"Mbak. Mbak Putri," panggil Erina melihat Faizha yang melamun.
"Eh," Faizha tersadar. Tak terasa matanya berasa sangat pedih. Seperti ingin menumpahkan Air mata. Tapi dengan sekuat tenaga Faizha menahanya.
"Aku pulang dulu ya Er. Assalamualaikum," tanpa kembali menengok Faizha langsung berlari kearah mobilnya.
"Ternyata betul." Faizha masuk kedalam mobilnya dan langsung mengendarai mobilnya bukan menuju ke rumah--untuk saat ini hatinya sangat kacau sangat-sangat kacau. Faizha melajukan mobilnya kearah. Tempat Favoritnya ya tempat ya dulu selalu dia datangi.
Sampai di sana Faizha langsung berlari kearah Ayuanannya dulu. Ternyata ayunan itu masih ada.
"Aku bodoh. Aku bodoh." Faizha memilin dan menarik-narik kimarnya di bagian bawah.
Untung suasana sepi memang tempat ini cocok untuk orang yang meluapkan kesedihanya seperti Faizha. Tepatnya sepi dan jarang orang kesini itu yang membuat Faizha betah. Sifat Faizha yang suka menyendiri jika sedang sedih.
Faizha menangis sesenggukan. Mungkin matanya sudah memerah dan membengkak. Tapi Air bening yang keluar dari mata indah Faizha itu tak mau berhenti. Di lihat Faizha saat ini sangat kacau. Faizha benar-benar sangat rapuh. Dengan kasar Faizha menghapus air matanya tapi nyatanya air itu tetap turun kebawah melewati pipinya.
"Ini," ucap seseorang langung menyodorkam sapu tangan kearah Faizha. Faizha belum mengambil sapu tangan itu. Seketika Faizha mendongak menatap seseorang yang kini berdiri tegab di depanya. Faizha masih terpaku melihat seseorang di depannya.
"Sudah nagisnya," lanjutnya dengan senyum manis. Faizha masih terdiam melihat sapu tangan yang pria itu ulurkan untuknya.
"Rendi," lirih Faizha. Faizha menatap Rendi bingung. Dari mana datangnya pria itu.
"Hemm kenapa kamu nangis? sudah nagisnya Zha," ucap Rendi kembali mengulurkan sapu tanganya. Faizha mengambilnya dan langsung mengelap wajahnya. Faizha hanya menggeleng menidakkan pertanyaan Rendi membuat Rendi mengehela nafas berat.
"Aku tau kamu sedang ada masalah. Tak mungkin kamu menangis jika tidak ada apa-apa," ujar Rendi. Faizha kembali menggeleng.
"Ayo lah Zha. Tak apa kamu bisa cerita sama aku," Ucap Rendi sedikit memaksa. Lagi-lagi Faizha menggeleng membuat Rendi kembali menghenbuskan nafas kasar.
"Ya udah kalo kamu nggak mau cerita nggak pa-pa." Rendi mendudukan badan di akar besar dekat Ayunan Faizha. Bersender di sana sambil menatap lekat Faizha yang masih diam sambil menatap kosong lurus kedepan.
"Ren. Kok kamu bisa di sini?" Tanya Faizha sedikit heran.
"Memang kenapa jika aku ada di sini?" Tanya balaik Rendi sambil menatap Faizha jail. Membuat Faizha memutar matanya malas.
Faizha beranjak dari ayunannya. Mulai berjalan meninggalkan Rendi.
"Faizha! Kenapa pergi?" Tanya Rendi sambil menyamakan langkahnya dengan Faizha.
"Nggak," jawab Faizha malas.
"Kamu marah. Ih masih sama kayak dulu waktu kita pacaran kamu ngambekan," ucap Rendi langsung terkekeh jail. Faizha tak menghiraukan ucapan Rendi dan lebih mempercepat gerak kakinya. Tapi lagi-lagi Rendi mengikutinya.
"Kamu kenapa ngikutin aku sih!" Ucap Faizha kesal. Badannya berbalik menghadap Rendi.
"Emang kenapa? Nggak boleh ya aku ngikutin kamu," jawab Rendi asal. Yang membuat Faizha menghentak-hentakan kakinya dan berjalan cepat. Faizha sungguh kesal dengan manusia satu ini. Hatinya tengah kacau karna Arga. Dan mahluk yang bernama Rendi ini malah membuatnya bertambah kesal.
"Bisa nggak nggak ngikutin aku. Aku lagi mau sendiri jangan ngikutin aku. Nggak enak juga kalo kita di lihat berduaan kaya gini. Bukan mahrom tau," ucap Faizha kesal. Sungguh dirinya benar-benar kesal dengan Rendi. Mahluk ini sungguh menyebalkan. Soal sakit hatinya dulu dengan Rendi. Faizha telah melupakanya. Toh sudah tidak ada nama Rendi di hatinya.
