhinya, dan tetap fokus mengendarai. Sekitar tiga puluh menit berlalu, akhirnya mobil terparkir rapat di depan Gedung islamic center jakarta.
Entahlah, umi mendadak saja memintaku berbalik haluan tadi. Dan aku tak perlu banyak tanya, wanita kalau udah gini Ya gini.
"Ayo masuk!" ujarnya, saat menyadari bahwa aku masih berada di dalam mobil.
"Enggak ah mi! Ngapain aku kesana, ridwan tunggu di mobil aja Ya?!" jawabku, lagian mana mungkin aku ikut ke dalam, paling juga mereka cuma arisan.
"Ayo donk,,temenin umi gih?" kali ini ia berbalik arah menghampiri.
Aku menghembuskan nafas panjang,
"Ya ampun mi, aku kan laki-laki ! Masa' harus ikut2an arisan " aku menolaknya lagi, karna tak mungkin aku masuk ke dalam sana dan bergabung dgn emak-emak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Antara Kita
RomanceLelah sudah hati yang memasung nama mu terlalu dalam, Mengharapkan mu yang tak pernah peduli, dan Melangitkan nama mu yang tak pernah merasa. Andai Melupakan semudah mengingat kembali, mungkin rasa ini telah pergi jauh sebelum akhirnya aku Rapuh. Da...