Part 7

2.4K 102 8
                                    


Mobil yang dikendarain Kayla sudah sampai di depan gerbang sekolahnya, Rehan pun turun dari mobilnya untuk membukakan pintu mobil untuk Kayla.

Kayla turun dari mobil seraya terkekeh.

"Berasa jadi tuan putri," ujar Kayla dengan kekehan yang belum berhenti.

Rehan pun ikut terkekeh.

"Kan emang tuan putrinya Abang." Rehan mencubit gemas hidung Kayla.

Banyak yang melihat itu iri. Entahlah, adik-kakak itu selalu saja membuat para murid envy setiap pagi di depan gerbang.

Terlihat seorang laki-laki dengan wajah datar menghampiri mereka.

"Eh, Ferry. Apa kabar lo ?" sapa Rehan.

"Baik, Bang."

"Masih dingin aja sikap lo." Rehan tertawa diikuti Kayla.

"Emang gitu dia mah, Bang." ucap Kayla.

"Yaudah. Adek kekelas dulu ya, Bang."

"Iyaa, belajar yang rajin. Jangan mikirin cowok mulu." ucap Rehan seraya mengusap kepala Kayla.

Kayla hanya cemberut dengan perkataan Abangnya.

"Siapa juga yang mikirin cowok." cibir Kayla dengan bibir yang mengerucut.

"Udah jangan ngambek. Masuk sana, Abang juga ada kelas bentar lagi."

"Ohya, jagain adek gue ya, Fer." tambah Rehan yang hanya di jawab deheman dan anggukan Ferry.

"Kakak tinggal ya, Dek." Rehan mencium pucuk kepala Kayla sayang.

Dan Kayla membalas dengan mencium pipi Rehan.

"Iya, Bang. Semangat ya Bang kuliahnya," ujar Kayla setelah itu berjalan beriringan bersama Ferry menuju koridor.

"KAYLA!" teriak seorang gadis dari arah belakang.

Gadis tersebut berlari kearah mereka dengan nafas yang terengah.

"Ya ampun, Sal. Jangan teriak-teriak gitu deh." ucap Kayla yang hanya dijawab cengiran oleh Salsha.

"Ayok, ke kelas. Bentar lagi bel," ujar Ferry.

Mereka pun berjalan beriringan menuju kelas.

***

"Sekian dari Bapak, kalian boleh istirahat." ucap Pak Agus yang merupakan guru Bahasa Indonesia.

Para murid pun berhamburan menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong.

"Kayla ayo kita kekantin, perut gue udah bunyi nih." ucap Salsha yang sudah di depan pintu kelas.

"Iya bentar," ujar Kayla seraya memasukan buku kedalam tas. Selesai itu Kayla pun menghampiri Salsha diikutin oleh Ferry.

Mereka pun menuju kantin, tak butuh waktu lama mereka sampai.

"Hmm.. Mejanya udah penuh nih. Kita duduk dimana ya?" ucap Kayla sambil melihat kesegala arah mencari meja yang masih kosong.

"KAYLA SINI." teriak seseorang sambil melambaikan tanganya.

Siapa lagi kalo bukan Raka, tak lupa disebelahnya yang sudah senyam-senyum ke arah Salsha. Siapa lagi kalau bukan Beni.

"Yuk kesana." ajak Kayla pada Kedua sahabatnya untuk menuju meja Raka.

Salsha dan Ferry hanya menurut saja dan mengikuti Kayla beriringan.

"Duduk bareng kami aja, disini masih bisa tiga orang kok," ujar Raka sambil menarik satu kursi di sebelahnya.

"Kayla duduk sama Raka ya." ucap Raka sambil tersenyum kearah Kayla. Dibalas anggukan dari Kayla.

Kayla pun menuju kursi dan duduk di sebelah Raka.

Ferry melihat itu tidak senang, namun dia tidak bisa melarang Kayla karena Kayla setuju saja duduk di sebelah Raka.

"Salsha duduk disebelah gue sini." ucap Beni sambil menepuk duduk yang berada di sampingnya.

Salsha hanya pasrah karena cuman kursi itu saja yang masih tersisa.  Karena Ferry udah mengambil kursi disebelah Kayla.

"Oke, sekarang kalian mau pesan apa ?" tanya Raka kepada mereka.

"Kayla seperti biasa aja deh, Somay sama es jeruk."

"Samain." ucap Ferry datar.

"Gue Bakso sama es jeruk." ucap Salsha malas.

"Ya udah, gue sama Beni yang bawa pesanan kalian." Ucap Raka berlalu diikutin oleh Beni.

Tak butuh waktu lama Raka dan Beni pun datang membawa nampan dengan pesanan mereka.

Mereka pun langsung menyantap makanan mereka masing-masing.

"Ya ampun, Bunny. Kamu makannya kayak anak kecil aja." ucap Raka seraya mengelap bibir Kayla dengan tisu.

Wajah Kayla memerah karena malu, dan ada sedikit getaran di hatinya.

'Kok deg-deg an ya, apa aku punya riwayat penyakit jantung?.' Batin Kayla.

Ferry melihat itu sangat kesal, tapi dia tidak mau ribut dengan Raka karena ada Kayla. Pasti Kayla akan membela Raka dibanding dia.

Entah lahh, Ferry merasa kalo Kayla itu sepertinya menyukai Raka. Dan itu membuat Ferry merasa sedih dan sakit.

"Nanti pulang bareng ya, Bunny." ucap Raka sambil tersenyum ke arah Kayla.

"Gak. Kayla bareng gue." ucap Ferry dingin.

"Kayla pulang sama Raka aja ya Fer," ujar Kayla polos. Kayla merasa senang karena Raka mengajaknya pulang bareng.

Raka mendengar itu tersenyum kemenangan. Sungguh ia sangat senang Kayla selalu berpihak padanya.

"Tapi Kayla, Abang Rehan udah nyuruh gue untuk jagain Kayla. Jadi Kayla harus pulang bareng Ferry ya." ucap Ferry lembut.

Kayla pun baru ingat kalo Bang Rehan nyuruh Ferry untuk jagain Kayla. Kayla pun mengangguk saja, karena Kayla tidak bisa membantah perkataan Bang Rehan.

"Maaf ya Raka, lain kali aja pulang barengnya." ucap Kayla dengan raut wajah sedikit sedih.

"Iya, nggak papa kok. Masih banyak hari yang lain buat pulang bareng kan." ucap Raka sambil mencubitin pipi Chubby Kayla. Raka tau jika Kayla ini sedih, sepertinya Raka sudah berhasil membuat Kayla menyukai dirinya.

Walaupun Raka merasa kecewa tidak pulang bareng dengan Kayla. Setidaknya dia sudah berhasil membuat Kayla menyukai dirinya. Dan itu membuat Raka senang. 

Tbc.

Author nggak pernah bosen untuk mengetik ini 👇👇👇

Don't forget. Vote and Comment😚😚





















RaKayla Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang