PART 2

4 1 2
                                    

Flashback On

Saat masih SMA gue sempat menyukai seorang laki-laki, dia kakak kelas gue, terus dia itu most wanted, jadi jangan heran kalau hampir seluruh siswi di SMA ku menyukainya, dia juga siswa terpintar di sekolahku. Hanya saja kekurangannya adalah ia orang berandalan, seperti suka bolos, sering ngerjain guru, bahkan ketua tawuran di sekolah ku. Gengnya pun sangat ditakuti di sekolahku, ya intinya senggol dikit bacok. Ngerii yaa

Pagi itu, aku pergi ke sekolah diantar ayah. Ketika sampai aku langsung menyalimi ayahku, dan keluar dari mobil lalu berlari menuju kelasku. Saat sampai di kelas, aku menuju bangkuku dan langsung mendudukinya lalu kemudian membuka buku mata pelajaran yang akan dipelajari pada jam pertama. Eits jangan salah, aku termasuk siswi yang pintar, gak pintar-pintar amat sih, tapi selalu masuk 3 besar tiap semester. Tak lama kemudian, bel masuk berbunyi, semua murid dikelasku sudah datang semua, hanya satu yang belum datang yaitu sahabatku, biasanya dia tidak pernah terlambat seperti ini. Tapi tak lama, terdengar deru langkah berlari, muncullah sahabatku di hadapan pintu sambil ngos-ngossan habis berlari, dia langsung masuk ke kelas dan duduk di bangkunya yang bersebelahan dengan tempat dudukku.
"Kemana aja lu? Kok baru datang? Biasanya juga duluan lu." Tanyaku
"Hah hah hah, gila lu Syil, gue masih ngos-ngossan gini langsung lu tanyain, tunggu gue napas dengan benar kek baru lu tanyain, kalau gak kasih air kek, ini malah ditanya." Cerocosnya padahal dia masih ngos-ngossan.
"Iya-iya maaf, nih air minum gue, minum aja. Terus lu napas dulu yang bener." Kataku sambil.menyerahkan botol minumku yang selalu ku bawa ke sekolah.
Sahabatku pun langsung meminumnya, tak lupa setelah itu dia menetralkan napasnya yang masih ngos-ngossan.
"Udah napas bener nih gue, lu nanya apa tadi. Kenapa gue terlambat ya? Gimana gak terlambat orang gue bangun kesiangan, terus ya waktu gue bawa mobil eh gak taunya mobil gue mogok tengah jalan, yaudah gue nelpon supir gue dong sambil mencari taksi lewat. Terus waktu udah dapat taksi gak taunya malah macet, karena di depan kami ada yang kecelakaan, dari situ lah gue keluar dari taksi tapi sebelumnya gue bayar dulu dong. Habis keluar dari taksi gue langsung lari ke sekolah, ya kira-kira gue lari 1,5 KM lah, ya jadi ginilah gue datang ngos-ngossan." Cerocosnya tanpa henti
"Iya-iya, gila panjang banget kaya rel kereta api aja." Sahutku, ya begitulah sahabatku. Dia kalau sudah cerita panjang banget sampai lupa waktu. Oh iya namanya itu Arisya Dewi Atmaja biasa gue panggil Aris kalau gak ya Isya, gak lah deng gu becanda kalau yang Isya. Dia itu kalai dipanggil biasanya Dewi, tapi kalau orang dekatnya pasti manggilnya Aris, kayak nama laki-laki kan ya.
Tak lama setelah Aris cerita, seorang guru memasuki kelasku dan pelajaran pun berlangsung.
Saat istirahat, aku dan Aris pasti ke kantin, dan tempat duduk langganan kami itu didekat kaca besar yang memperlihatkan langsung suasana luar. Setelah memesan, tak lama pesanan kami pun datang. Saat kami ingin makan, datanglah si pengganggu yang mengambil makananku. Siapa lagi kalau bukan Revan si most wanted.
"Eh kak, siniin deh makanan gue, gue mau makan." Kataku
"Enak aja, ini jadi milik gue. Kalau lu mau bisa kok, tapi lu harus jadi pacar gue." Kata Kak Revan
"Gak bisa lah kalau gitu, apaan. Ayo siniin. Gue gak mau ya kak jadi pacar lu. Cepetan dah balikin, gue lapar." Sahutku
"Loh kok gak mau, gue kan ganteng, ya gak Dewi?" Tanyanya dengan sahabatku
"Eh i i iya kak, kakak ganteng pakai banget." Kata sahabatku sambil menatap kak Revan dengan bertopang dagu. Hal itu semakin membuatku kesal setengah mati.
"Tuh apa kata Dewi, dia aja ngakuin kalau gue ganteng. Gimana lu mau kan jadi pacar gue?" Tanya kak Revan lagi
"Maaf, gak akan." Sahutku menatapnya tajam sambil menarik Aris pergi dari kantin karena selera makanku sudah hilang karena kejadian tadi.
"Eh mau kemana Syil?" Tanya Aris
"Udah lu ikut aja, pokoknya kita pergi dari kantin, makanan lu tinggal aja. Gue eneg disini. Kuy cabut." Sahutku lalu berlalu meninggalkan kantin bersama Aris.
Di kantin, tinggallah laki-laki yang tak lain Kak Revan
"Hm menantang, belum pernah gue ditolak cewek mentah-mentah." Kata Revan
"Hahaha ngakak gue liat wajah lu bro, ekspresi lu terkejut ketika ditolak mentah-mentah." Kata temannya yang bernama Kak Aldi
"Diem lu." Jawab Revan
"Gu tantang dah lu, kalau lu bisa dapetin dia jadi pacar lu dalam jangka waktu sebulan, gue bakalan kasih dah mobil ferrari milik gue yang baru gue beli buat elu. Tapi kalau lu gak bisa dapetin dia dalam seminggu, lu harus beliin gue mobil sport terbaru. Gimana deal?" Ajak Aldi
"Tawaran yang menarik, oke deal." JawabTak lama setelah Aris cerita, seorang guru memasuki kelasku dan pelajaran pun berlangsung.
Saat istirahat, aku dan Aris pasti ke kantin, dan tempat duduk langganan kami itu didekat kaca besar yang memperlihatkan langsung suasana luar. Setelah memesan, tak lama pesanan kami pun datang. Saat kami ingin makan, datanglah si pengganggu yang mengambil makananku. Siapa lagi kalau bukan Revan si most wanted.
"Eh kak, siniin deh makanan gue, gue mau makan." Kataku
"Enak aja, ini jadi milik gue. Kalau lu mau bisa kok, tapi lu harus jadi pacar gue." Kata Kak Revan
"Gak bisa lah kalau gitu, apaan. Ayo siniin. Gue gak mau ya kak jadi pacar lu. Cepetan dah balikin, gue lapar." Sahutku
"Loh kok gak mau, gue kan ganteng, ya gak Dewi?" Tanyanya dengan sahabatku
"Eh i i iya kak, kakak ganteng pakai banget." Kata sahabatku sambil menatap kak Revan dengan bertopang dagu. Hal itu semakin membuatku kesal setengah mati.
"Tuh apa kata Dewi, dia aja ngakuin kalau gue ganteng. Gimana lu mau kan jadi pacar gue?" Tanya kak Revan lagi
"Maaf, gak akan." Sahutku menatapnya tajam sambil menarik Aris pergi dari kantin karena selera makanku sudah hilang karena kejadian tadi.
"Eh mau kemana Syil?" Tanya Aris
"Udah lu ikut aja, pokoknya kita pergi dari kantin, makanan lu tinggal aja. Gue eneg disini. Kuy cabut." Sahutku lalu berlalu meninggalkan kantin bersama Aris.
Di kantin, tinggallah laki-laki yang tak lain Kak Revan
"Hm menantang, belum pernah gue ditolak cewek mentah-mentah." Kata Revan
"Hahaha ngakak gue liat wajah lu bro, ekspresi lu terkejut ketika ditolak mentah-mentah." Kata temannya yang bernama Kak Aldi
"Diem lu." Jawab Revan
"Gu tantang dah lu, kalau lu bisa dapetin dia jadi pacar lu dalam jangka waktu sebulan, gue bakalan kasih dah mobil ferrari milik gue yang baru gue beli buat elu. Tapi kalau lu gak bisa dapetin dia dalam seminggu, lu harus beliin gue mobil sport terbaru. Gimana deal?" Ajak Aldi
"Tawaran yang menarik, oke deal." JawabRevan, tanpa ia tahu hal apa yang akan terjadi saat waktu itu tiba.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Because I ♡ U Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang