"Ya besok lah" jawab gue.
" pengen segera berangkat" rengeknya.
"Ya udah bentar, lo tunggu disini!" pinta gue. Gue langsung ngambil hp di atas nakas samping ranjangku.
Rahmat & Tomy
Hallo tom.
Iya tuan, ada apa?
Siapkan pesawat pribadiku sekarang!
Baik tuan.
Tut.. Tut..
Gue pun langsung mematikan telfonnya, dan memanggil sasa.
"Sa.. " panggil gue.
"Iya apa? " sasa berjalan menghampiri gue.
"Keluarin baju lo di dalam koper" perintahku.
"Buat apa? " tanya nya.
"Banyak banyak lah kau ni" ucapku. Sasa pun mengeluarkan baju dan barang barang yang dibawa, gue langsung membuka koper gue dan memasukkan baju dan barang barang sasa.
"Kok jadi satu? " tanya sasa.
Ting... Ting..
Rahmat & Tomy
Tuan sudah siap.
Tunggu aku.
Tut.. Tut..
"Ayo berangkat! " ucap gue. Kitapun keluar kamar sambil membawa koper. Sampailah kita di belakang vila, dan segera menuju ke arah pesawat jet pribadiku.
"Tuan, sini barangnya biar saya bawa" pinta tomy.
" makasih tom" ucapku sambil memberikan koperku.
"Sa ayok masuk! " ajak gue.
"masuk? " tanya sasa.
"Nggak sa.. Bersihin nih pesawat" ujar gue kesal.
"Iya iya.. Ayok masuk" ucapnya sambil terkekeh geli. Sasa langsung masuk tanpa menunggu gue.
"Eh eh.. Macam mana pula kau nih, tinggal tinggal gue" ketusku. Sasa hanya ketawa gak jelas. Di dalam pesawat kami memilih tidur.
07.00 WIT.
Kesya putri ananda." bangun! Sudah sampai" sambil menepuk jidatnya.
"Udah sampek? " tanyanya.
"Udah! Ayolah!! "Ajakku.
"Iya iyaaa.. " kusutnya. Kamipun segera keluar dari pesawat, aku melihat kami sudah ada di belakang rumah yang mewah.
"Mat! Kita kesasar, lihat ini. Kita tidak di bandara" takutku.
"Macam mana kau ni, ini rumah gue! Kita nggak kesasar krapu" ketusnya sambil terkekeh geli. Dia segera mencekal tanganku dan mengajakku menuju rumah yang dibilang rumah dia. Sampainya di depan rumah, kami segera masuk. Saat aku melangkahkan kaki, tiba tiba rahmat menggendong ku begitu saja.
"Turunin aku udang! " teriakku. Dia malah mengabaikan perkataanku, dia menuju ke kamar lalu masuk.
Braakkk...
"aww.... Sakit udang" rengekku. Dia jatuhin tubuhku di lantai tanpa dosa, geramnye aku.
"Hhh... Itu bukan seberapa nona" senyum simpul. Aku segera bangkit lalu berdiri, aku mulai berjalan menuju ke arah koper dan membukanya. Satu persatu aku keluarin dan ku tata rapih di dalam almari baju. Sungguh penat sekali pagi ini, akupun berjalan menuju ke arah rahmat.
"Hei, ayo kita ke taman!" ajakku.
"Buat apa? " tanyanya.
"Berakk! " ucapku yang sedikit kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Cinta Seorang Wanita Biasa❤
Fiksi RemajaKutemukan cahaya dibalik dirimu yang selalu dingin kepadaku.