"Bilang aja kamu malu kan. Kamu masih suka sama aku," ucap Rendi dengan percaya dirinya.
Faizha kembali berbalik menghadap Rendi.
"Nggak! Udah pergi sana," kesal Faizha. Faizha menggerak-gerakkan tanhanya seperti mengusir. Makhluk yang memiliki tingkat percaya diri seperti Rendi membuat Faizha kesal sekesal-kesalnya.
Faizha tanpa menghiraukan Rendi lagi berlari kearah mobilnya. kesal dengan Rendi. Semakin di tanggapi semakin menyebalkan ucapanya. Faizha benar-benar kacau hari ini. Hatinya kacau karna Arga dan sialnya Faizha bertemu dengan Rendi. Tak bisakah seorangpun tidak membuat hatinya kacau hari ini.
Faizha melajukan mobilnya. Binggung dengan tujuanya saat ini. Ingin pulang kerumah tapi hatinya masih sangat kacau. Benci dengan Arga. Ya Faizha pun manusia saat ini hatinya sangat kesal, kecewa, benci dengan Arga.
Faizha memelankan laju kendaraannya. Matanya menatap jalan tapi pikiranya terkuras tentang bagaiman kedepanya hubunganya dengan Arga. "Kami dekat mbak. Dia pelindungku. Hem sekaligus calon ku" apa benar Erina itu calon dari Suaminya. Berarti Arga ingin memadunya. Wanita mana yang siap jika suaminya ingin menikah lagi. Dan apa kah Erina tak tau jika Faizha ini istrinya. Apakah perempuan itu tak tau jika Arga telah menikah?.
Faizha ingin memaki Erina tapi Faizha tau mungkin bukan salah Erina. Wanita itu wanita baik. Faizha tau itu. Tak mungkin wanita sebaik itu mau merebut suami orang. Dan ya Faizha tak tega dengan Erina dan keadaanya. Erina sakit. Hidup sendiri. Cukup sudah penderitaan Erina. Faizha menggigit bibir bawahnya. Air matanya kini deras merebes dari kelopak matanya. Bingung dengan keadaan satu sisi. Faizha kesal dengan Arga karna tega membohonginya dan tentang hubunganya dengan Erina. Tapi di satu sisi Faizha sangat kasian dengan wanita itu.
Tak terasa mobil Faizha berhenti di depan rumahnya. Faizha mengehela nafas kasar. Faizha menguatkan hatinya. Dengan perlahan Faizha memasukan mobilnya kepekarangan rumah. Dan memakirkan mobilnya ke garasi.
Faizha keluar dari mobilnya dan perlahan berjalan masuk kedalam rumah.
"udah pulang Zha?" Arga berjalan mengampiri Faizha. Faizha masih terdiam di tempat dengan ekspresi datarnya.
"Faizha," lirih Arga dengan tangan yang telurur ingin memeluk Faizha. Tapi Faizha dengan sigap mudur dan membuat Arga mengerutkan keningnya.
"Kamu kenapa zha?" Tanya Arga bingung. Tanganya kembali ingin menyetuh pundak Faizha. Tapi lagi-lagi Faizha menepisnya.
Tanpa menghiraukan Arga, Faizha mulai berjalan kearah kamarnya. Untuk saat ini Faizha tak siap untuk sekedar mengobrol. Melihat Arga pun membuat hatinya kembali teriris.
"Kamu kenapa zha?" Tanya Arga berjalan menyamakan langkahnya dengan Faizha. Tapi Faizha kembali lebih mempercepat langkahnya.
"Izha kamu kenapa?!" Tanya Arga lagi dengan suara sedikit berteriak keras.
Faizha terpaku dan terdiam di tempatnya.
"Tanyakan pada diri Mas sendiri," ucap Faizha tanpa berbalik, Air mata Faizha kembali berjatuhan. Dengan kasar Faizha mengapusnya dan kembali melanjutkan tujuanya ke kamar dengan berlari.
Arga terdiam di tempat sambil menatap pintu yang menutup. Meneggelamkan Faizha di dalamnya.
TBC haiyhiyaa
1K kata ya guys😊
Kapokkkk lu Arga hahahah😂
Maafkan typo
Lanjut baca😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You (Complete✔)
Spiritual(CERITA TAMAT) •Rank #01 - pernikahan [07-07-19] •Rank #1 - Spiritual [22-01-20] "Abi akan menjodohkan kamu dengan Anak teman Abi" Deg... Faizha langsung bangkit dari tempat tidurnya, di tegakkannya badanya. Mata Faizha menatap lekat mata Ahmad Abi...