Chapter 15

2.1K 117 13
                                    

Tidak ada yang lebih indah selain cinta yang tulus ,tidak ada yang lebih menyenangkan dari lika-liku sebuah hubungan . Tidak mudah bagi keluarga kecil sehun menjaga sebuah bahtra rumah tangga dengan baik ,dari mulai kesedihan sampai yang tersakiti sudah mereka lalui ,dan tentunya tidak mudah untuk berada di titik ini .

Saat ini kehamilan haneul sudah menginjak usia dua bulan ,moodnya sering berubah-ubah di tambah sang putra yang entah kenapa selalu rewel ,membuat mood haneul semakin buruk . Karena haneul selalu mengalami morning sickens ,ia selalu muntah ketika mencium bau makanan karena itulah sehun yang menggantikan posisi haneul di dapur saat pagi hari.

"Wajahmu pucat sekali" sehun mengusap wajah haneul dengan sangat lembut "sudah kubilang kau jangan memasak"

"Jungyo selalu berkomentar jika ia bosan selalu sarapan roti ,bahkan dia pernah bilang masakanmu tidak enak " hari ini sehun memang tidak bekerja ia ingin menjaga sang istri di rumah.

"Eyh anak itu " sehun mendecak kesal ,pasalnya jungyo selalu bilang jika masakan sehun itu enak.

"Hari ini kau ingin makan siang dengan apa ?"

"Mmmm,terserah kau saja . Apapun yang kau buat akan ku makan " sehun mengecup bibir haneul sekilas.

"Cepat turun kebawah untuk sarapan,aku tidak ada selera untuk makan"

"Tapi bayi kita butuh makanan"

Entah kenapa setiap hari sehun selalu merasa khawatir pada sang istri ,wajah pucat haneul selalu membuat sehun khawatir . "Aku ingin tidur lagi " haneul memeluk sehun.

"Hmm. Tidurlah sayang" sehun menidurkan haneul namun masih tetap berpelukan

"Sehun" panggil haneul namun dengan suaranya yang lirih

"Kenapa ?"

"Aku merindukan appa" haneul menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher sehun .

"Kau ingin mengunjungi makam ayahmu ?" Sehun mengusap lembut punggung haneul ,ia bisa merasakan kesedihan haneul.

"Entah kenapa akhir-akhir ini aku sering bermimpi jika appa selalau ingin mengajakku pergi jauh" haneul mengeratkan pelukannya.

"Benarkah ? Pasti tidurmu selalu terganggu,kemana ayahmu ingin membawamu pergi ?"

"Aku tidak tahu . Appa selalu memegang tanganku ,tapi aku selalu melepaskannya di dalam mimpi itu aku selalu berkata bahwa aku tidak bisa meninggalkanmu dan jungyo"

"Jangan di pikirkan itu hanya bunga tidur saja ,mungkin ayah ingin kita mengunjunginya"

"Em "haneul mendongakkan kepalanya dan mencium bibir sehun sekilas " maaf karena akhir-akhir ini aku selalu marah-marah"

"Kenapa harus minta maaf ? Bukankah mood ibu hamil selalu berubah-ubah bukan" sehun memberikan seulas senyum. Haneul kembali menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sehun ,ia benar-benar mengantuk saat ini.

Kini haneul mengartikan cinta itu seperti angin ,tidak terlihat namun dapat ia rasakan , dan seperti bayangan kemanapun ia pergi cinta itu akan selalu mengikutinya.

Suara dering telepon sehun berbunyi san sukses mengagetkan haneul yang berada dalam pelukan sehun , sehun mengambil ponselnya yang berada di atas nakas

"Siapa ?" Tanya haneul yang penasaran siapa yang menelepon sehun.

"Dari sekolah jungyo " sehun segera mengangkatnya dan menempelkan benda persegi itu pada telinganya.

My family, My life (Sequel You Never See Me) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang