Sengaja.
Jennie datang ke sekolah lebih pagi dari biasanya, ia tak mau berjumpa atau berpas-pasan dengan Hanbin sejak kejadian kemarin sore. Ia tak mau ada obrolan canggung saat mereka bertemu.
Dengan langkah yang terburu-buru, Jennie menuju kelasnya yang berjarak lumayan dekat. Ia sengaja tak menoleh ke kanan atau ke kiri untuk memperkecil kemungkinan jika saja ada Hanbin yang mencoba mengajak Jennie berbicara.
"Jennie!"
Jennie meringis, matanya langsung memejam. Ia semakin mempercepat langkahnya.
Dalam hati Jennie mengumpat, mengapa kelas terasa begitu jauh dibanding hari biasanya.
"Eh sialan malah kabur lo" Bobby menghadang jalan Jennie dengan tiba-tiba.
Jennie hampir saja tersurung ke depan kalau saja tasnya tidak ditarik oleh seseorang di belakang.
Pikirannya mulai berkelana tak jelas lagi, ia tak mau jika seseorang yang berada di belakangnya adalah seorang Hanbin.
Lalu Jennie berusaha berjalan menjauh dengan cara mengendap-endap.
"Ih gue bukan mau minta contekan fisika, ga usah kabur gitu deh!"
Lisa menarik tas Jennie sehingga mereka menjadi berhadapan.
Jennie menghembuskan nafasnya lega.
"Apa? Kalian mau begal gue?"
Lisa dan Bobby menatap satu sama lain, lalu keaduanya serempak menggeleng.
"Ih gue mah beda urusan sama dia" ucap Bobby menatap sinis Lisa.
Lisa mendaratkan pukulan keras di lengan Bobby. "GUE JUGA GA PERNAH MAU BERURUSAN SAMA LO KECOAK BETINA"
"LAH ELO BIAWAK HASIL TRANSGENDER"
Jennie yang melihat pertengkaran kecil itu malah menjewer kuping keduanya, lalu ia memelintirnya dengan gerakan pelan.
"Berisik tau ga!" tegas Jennie menatap keduanya bergantian.
"Eh u-udah lepasin ini"
"Iya engga engga deh"Jennie mendegus lalu menghempaskan keduanya dengan keras.
Lisa dan Bobby mengelus-elus kupingnya dibarengi gerutuan yang lebih seperti gumaman kecil. Bisa lebih gawat kalau ia mengumpat di hadapan muka Jennie langsung.
"Udah cepetan kasih tau gue kalian mau apa"
"Gak jadi, bete gue!" dengus Bobby lalu meninggalkan Jennie dan Lisa.
Jennie menatap Lisa heran, sedangkan Lisa mengangkat bahunya. Mereka lalu tertawa melihat tingkah Bobby yang random dan agak aneh itu.
"Lo dipanggil sama Rose tuh di aula"
Seketika bibir Jennie kelu, pemikiran buruk langsung bermunculan secara bersamaan.
"Ada apaan ya?"
"Mana tau lah gue, ayo" Lisa langsung menarik paksa lengan Jennie.
Jennie yang saat itu berpikiran buruk, melangkah dengan ragu. Ia tak mau Rose salah paham.
Ia hanya.
Hanya, mencoba jujur dengan dirinya sendiri.
"Jennie, jalan lo kenapa si? Kaki lo ga sakit kan?"
Jennie menggeleng.
Lisa menatap Jennie dengan pandangan heran, lalu melanjutkan jalannya kembali.
Namun tetap, kemungkinan buruk itu terus menghantui Jennie yang membuatnya kembali tak fokus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay -bp ikon
Fanfiction[masa revisi] Kadang ekspetasi tidak seindah realita, kadang nasi tidak seenak boled jawa. ❝Lo bukan Albert Einstein, apalagi Thomas alva edision, tapi kenapa lo bisa menemukan bagian terpenting di hidup gue?❞ "Apaan?" "Kamu" Sejenak laki laki itu t...